SKJENIUS.COM.- MIRIS‼️Sistem perekonomian kapitalisme yang dianut mayoritas negara di
dunia menyebabkan banyaknya orang miskin. Pasalnya, sistem ekonomi kapitalisme
ini mengenyampingkan rasa keadilan bagi umat manusia. Sehingga menimbulkan
ketimpangan sosial di masyarakat.
Diperkirakan saat ini sedikitnya 824 juta jiwa
warga bumi masih miskin dan memprihatinkan. Sementara itu, BPS mencatat, total
jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2022 sebanyak 26,16 juta orang.
Celakanya lagi, sistem ekonomi kapitalisme
hanya berpihak kepada pemodal. Sistem kapitalisme akan membentuk perilaku
individualis pada setiap orang dalam masyarakat yang ditandai dengan karakter
materialisme
Karena itu, sangat bertentangan dengan
nilai-nilai luhur budaya Nusantara. Pasalnya, prinsip Dasar Ekonomi Masyarakat
Nusantara adalah Gotong Royong. Dalam budaya kita, menjalankan roda ekonomi itu
dengan tujuan kemaslahatan bersama.
Masyarakat melakukan kegiatan ekonomi
dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia dan fokusnya untuk
mencukupi kebutuhan sesamanya
Jadi kegiatan ekonomi adalah tindakan manusia
untuk memperoleh barang ataupun jasa guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan
ini dapat dilakukan dengan saling bertukar barang atau menukar mata uang.
Seperti yang kita ketahui bersama, manusia
tidak ada yang dapat hidup sendiri. Ia pasti membutuhkan bantuan dari manusia
lainnya. Sudah seharusnya sesama manusia saling tolong menolong dalam kehidupan
sehari-harinya
Jadi, pada dasarnya kegiatan ekonomi dalam
budaya Nusantara adalah saling membantu dan bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama.
Dengan demikian, sistem ekonomi masyarakat
Nusantara sangat bertolak belakang dengan sistem kapitalis. Karena
Sistem kapitalis itu mengutamakan keuntungan pemilik modal semata.
Karena itulah, jika rakyat Indonesia ingin maju
dan berkembang dalam ekonomi, harus segera keluar dari cengkeraman kapitalis
global.
Mengembangkan
Sistem Ekono Kerakyatan
Kita harus betul-betul mengembangkan sistem
ekonomi yang berazaskan Gotong Royong dan kekeluargaan serta bekerjasama untuk
meraih kesejahteraan bersama.
Prinsip Kerja Sama ini sejalan dengan Konsep “Ta'awun”
atau tolong menolong dalam Islam. Sebagaimana
disebutkan Allah dalam Firman-Nya:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maaidah: 2).
Bismillah dengan berazaskan Gotong Royong ini
kita bisa membangun team work dalam bisnis keluarga.
Yakinlah! Kekuatan dan keberkahan suatu bisnis
akan terwujud dengan sistem berjamaah satu keluarga yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah. Sebagaimana hal tersebut dijanjikan-Nya dalam Al-Qur'an:
“Dan
sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al A'raf : 96)
Manifestasi prinsip gotong royong dan kerjasama
ini secara konkret dapat dibuktikan dalam mengelola suatu usaha keluarga.
Kita
dapat mengembangkan usaha keluarga dengan semangat kebersamaan yang terwujud
dalam semboyan filosofi hidup bangsa Indonesia “berat sama dipikul, ringan sama
dijinjing”
Konsekuensinya, seluruh anggota keluarga harus
saling mendukung sesuai porsi dan kemampuannya masing-masing.
Membangun
Team Work dalam Binis Keluarga
Kegiatan bisnis keluarga akan melibatkan peran
anggota rumah tangga dalam menjalankan usaha tersebut
Dalam sebuah keluarga yang meliputi seorang
ayah, ibu dan anak mempunyai peran dalam kegiatan usaha keluarga itu.
Kerja
sama antara anggota rumah tangga tersebut berfungsi untuk mengoptimalkan hasil
usaha serta memenuhi kebutuhan rumah tangga
Selain itu, dengan mengelola bisnis bersama keluarga,
maka keuntungan yang diperoleh juga akan menjadi milik bersama.
Namun,
jangan lupa dalam bisnis keluarga perlu ada pemimpin yang tegas dan bisa
mengambil keputusan secara adil
Seorang ayah dan ibu memiliki peran yang kuat
di dalam rumah tangga, mereka sebagai pengambil keputusan yang berkaitan dengan
kebutuhan rumah tangga. Sementara itu
semua anak menjadi anggota Team Work sesuai kompetensinya
Berikut ini tips sukses dalam mengelola bisnis
bersama keluarga,
- Musyawarah Sebelum Memulai Bisnis
- Susun Rencana Bisnis Yang Baik
- Atur Pembagian Tugas
- Membangun Rasa Tanggung jawab Bersama
- Tegakkan Keadilan Dalam Segala Hal
- Manajemen Risiko Berbasis Sedekah
- Saling Menjaga Komunikasi
Semoga paparan singkat ini dapat memberi
inspirasi dan menambah semangat Anda untuk membangun bisnis keluarga. Banyak perusahaan besar dan mapan yang
berawal dari sebuah bisnis keluarga yang kemudian berkembang dan bahkan
meraksasa
Untuk itu, perlu disadari sejak awal bahwa
dalam mengelola bisnis keluarga yang sukses, mengharuskan Anda memperlakukan
bisnis sesuai aturan bisnis.
Sebagaimana hal tersebut sering diingatkan oleh
Guru Mursyid kita, Allahyarham Haji Nasir Adnin,
“Bisnis itu ada aturannya, kegiatan sosial pun
ada aturannya. Maka jangan campuradukkan antara kegiatan bisnis dan kegiatan
sosial. Insya Allah kamu sukses dalam bisnis.”
Namun demikian, perlu disadari bahwa seorang
pebisnis punya tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya.
Karena itu, seorang pengusaha harus mempunyai
komitmen dan pertimbangan yang cermat terhadap hak asasi
manusia, komunitas, lingkungan, dan masyarakat tempatnya beroperasi
Nah, jika Ingin Bisnis Anda Berkembang, Ikuti
aturan berikut ini :
- Memberi Solusi pada Umat
- Terapkan Manajemen Ilahiyah
- Manajemen Keuangan Efektif
- Prioritaskan Kualitas
- Gunakan Spiritual Marketing
- Menjalin Relasi dengan Pelanggan
- Sedekah sebagai instrument manajemen risiko
Semoga Allah memberi petunjuk dan kemudahan
kepada kita semua dalam mengembangkan Ekonomi Gotong Royong.
Wa Billahi Taufiq wal Hidayah.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Silakan Kunjungi, Subscribe, Like dan Share
Link SKJENIUS.COM :
1. EKONOMI
GOTONG ROYONG : Membangun Team Work Bisnis Keluarga : https://youtu.be/HdmwnWxicLM
2. TIDAK
ADA ALASAN MENGANGGUR !!! Kembangkan Potensi Diri : https://youtu.be/AB2d_YOnywE
3. PELIHARA
NAFSU SEBAGAI KEKUATAN PERUBAHAN : https://youtu.be/6AlYex1iK-Y
4. Bagaimana Menyelesaikan Masalah Dengan Cara
Spiritual???: https://youtu.be/KcPmAjjHf2U