SKJENIUS.COM, Cikarang.-- Dengan kecanggihan teknologi yang mumpuni, generasi milenial dibentuk menjadi pribadi yang serba digital dan modern. Namun, tak bisa dipungkiri pula, di balik itu semua, hal ini justru menjadi bumerang bagi generasi milenial.
Demikian diungkapkan oleh CEO GEN-Z Entertainment, Rully Zamri, SH menjawab pertanyaan wartawan seputar seputar Konsep Transformasi Nilai-nilai Spiritual dan Kearifan Lokal di Era Digital dalam Perspektif GEN-Z Entertainment, di kantornya, Hikmah Apartement & Office, Cikarang, Jawa Barat. "Efek negatif dari revolusi digital saat ini menjadi perhatian banyak pihak dan bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat, terlebih pengaruhnya bagi kaum millenial dan generasi z," tambahnya.
Menurut
Rully Zamri, Generasi milenial sangat bergantung pada media sosial namun mereka
belum memiliki filter yang kuat untuk dapat menyaring informasi yang diterima.
"Kemajuan teknologi menjadi
problomatika baru bagi mereka pemuda bangsa ini yang belum siap, sehingga
mereka dijajah oleh zaman namun tidak secara fisik melainkan secara mental dan
pemikiran dengan digiring pada kemelutnya pornografi, narkotika, miras, dan
lain-lain,"
katanya.
Parahnya
lagi, kata CEO GEN-Z Entertainment itu, derasnya arus globalisasi perlahan
namun pasti membuat generasi muda Indonesia asing terhadap budayanya sendiri.
Hal ini tentu menjadi mimpi yang lebih buruk lagi jika para generasi milenial
bangsa kita tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang budayanya sendiri.
"Melihat realita yang terjadi di
era milenial ini, GEN-Z Entertainment berupaya menawarkan satu skenario utama
yang perlu dipahami oleh para pemuda generasi Y dan Z agar dapat menggunakan
kemajuan teknologi ini secara bijak dan maksimal yakni tidak lain dan tidak
bukan ialah dengan mengilhami secara utuh spiritualitas
dan kearifan lokal yang dimiliki
negeri dan bangsa kita Indonesia," ujarnya.
Melalui
Konten NGOPI, Ngobrol Spiritual Bareng Aby, ungkap
Rully, GEN-Z Entertainment ingin menyemai Nilai-nilai Spiritual dan membumikan
Kearifan Lokal Masyarakat Adat Nusantara di Komunitas Millenial dan Generasi Z.
"Kita berupaya menjelaskan dengan
gaya bahasa millenial bahwa menjunjung local wisdom yang kita miliki
bukan berarti mengabaikan kemajuan dan menjadi tertinggal atau yang sering
disebut “tidak update”. Pasalnya, berbagai kajian dan fakta menunjukkan
bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki karakter kuat,"
papar Rully.
CEO
GEN-Z Entertainment itu mengingatkan, nilai-nilai karakter tersebut adalah
nilai-nilai yang digali dari khazanah budaya yang selaras dengan karakteristik
masyarakat Nusantara (local wisdom), jadi bukan “mencontoh”
nilai-nilai bangsa lain yang belum tentu sesuai dengan karakteristik dan
kepribadian bangsa Indonesia.
"Penguatan terhadap kearifan lokal sudah semestinya dilakukan bukan saja untuk mempertahankan eksistensi budaya nenek moyang. Lebih dari itu penguatan dan kearifan lokal dapat dijadikan sebagai pengokoh nasionalisme bangsa ini," ungkap Rully.
Lebih
lanjut Rully menjelaskan, spiritual adalah sesuatu yang penting dan perlu untuk
dipelajari. Spiritual berhubungan dengan jiwa ataupun rohani. Maka, spiritual
menjadi kebutuhan manusia dalam memaknai hidup.
"Oleh karena itu, dengan
melakoni spiritual yang benar, bisa menciptakan kedamaian batin bagi diri dan
lingkungan,"
pungkas CEO GEN-Z Entertainment itu. (az).