SKJENIUS.COM, Jakarta.-- Islam mengajarkan untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya. Karena itu banyak kaum Muslimin berusaha menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sebagai wujud kecintaannya kepada Allah SWT. Bagaimana cara mencintai Allah?
K.H.Aby Zamri yang selalu di kenal dengan Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman, dalam Webinar bersama para ikhwan dan muridnya yang berada dari Aceh sampai Papua Asean sampai Eropa, menyampaikan cinta kepada Allah memiliki 10 arti, bila dilihat dari segi seorang hamba yang mencintai-Nya
Pertama, meyakini sesungguhnya hanya Allah ta'ala yang dipuji dari sudut manapun dan dipuji dengan setiap sifat dari sifat-sifat-Nya.
Kedua, meyakini Allah adalah Dzat yang berbuat baik kepada hamba-hamba-Nya dan Dzat yang memberi nikmat dan anugerah kepada Kita.
Ketiga, meyakini perbuatan baik Allah tidak dapat dibandingkan dengan ucapan atau perbuatan lainnya.
Keempat, meyakini hukum-hukum Allah dan tuntutan-tuntutan-Nya .
Kelima, setiap waktu,Kita selalu merasa takut jika berpaling dari Allah ta'ala dan merasa takut jika kemuliaan yang Allah berikan kepadanya seperti makrifat, tauhid, dan yang lainnya akan hilang dari dirinya.
Keenam, melihat dalam setiap keadaan dan pikirannya selalu membutuhkan Allah.
Ketujuh, selalu menyebut atau berzikir Allah dengan zikir yang terbaik sesuai dengan kapasitas kemampuan kita
Kedelapan, melaksanakan ibadah-ibadah fardhunya dan senang mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah sunah.
Kesembilan, senang jika mendengar orang lain sedang memuji Allah dan beribadah kepada-Nya serta senang melihat orang lain berjuang di jalan-Nya, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan dengan bentuk perjuangan
Kesepuluh, jika Kita mendengar orang lain berzikir Allah maka dia akan menolongnya.
Intinya Aby menjelaskan Cinta kepada Allah, bukanlah sembarang cinta;
tidak ada suatu apapun yang lebih dicintai dalam hati seseorang selain Sang Penciptanya,
Dialah Allah SWT, yang selalu disembah , Pengayomnya, Pengaturnya, Pemberi rezekinya, dan Pemberi hidup dan matinya.
Maka mencintai Allah –subhanahu wa ta’ala- merupakan kesejukan hati, kehidupan jiwa, kebahagiaan sukma, hidangan batin, cahaya akal budi, penyejuk pandangan dan pelipur perasaan. Jelas Aby.(Mislinda)