SKJENIUS.COM, Kamang Mudik.— PRIHATIN! Betapa Tidak? Sepanjang tahun 2019-2020, pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat (Sumbar) mengalami perlambatan. Badan Pusat Statistik mencatat ekonomi Sumatera Barat terkontraksi 2,87 persen pada triwulan III 2020 atau jauh menurun dibandingkan periode yang sama pada 2019 yang mencapai 5,17 persen.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Desa Sumbar Syafrizal Ucok mengungkapkan masih ada 66 Nagari (Desa) tertingal dan 4 Desa sangat tertinggal. Bahkan, Warga Nagari Sarik Alahan Tigo, Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok, melaporkan di desanya belum ada jaringan seluler, apalagi internet. Hal itu membuat nagari tersebut terilosasi di sektor informasi dan kemajuan teknologi.
“Nagari kami membutuhkan perhatian yang lebih dari pemerintah daerah agar ke luar dari status tertinggal. Yang paling penting dan dibutuhkan saat ini adalah jaringan seluler," kata Tokoh muda Nagari Sarik Alahan Tigo, Zul Akmal (18/11/2020).
Tentu saja, kita semua sangat prihatin dengan lambannya pertumbuhan ekonomi di Ranah Minang ini. Semoga Pemda Sumbar dan Pemkab setempat dapat meningkatkan pembangunan untuk lepas dari status tertinggal tersebut. Kita minta pemerintah daerah untuk fokus membenahi sektor pemberdayaan masyarakat yang ada di nagari tersebut.
Dalam pengamatan saya, ada beberapa persoalan yang mesti dituntaskan pemerintah daerah, agar nagari/desa dapat keluar dari status tertinggal. Diantaranya sektor insfrastruktur, pendidikan, ekonomi, komunikasi, listrik, kesehatan dan lainnya yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Pemprov dapat membantu daerah dengan sinkronisasi pembangunan antara Pemkab dengan Provinsi.
Ranah Minang Masa lalu dan Sumatera Barat Sekarang
Saudaraku...Tahukah Sanak, bahwa Ranah Minang pernah menjadi besar dan memiliki PERADABAN LUHUR karena masyarakat ini menghidupkan OLAH SPIRITUAL yang menyempurnakan OLAH PIKIR. Maka, Orang Minang dahulu kala dikenal sebagai orang yang cerdas secara intelektual dan kokoh secara spiritual. Mereka hidup dalam naungan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK).
Minangkabau sempat pula menjadi pusat ilmu pengetahuan, peradaban dan juga pembaharuan dengan menjamurnya sekolah dan pesantren di ranah ini. Para ulama pembaharu dan sejumlah tokoh pun dilahirkan dari ranah Minang ini. Ketokohan mereka yang diakui di pentas naional dan dunia semakin mengharumkan nama Minangkabau. Kita mungkin bangga dengan masa lalu Minangkabau yang harum semerbak. Namun apa yang kita saksikan sekarang?
Karena itulah, melalui tulisan ringkas ini, saya mengajak masyarakat Minangkabau, terutama yang mendiami Sumatera Barat untuk Babaliak ba Surau, Mangaji Raso jo Pareso.
Masyarakat Sumatera Barat membutuhkan OLAH BATIN yang sama kuat dan sakralnya dengan olah rasa Minangkabau masa lalu. Peradaban dan kebudayaan bukan hanya tentang kerja politik dan ekonomi. Peradaban dan kebudayaan memerlukan kerja ritual dan spiritual.
Coba kita perhatikan sejarah kesuksesan orang-orang sukses, atau para pejuang di masa lalu. Di atas segala kesungguhan dan pengorbanan mereka, baik waktu maupun tenaga dalam menggapai kesuksesan yang mereka raih, ternyata mereka memiliki satu modal utama yang lagi-lagi sangat dahsyat pengaruhnya bagi kesuksesan mereka, yaitu Kekuatan Spiritual.
Dalam kehidupan para Nabi, kepasrahan total kepada Allah menjadi metode paling efektif untuk menghadapi setiap masalah. Manusia yang senantiasa pasrah kepada Allah akan memiliki energi positif yang memotivasinya untuk mencapai tujuan hidup. Jadi, Kekuatan Spiritual Terletak dari Kemampuan Berserah Diri
SULUK adalah sarana Berserah Diri yang paling efektif, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Kita tinggalkan sejenak segala urusan duniawi untuk mengasingkan diri di “Rumah Allah”, di Masjid maupun di Surau dan mengisinya dengan kesibukan ibadat dan zikir kepada-Nya dengan sepenuh hati. Kita berserah diri kepada Allah dengan menyerahkan segala urusannya kepada-Nya, dan bersimpuh di hadapan pintu anugerah dan rahmat-Nya.
Jika kita MENYERAHKAN diri secara total, maka sebagai gantinya Dia akan memberikan kita KEKUATANSPIRITUAL yang bisa mengubah segala situasi. Penyerahan diri secara total kepada-Nya akan membawa kita pada kesempurnaan JATI DIRI. Karena Dia menciptakan manusia untuk tujuan-tujuan yang telah digariskan-Nya, bukan tujuan kita sebagai manusia – yang fana.
Manusia sebagai makhluk tertinggi ciptaan Allah memiliki kemampuan tak terbatas. Tidak saja kemampuan fisik, intelektual, dan moral, tetapi juga kekuatan spiritual. Kekuatan sejati ada dari dalam diri, kekuatan sejati berasal dari jati diri & kekuatan sejati terletak pada hati nurani. Jadi, Kebangkitan Spiritual Modal Awal PERUBAHAN Masyarakat Minangkabau. Semoga.! (az).