SKJENIUS.COM, Cikarang.-- Menghadapi perkembangan teknologi yang sangat pesat di Era Revolusi Digital, kita harus mampu menyikapinya dengan menghadirkan dan memanfaatkan Dakwah Spiritual Transformatif melalui media sosial.
Demikian
disampaikan oleh CEO GEN-Z Entertainment, Rully Zamri, SH menjawab pertanyaan
wartawan seputar "Dakwah Digital: Optimalisasi Penggunaan Teknologi
Komunikasi," di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat. "Karena itulah, di Era Revolusi
Industri Ke Empat, Dakwah Harus Lebih Kreatif. Kita harus mampu menghadirlan
dakwah dengan melampaui kecerdasan teknologi," imbuhnya.
Menurut
Rully Zamri, pendakwah harus mampu menyusun konten yang mencerahkan, membawa
alam pikiran maju dan kebajikan dengan pola yang tidak sekedar normatif. Selain
itu, dalam berdakwah melalui media sosial, kita harus menyampaikan pikiran
alternatif dan transformatif.
"Pasalnya, orang akan membandingkan
pikiran A dengan pikiran B. Maka, kita harus menampilkan dakwah yang
mencerahkan di media sosial. Kita harus bisa memberikan pemikiran alternatif di
tengah lalu lintas pemikiran yang banyak ," terang Rully.
Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, kata CEO GEN-Z Entertainment itu, pihaknya
meluncurkan konten Ngopi, Ngobrol Spiritual Bareng Aby, sebagai alternatif
dalam Mengatasi Kegersangan Spiritual di kalangan Millenial dan Generasi Z.
"Kami berupaya Menghadirkan
Konten yang bernuansa Nilai-nilai
Spiritual Transformatif secara populer. Semoga Bisa menjadi Oase Penyejuk
Hati dan Penggugah Jiwa Kaum Millenial dan Generasi Z," ujarnya.
Spiritual Transformatif sebagai
Solusi Alternatif dalam Problematika Era Millenial
Lebih
lanjut Rully memaparkan, melalui konten Ngopi, Ngobrol Spiritual Bareng Aby,
GEN-Z Entertainment ingin membantu dan mendampingi kaula muda dalam
menyelesaikan berbagai problematika kehidupan.
"Spiritual transformatif
merupakan upaya untuk pelibatan diri seorang generasi muda sebagai Agent of
Change dalam mengubah dan memperbaiki serta meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat,"
katanya.
Karena
itulah, kata CEO GEN-Z Entertainment itu, spiritual transformatif tidak
menekankan sikap spiritualisme pasif dan isolatif (i’tizaliyah), tetapi nilai-nilai spiritualitas yang dikembangkan
adalah spiritualisme aktif dan dinamis dengan menjadikan spiritual
transformatif dan kearifan local yang ada di Nusantara sebagai sumber nilai dan
semangat untuk menjadikan masyarakat lebih berkarakter, mandiri, dan sejahtera.
"Kaum Millenial dan Generasi Z
Butuh Spiritual yang Transformatif. Karena itulah, spiritualitas yang kita
kembangkan bukanlah kumpulan dogma spiritual yang diamalkan begitu saja, tetapi
perlu dikaji makna dan dampak perubahannya" ungkapnya.
Sehubungan
hal itulah, kata CEO GEN-Z Entertainment itu, kajian spiritual transformatif
yang disajikan melalui konten, Ngobrol Spiritual Bareng Aby ini, dimaksudkan
untuk penghayatan spiritual yang diaktualisasikan dalam konteks kehidupan yang
luas, yakni dalam kehidupan sehari-hari. "Spiritual
tidak harus diartikan sebagai amalan isolatif, tetapi harus diaktualisasikan
dalam ranah sosial,” tegasnya.
Rully
mengingatkan, Spiritualitas adalah Basis Kemajuan suatu bangsa. Dijelaskannya,
dalam A Study of History, sejarahwan
terkemuka Inggris Arnold Toynbee melakukan pelacakan terhadap faktor
kebangkitan dan kejatuhan sekitar dua puluhan peradaban. Pada setiap kasus,
Toynbee mengaitkan disintegrasi peradaban dengan proses melemahnya visi
spiritual peradaban tersebut. “Singkat
kata, bangunan negara (dan peradaban) tanpa landasan transenden, ibarat bangunan istana pasir.Studi Toynbee tersebut
mengisyaratkan adanya hubungan yang erat antara nilai-nilai spiritual keagamaan
dengan kemajuan bangsa dan peradaban," pungkas Rully. (az).
*) Foto diambil sebelum pandemi corona.