SKJENIUS.COM, Jakarta.-- Memasuki Tahun 2021, sebagian besar dari kita masih dan suasana prihatin dan cemas. Pasalnya, kasus baru corona di Indonesia belum menunjukkan gelagat bakal mereda. Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan, kasus baru Covid-19 masih terus bertambah hingga Senin (28/12/2020). Berdasarkan data pemerintah pada Senin sore, ada penambahan 5.854 kasus baru Covid-19. Penambahan itu menyebabkan pasien Covid-19 di Tanah Air kini mencapai 719.219 orang, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020.
Sementara
itu, dalam Acara Youtube Fadli Zon Official, Rizal Ramli Prediksi Ekonomi
Indonesia di 2021 Bisa Lebih Sulit dari Krisis 98. Alasannya, hal tersebut
lantaran faktor Covid-19 yang menyebabkan penurunan produktivitas di semua
sektor ekonomi serta sulitnya transaksi uang tunai menjadi penyebab.
Karena
itu, sebagai orang Beriman dan Berakal, kita harus berupaya mencari solusi agar
tetap survive dan berkembang di tengah Prahara Covid-19 ini dan Jepitan Resesi
Ekonomi ini. Untuk itulah, kita perlu memahami apa sesungguhnya kehendak Allah
Subhanahu wa Ta'ala di balik semua musibah dan kesulitan ini.
Insya
Allah dengan menyadari apa kehendak Allah di balik situasi darurat kesehatan
dan kemelut ekonomi ini, kita dapat bergerak keluar dari Prahara sesuai dengan
Kehendak-Nya itu.
Jadi,
Mengetahui Apakah Kehendak (Iradat) Allah dan Bagaimana
Bertindak Sesuai Dengan Iradat-Nya itu adalah Kunci Sukses kita dalam menjalani
hidup dan kehidupan di Tahun Baru 2021 yang penuh ancaman kesehatan dan jepitan
resesi ekonomi.
Pentingnya Mengetahui Kehendak Allah
Agar Kita Bisa Bergerak Sesuai Kehendak-Nya
Sampai
hari ini, tak seorang pun yang tahu berapa lama prahara corona ini akan
berlangsung atau berapa banyak orang yang akan terinfeksi virus dari Cina ini.
Namun, mereka yang beriman kepada Allah, meyakini dalam hati mereka
bahwa segala sesuatu terjadi dengan seizin Allah, dan sama sekali tidak ada
yang bisa terjadi tanpa seizin-Nya.
Kehendak
(Iradat)
Allah, juga disebut Rencana Allah, adalah suatu konsep tentang rencana
oleh Allah yang terjadi terhadap seluruh makhluk ciptaan-Nya, seperti manusia,
malaikat, jin, hewan maupun benda seluruhnya.
Iradah Allah adalah salah satu sifat dari sifat-sifat Allah di dalam akidah
Islam dan termasuk Rububiyah-Nya (Lordship).
Allah berkehendak akan terjadinya (atau tidak terjadinya) sesuatu terhadap
makhluknya. Tidak ada satu pun di alam ini yang terjadi secara kebetulan,
sebagaimana tertuang dalam Al-Qur`an,
"... Allah mengatur urusan (makhluk-Nya)." (ar-Ra'd: 2).
Jadi,
apakah kehendak Allah dalam mengizinkan wabah ini menimpa kita? Apa
yang dikehendaki Allah, sehingga di tengah pandemi ini, perekonomian Indonesia
terperosok ke jurang resesi? Mari kita Kaji Bersama. Mudah-mudahan Allah
memberi Hidayah dan Taufiq kepada kita semua.
Untuk
itulah perlu kita sadari bahwa manusia adalah makhluk spiritual dan rasional
sekaligus ia memiliki kesadaran azali yang fitri yang berkeyakinan terhadap
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai mahkluk yang berke-Tuhanan ia selalu
meyakini bahwa segala sesuatu selalu berubah sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Tentu
saja, sebagai orang Beriman dan Berakal kita ingin melakukan apa kehendak
Allah, tapi nyatanya kita bergumul dengan masalah karena kita tidak tahu apa kehendak-Nya.
Mengetahui kehendak Allah merupakan hal yang paling sukar kita mengerti di
sepanjang kehidupan kita. Sukar, karena hal itu berkaitan dengan penyerahan
diri total kepada Allah dan membiarkan Allah membimbing di sepanjang akhir
hidup saya; Menyakini bahwa Ia akan menyertai dan membimbing kita, sehingga
terlontar ucapan dari lubuk hati kita yang paling dalam: “Hasbunallah wani’mal wakiil”
(Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran).
Suatu
kalimat yang agung, mengandung makna-makna yang tinggi, indah kandungannya,
memberi pengaruh yang kuat. Al-Hasiib adalah Dzat Yang menghitung nafas-nafasmu,
yang dengan karuniaNya Ia menjauhkan keburukan darimu, Yang diharapkan
kebaikannya, dan cukup dengan karuniaNya, dengan anugerahNya Ia menghilangkan
keburukan. “Dan Barangsiapa yang berserah
diri kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS
At-Tholaq : 3)
Pembahasan berikut ini akan membahas beberapa prinsip Firman Allah yang
akan menolong kita untuk melakukan Kehendak-Nya dalam hidup kita.
1. Pentingnya Memahami Konsep
Ar-Rububiyah (Ketuhanan) dalam Kehidupan
Hampir
semua umat manusia mempercayai adanya Allah yang mengatur alam raya ini.
Meskipun diakui bahwa di antara mereka, sadar atau tidak juga mempercayai
adanya banyak Tuhan. Karena itu penting untuk memahami hakikat Allah dalam
istilah al-Rububiyah.
Maka,
sesungguhnya melalui wabah corona ini, Allah berkehendak agar kita menyadari,
betapa tidak berdayanya kita di hadapan Kuasa-Nya. Karena itulah
sebagai orang yang beriman kepada-Nya kita harus berserah diri kepada
Kuasa-Nya.
Maka,
marilah kita jadikan Prahara Covid-19 ini, sebagai Titik Balik (Turning
Point) dalam Kehidupan kita, yakni menjadikan Allah Nomor Satu. Pasalnya,
selama ini apakah Allah benar-benar yang terutama di dalam hidup kita? Banyak
orang menyatakan bahwa mereka menempatkan Allah di nomor satu, keluarga di
nomor kedua, dan yang lain di nomor ketiga, keempat, dan seterusnya. Namun
benarkah realitanya demikian dalam kehidupannya sehari-hari?
Karena
itulah melalui Pandemi Covid-19 ini, Allah ingin Menguji Pengakuan kita itu.
Apakah Allah berada di tempat pertama dalam hidup kita, kita perlu bercermin
dari sikap kita menghadapi wabah corona ini. “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan
mengatakan: “Kami telah beriman”, dan mereka tidak diuji?” (Q.S.
Al-Ankabut: 2)
Jadi,
melalui wabah corona ini, Allah ingin menguji Keimanaan kita, sekaligus
membangkitkan Kesadaran Spritual kita. Sampai sejauhmana selama ini, kita
menyadari bahwa Islam adalah agama penghambaan kepada Allah SWT, sebagai Realitas Tertinggi dan asal muasal
seluruh realitas. Kata Rabb dalam Al-Qur’an
memiliki tiga unsur makna yaitu: Yang Menciptakan, Yang Memiliki, dan Yang Mengatur.
Maksudnya
Rabb
adalah yang menciptakan, yang memiliki, dan yang mengatur alam semesta ini.
Pengakuan manusia terhadap eksistensi Allah telah melahirkan kesadaran bahwa
tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah SWT. Hal ini juga akan
menjadikan manusia-manusia memiliki sifat rabbani yaitu mereka yang memiliki
pengetahuan mendalam tentang hukum agama, hikmah dan kebijaksanaan dalam
mengatur dan membina, serta berusaha mewujudkan kemaslahatan manusia.
2. Yakinlah Allah mempunyai rencana
besar untuk hidup dan kehidupan kita!
Tujuan
Allah menciptakan manusia juga untuk beribadah kepada Allah SWT. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S Adz Dzariyat: 56).
Selanjutnya
sebagai wujud pengabdian (ibadah) yang sempurna dari seorang manusia kepada
penciptanya adalah menjadikan dirinya
sebagai mandataris Allah SWT di muka bumi dalam mengelola alam
semesta. Menjadi Sang khalifah sesuai Kehendak-Nya. Manusia menjadi manajer
Allah untuk mengurus dan mengelola bumi. Sebagaimana hal ini tertuang dalam
surat Al Baqarah ayat 30, “Dan (ingatlah)
tatkala Rabbmu berkata kepada malaikat , ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di
bumi seorang khalifah’.”
Karena
itulah, Sebagai seorang muslim sudah seharusnya memahami hakikat hidupnya di
dunia: Dari mana ia berasal, untuk apa hidup dan bagaimana dia harus
menjalani hidupnya, serta kemana setelah
mati? Pemahaman ini sangatlah penting,
karena ia akan menentukan corak/gaya hidup seseorang. Saking pentingnya, sampai
mungkin bisa dikatakan, janganlah kita hidup sebelum memahami apa sebenarnya
hakikat hidup kita itu!
3. Belajarlah Menerima Taqdir Yang Menimpa
Diri Kita.
Terkadang
kita sulit menerima takdir yang menimpa diri kita, apalagi jika takdir itu
berupa kesulitan atau kegagalan. Mungkin saja sesuatu yang tidak kita harapkan
terjadi pada diri kita. Sesuatu yang menurut pemahaman kita tidak baik buat
kita.
Pada
saat itu, seringnya kita lupa bahwa Allah
Sang Pencipta Takdir. Sang Pencipta kita. PASTI lebih tahu apa yang terbaik
buat Ciptaan-Nya. Kita lupa, Allah SWT telah berjanji, "tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan
kemampuannya. Laa yukalifuLLahu nafsan illa wus’aha.”
Maka,
marilah kita belajar menerima takdir yang menimpa diri kita. Ketika seseorang
menerima takdir yang menimpa dirinya. Menerima ketentuan Allah atas dirinya.
Ridho kepada qodho dan qodar Allah. Maka dia pun akan ikhlas dan rela menerima
apapun yang diputuskan Allah kepada dirinya tanpa syarat, dan menganggapnya
sebagai sesuatu kebaikan atau cobaan yang perlu dihadapinya.
4. Mengubah Pola Hidup Yang Sesuai
dengan Kehendak-Nya Menuju Sukses
Menjadi
bahagia dan sukses adalah sesuatu yang diinginkan semua orang. Sangat mungkin
bahwa ketika ditanya “Apa tujuan dalam
hidup?”, sebagian besar dari kita akan menjawab untuk berbahagia. Namun
banyak yang merasa sulit untuk hidup bahagia. Padahal, semestinya bahagia bisa
didapat dari hal-hal kecil dan mensyukuri apa yang kita miliki.
Kita
hanya akan mencapai kebahagiaan jika menjalani Pola Hidup yang sesuai kehendak
Allah. Karena itulah Allah SWT menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi tuntunan
kehidupan sekaligus rahmat bagi seluruh umat sehingga manusia dapat
mengaplikasikan tuntunan yang ada pada Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Kata-kata
bijak mengatakan kalau kebahagiaan berawal dari sebuah kebiasaan yang dilakukan
setiap hari. Kebiasaan seperti bangun tidur, cara bekerja, dan cara menghadapi
masalah menjadi hal kecil yang membutuhkan perhatian lebih untuk mewujudkan bahagia.
Ketika Anda peduli dan mau mengubah kebiasaan tersebut, percayalah kebahagiaan dengan sendirinya akan datang menghampiri. Bagi Anda yang sudah bahagia, jangan cepat berpuas diri. Tetaplah fokus untuk mengubah pola hidup dengan menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai Pedoman Hidup.
5. Inti Do’a, Kekuatan Yang Mengubah Suatu Takdir ke Takdir Yang Lain
Do’a
adalah ibadah yang bisa mengantarkan kita kepada kedekatan dengan Allah SWT.
Ketika do’a diijabah, semestinya membuat kita sadar itu merupakan karunia
Allah. Jika belum diijabah, maka do’a menjadi perisai dari berputus asa. Maka
yang terpenting dari sebuah do’a bukan do’a itu sendiri, tapi suasana hati kita
yang benar-benar memurnikan tauhid, dan kita menyadari betapa lemahnya kita,
tanpa pertolongan-Nya mustahil kita mampu menjalani hidup ini.
Allah
berjanji memberikan kita suatu kebijaksanaan jika kita meminta kepada-Nya
dalam do’a, dan percaya bahwa Dia telah memberikannya. Namun, mungkin saja
kita tidak menyadarinya.
Terkadang
kita harus meminta pada Allah suatu hikmah untuk mengerti Kehendak-Nya. “Allah akan menganugrahkan hikmah kepada
siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi hikmah
tersebut, ia benar-benar telah dianugerahi kebaikan yang yang tak terhingga.” (Qs
Al-Baqarah :269).
Kekuatan
do’a itu bisa mengubah dari takdir satu ke takdir yang lain. Allah-lah yang
memiliki takdir. Namun ada catatan pula di Lauhul
Mahfudz, bahwa bila dia berdo’a dengna sepenuh keyakinan, maka aka nada
catatan takdirnya, demikian pun bila lalai dalam do’anya, akan nada catatan
takdir lainnya. Tidak ada yang luput dan baru, karena ada di Lauhul Mahfudz jauh sejak kita
dilahirkan ke dunia. Tetap ada rangkaian takdirnya dengan detail di lauhul mahfudz. Namun tugas kita adalah
berusaha.
Dengan
demikian, yang terpenting bagi kita bukan terkabulnya do’a, tapi dengan do’a
itu kita benar-benar menjadi hamba Allah. Perintah Allah adalah untuk menjadi
mengabdi, bersih tauhid. berjiwa bulat hanya kepada Allah. Perkara dikasih, itu
bonus, agar makin tambah keimanan kita. Perkara ijabah Allah Maha Kuasa. “Aku
sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada diri-Ku.” (Hadis Qudsi). Maka
berbaik sangka kepada Allah dengan kepatuhan, itu syaratnya.
6. Mengikuti Kehendak (Iradat) dan
Kuasa (Qudrat) Allah
"Tuan Haji memakai jubah
Singgah sembahyang di Surau kampung
Kalau
sudah kehendak Allah
Rezeki segenggam jadi sekarung."
Jadi,
pilihlah untuk setia mengiringi Rancangan Allah. Ikuti Iradat (kehendak) dan Qudratullah
(Kuasa-Nya). Pasalnya berfokus kepada kemampuan dan kepintaran semata dalam
mengatasi kesulitan, masalah, utang, dan persoalan hidup lainnya pasti akan
melemahkan iman kita. Oleh sebab itu, mari kalahkan segala ketakutan dan
kekuatiran kita, hiduplah dalam, zikir, doa, Firman Allah dan selalu bersama
JAMA'AH. Maka, bergeraklah MENGIKUTI IRADAT DAN QUDRATULLAH.
Bergeraklah Saudaraku! Alam mengajarkan kita untuk senantiasa bergerak agar tercipta
sebuah kesempurnaan sebagaimana fungsinya ia diciptakan. Sebagaimana air,
apabila ia terus tergenang dalam sebuah wadah, maka ia akan jauh dari sebuah
nilai kebermanfaatan dan kenikmatan, karena menimbulkan beragam jentik-jentik
penyakit di dalamnya.
Begitulah
hakikat sebuah kebermaknaan dalam penciptaan, untuk terus bergerak menghadirkan
kebermanfaatan dan perubahan. Namun
demikian agar bisa bergerak bersama Allah, maka seseorang harus memiliki
Kemampuan merasakan kehadiran Allah secara SADAR.
7. Allah Menjadikan Para Guru Mursyid
Sebagai Pembimbing Spiritual
Karena kasih
sayang kepada hamba-hamba-Nya, Allah Ta’ala kemudian mengutus para
rasul di sepanjang zaman untuk menyeru umat manusia kepada fitrahnya, yakni
tauhid dan Islam.
“Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka
apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan
adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.” (Yunus, 10: 47).
Setelah
masa kenabian ditutup, maka Allah Menjadikan Para Guru Mursyid Sebagai Penuntun
dan Pencerah. Beliau-beliau itulah para Ulama Pewaris Rasul. “Ulama adalah pewaris para nabi.” (H.R.
At-Tirmidzi).
Para
Guru Mursyid kita adalah Ulama yang menjadi rujukan bagi umat Islam sebagai
tempat belajar dan bertanya tentang kehidupan di dunia, khususnya persoalan
agama. ‘Ulama dinilai sebagai orang yang mempuni untuk menjawab
persoalan-persoalan menyangkut Dieniyah.
Seiring
dengan itu, Kita pun seharusnya mendengarkan nasihat dari pria dan wanita
yang bijaksana yang ditempatkan Allah dalam hidup kita. Seringkali nasehat
dari orangtua, Guru Mursyid, 'Ulama, Da'i, ataupun orang lain, membantu
kita dalam menghadapi situasi kita sehingga kita dapat memutuskan apa yang
Allah ingin untuk kita lakukan.
Demikian
uraian singkat yang dapat kami sampaikan, bermanfaat dan memberi inspirasi
dalam upaya memahami kehendak Allah dan bergerak mengikuti Iradat-Nya dalam
kehidupan kita sehari-hari maupun dalam ekonomi, bisnis dan keuangan. Semoga
dengan Memahami Kehendak Allah dan Mengikuti-Nya Membuat Hidup Jadi Indah.
(az).