SKJENIUS.COM, Jakarta– Tak bisa dinafikan, prahara corona telah mengguncang setiap lini
kehidupan masyarakat. Apalagi sampai hari ini, eskalasi pandemi Covid-19 masih terus
meningkat. Entah kapan akan berakhir? Parahnya lagi, perekonomian Indonesia
sudah terperosok ke jurang resesi.
Karuan saja, untuk menghadapi dua masalah pelik
yang datang bersamaan ini, diperlukan jurus tangguh agar bisnis bisa bertahan
di tengah terjangan badai yang sangat sempurna ini. Maka, para entrepreneur
atau wirausahawan, terutaman pengusaha UMKM harus memutar otak lebih
dari biasanya, secara out of the box dalam menghadapi
situasi yang Extraordinary ini.
Melalui tulisan ringkas ini, Spiritual
Business Consultant yang berpengalaman menghadapi Krisis Moneter
(Krismon) 1998 dan Krisis Ekonomi 2008, ingin berbagi 7 Jurus Tangguh untuk mengatasi Krisis Kesehatan serta Kemelut
Ekonomi dan Keuangan yang dihadapi masyarakat saat ini.
Jurus tangguh ini
dirumuskan berbasiskan Kekuatan Iman yang disenyawakan
dengan Kearifan Spiritual Nusantara dan dipadukan dengan pengalaman
dalam menghadapi Krisis Moneter 1998 dan Krisis Ekonomi 2008. Semoga bermanfaat
dan dapat ditransformasikan ke arena Bisnis dan Wirausaha yang sedang
amburadul. Sehingga jurus tangguh ini bisa menjadi Solusi atas berbagai
problema kehidupan yang dihadapi Umat.
Menjadi
Manusia Unggul, Menaklukkan Terjangan Badai Ekonomi
Diakui atau tidak, Indonesia menjadi salah satu
negara yang babak belur dihajar Covid-19. Hampir semua aspek kehidupan
terdampak dan menjadikan banyak sektor mau tidak mau harus berubah dan
menyesuaikan diri.
Karena itulah agar bisa survive menghadapi
situasi darurat ini, mau tidak mau kita harus bertransformasi menjadi manusia
baru yang unggul dalam menangani wabah corona ini dengan tepat dan piawai
dalam menyelesaikan kemelut ekonomi yang melanda negeri ini. Maka, menjadi
manusia baru yang unggul itu layak menjadi pilihan alternatif menjadi manusia
kini dan nanti
Dalam Webinar “Menjadi Manusia Baru yang Tangguh dalam Mengatasi Ancaman Pandemi dan Resesi Ekonomi” yang diselenggarakan Majelis Dakwah Al-Hikmah (MDA) pada 21 November 2020 lalu, Ketua Dewan Syura MDA, Kyai Ageng Khalifahtullah Malikaz Zaman mengatakan menjadi manusia tangguh adalah keniscayaan. Pasalnya setiap orang memiliki potensi ini dalam dirinya.
Sedangkan kata tangguh menurut Founder Pembelajar Hidup Deny Hen,
berarti mental yang kuat, serta tabah dan tahan dalam penderitaan dan
kesulitan. Tekanan dalam dunia bisnis dan karier tidaklah dapat dikurangi atau
dihindari.
Hal ini, kata Deny Hen persis seperti apa yang
dikatakan oleh psikolog atlet yang ternama James E. Loehr, “In today’s corporate world, you either
perform to the MAX or don’t play” atau dalam dunia bisnis hari ini, setiap
orang harus memberikan kinerja yang maksimal, atau tidak dapat main di
dalamnya.
“Kita
hanya bisa menaikkan kapasitas diri kita untuk menangani stres, atau dengan
kata lain, menaikkan kemampuan kita untuk tangguh,” ungkap
Deny.
Adapun Ketujuh Jurus Tangguh yang Perlu
Diketahui dan Diamalkan Para Pengusaha itu, adalah :
1.
Beriman di Tengah Guncangan Ekonomi
Sebagian besar dari kita tentu sudah merasakan
betapa dahsyatnya dampak pandemi Covid-19 memporak-poranda perekonomian
Indonesia. Bahkan, wabah corona ini pun, tidak hanya mengancam kesehatan fisik,
namun juga kesehatan mental dan spiritual serta keimanan setiap individu. Tidak
hanya rasa takut, efek psikologis yang ditimbulkan pun bisa berdampak serius
dan bisa menggoyahkan iman.
Dengan demikian, sesungguhnya, prahara corona
ini adalah ujian keimanan terberat bagi kita di era millenial ini. Maka, setiap
hari kita harus mempertaruhkan keimanan kita agar jangan sampai kehilangan
kontrol diri, sehingga tidak stres dan putus agar. Maka meningkatkan Kualitas
Iman kita menjadi suatu amalan utama dalam menghadapi guncangan ekonomi di
tengah Prahara Covid-19 ini.
Insya Allah, Kekuatan Iman akan
mendorong seseorang mampu membaca situasi dengan benar. Kekuatan iman membuat
pemiliknya mampu membaca tipu-daya musuh-musuh Allah terhadap umat Islam.
Kekuatan iman akan mendorong sesorang menjadi tabah, ikhlas, dan sabar dalam
menghadapi musibah.
2.
Rezeki Berbanding Lurus dengan Kualitas Ibadah
Diantara sekian banyak dampak negatif yang
ditimbulkan Pandemi Covid-19 ini adalah kesulitan ekonomi dan keuangan. Atau
dengan kata lain telah terjadi kesulitan di tengah masyarakat untuk mendapatkan
penghasilan atau rezeki sebagaimana biasanya. Bahkan ada diantara kita yang
kena PHK atau bangkrut usahanya.
Nah, berkaitan dengan masalah rezeki ini,
sebagai orang Beriman dan Berakal, kita harus meyakini bahwa pandemi dan
ancaman resesi ekonomi tak ada hubungannya dengan rezeki kita. Pasalnya, rezeki
kita sudah diatur oleh Allah. “Dan tidak
satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya” (QS.
Hud : 6).
Jaminan rezeki dari
Allah SWT pada mahkluk-Nya adalah jaminan yang pasti lagi benar untuk
menunjukkan betapa Maha Kaya Allah yang memiliki segala sifat kebesaran-Nya. Di
samping itu, Allah yang memiliki sifat Maha Pengasih (Ar-Rahman) kepada segenap
makhluk-Nya di dunia ini, dalam artian mengasih atau memberi kepada semua
makhluk-Nya.
Jadi, yakinkan di tengah Jepitan Pandemi dan
Ancaman Resesi ini, rezeki kita bergantung pada Kasih Sayang Allah. Maka,
marilah kita tingkatkan kualitas ibadah kita, semoga Allah pun meningkatkan
Kualitas Hidup kita dan diberikan-Nya rezeki yang berkah dan melimpah. Sehingga
kita bisa terus berjihad bersama Majelis Dakwah Al-Hikmah.
3.
Dayagunakan Potensi Diri secara Berkelanjutan
Sebagaimana sudah kita ketahui bersama bahwa
rezeki kita sudah disediakan oleh Allah. Namun untuk mendapatkannya kita
diwajibkan-Nya berikhtiar. Sedangkan untuk ikhtiar itu, kita perlu
mengembangkan potensi diri kita.
Maka, di tengah guncangan ekonomi ini, sebenarnya
kita mendapat kesempatan untuk mendayagunakan potensi diri kita semaksimal
mungkin.
Bukankah, selama masa Social Distancing ini
kita harus menghindari kerumunan dan menjaga jarak, maka manfaatkanlah waktu Stay
at Home, untuk mengeksplorasi aktivitas,
keterampilan, atau keahlian baru yang diinginkan.
Berikan diri Anda sedikit kejutan dengan mendorong
diri sendiri berada di luar zona kenyamanan. Melakukan hal itu akan memberi
dorongan inovatif bagi Anda. Semoga Sukses Selalu.
4.
Membangun Kekuatan Ekonomi Keluarga.
Keluarga adalah Inti Masyarakat. Keluarga
adalah lembaga sosial dasar darimana semua lembaga atau pranata sosial lainnya
berkembang. Di masyarakat manapun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan
manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam
kehidupan individu.
Keluarga merupakan pondasi utama dalam
membangun kepribadian, pengenalan nilai-nilai, serta kesehatan mental. Untuk
itu sangat penting membentuk hubungan keluarga yang kuat satu sama lain.
Kekuatan Keluarga merupakan
Pondasi yang kokoh dalam membangun ekonomi. Karena itulah di tengah
Kemelut Ekonomi dan Keuangan ini kita harus Membangun Kehidupan Ekonomi
Keluarga Yang Bermartabat. Seluruh anggota keluarga perlu diajak untuk
melibatkan diri dalam upaya-upaya kesejahteraan hidup manusia yang bermartabat
dan berkelanjutan.
Untuk itu, seluruh anggota keluarga perlu membangun
sikap hidup yang terbuka, aktif dan kreatif dalam menyokong program
penyejahteraan keluarga dan masyarakat. Karena itulah, perlu dihindari adalah
menjadi pribadi atau individu yang tidak produktif. Karena pribadi yang tidak
produktif menciptakan keadaan chaos dalam kebersamaan.
Situasi zaman yang dinamis mengarahkan manusia
pada relativitas hidup. Situasi yang tampak dalam kehidupan kini menuntut
manusia untuk mengoptimalkan potensi dalam diri, sehingga memungkinkan manusia
untuk tetap bereksistensi sebagaimana mestinya di tengah dunia dengan berbagai
persoalan sosial ekonomi yang dihadapi.
5.
Melatih Diri Dalam Meningkatkan Kemampuan Problem Solving
Sebagai Muslim yang mewarisi Al-Qur'an dan
Sunnah, terutama bagi jamaah Majelis Dakwah Al-Hikmah yang mengembangkan Metode
Dakwah Problem Solving, seharusnya, kita mampu menjadi problem solver atas
berbagai problematika yang dihadapi manusia. Pasalnya, dalam Al Quran ada tiga
posisi Al Quran yang fungsinya sebagai petunjuk. Al Quran menjadi petunjuk bagi
manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa dan petunjuk bagi
orang-orang yang beriman.
Problem solving bukan sekadar
kemampuan menyelesaikan persoalan-persoalan tertentu saja. Problem
solving adalah sebuah mindset yang membawa seseorang berpikir
positif untuk mencari jalan keluar dari permasalahan.
Dengan memiliki kemampuan tersebut, kita akan
dikenal sebagai orang yang selalu punya ide dalam menghadapi masalah. Tidak
peduli kamu seorang pebisnis atau karyawan, atasan atau bawahan,
kemampuan problem solving sangat penting untuk kamu untuk kamu asah.
Maka, marilah kita jadikan problematika yang
dihadapi masyarakat sebagai momentum kita mengasah kemampuan untuk
mengidentifikasi masalah serta menemukan solusi yang efektif untuk
mengatasinya. Dengan demikian kita bisa mengembangkan berbagai alternatif
solusi yang ada.
6. Be
Creative Like Your Creator
Ekspresi pertama tentang Allah yang
diperkenalkan pada kita di dalam Al-Qur'an adalah sebagai pencipta – creator,
sekaligus inovator. "Bacalah
dengan (menyebut) nama Rabb-mu Yang Menciptakan.'' (QS Al-'Alaq : 1).
Dari posisinya sebagai wahyu pertama serta dari
cara Jibril menyampaikan kepada Rasulullah SAW, ayat ini memiliki kedudukan
istimewa. Ia berisi pesan-pesan fundamental yang diberikan kepada Rasulullah
SAW secara khusus dan umatnya secara umum.
Di antaranya, pesan untuk 'membaca'. Pesan ini
sangat penting agar manusia memfungsikan sejumlah perangkat indrawi yang Allah
SWT anugerahkan, seperti penglihatan, pendengaran, hati, dan akalnya secara
optimal. Itulah perangkat utama untuk membaca tulisan yang terdapat
dalam kitab ataupun di jagad raya. Dari sini, manusia menjadi
cerdas, berpengetahuan, dan berwawasan luas. Namun dirinya harus selalu terkait
dengan Allah Sang Pencipta (Creator).
Kreatif (creative) berasal dari kata create yang
berarti menciptakan sesuatu. Menariknya, penciptaan merupakan hal pertama
yang diceritakan di Al-Qur'an. Proses penciptaan menjadi awal yang sangat
penting bagi rencana Allah di dunia. Kreativitas bersumber dari Allah, Pencipta
yang pertama dan utama. Dan, kita semua merupakan buah kreativitas-Nya.
Allah adalah sumber
kreativitas yang sejati. Tak hanya menciptakan dunia, Dia
juga berinovasi, mengembangkan dan memelihara segala sesuatunya
dengan luar biasa. Kreativitas didefinisikan sebagai dorongan pada
aktivitas yang menghasilkan alternatif jalan keluar atau sesuatu yang baru.
Dalam konteks kemanusiaan, maka kreativitas
merupakan daya penggerak yang memaksa manusia untuk kelangsungan hidup
yang berpotensi kuat menghasilkan sesuatu yang baru. Saat ini, dunia memerlukan
Kita untuk senantiasa kreatif. Dan, untuk menjadi kreatif, kita membutuhkan
Allah, Sumber Kreativitas Sejati.
Apa pun kemampuan kita, semuanya milik Allah
dan berasal dari-Nya. Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa Allah adalah
dasar dan sumber dari kreativitas manusia. Maka, segeralah mendekati Sumber
Kreativitas dan muliakanlah Dia dengan kreativitas yang dianugerahkan-Nya!
7.
Sedekah Melipat-gandakan Rezeki
Masa pandemi Covid-19 yang saat ini masih terus
berlangsung mengharuskan semua pihak memikirkan dampak nyata yang dihadapi
masyarakat. Maka kita harus menyadari pentingnya kebersamaan dan Gotong Royong
dalam Mengatasi masalah.
Siapa memberi kepada orang miskin tak akan
berkekurangan. Jangan sampai berhenti memberi persembahan kepada mereka yang
membutuhkan apa pun kondisi keuangan kita.
Di masa pandemi dan guncangan ekonomi ini, Allah ingin melihat Aktualisasi Iman pada diri kita; Dia ingin kita mempercayai janji-Nya dalam Surat At-Thalaq Ayat, "Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan."
Memberi merupakan wujud nyata iman yakni meyakini Dia
akan dan sanggup mencukupi meski sekarang tampaknya berkekurangan. Memberi juga
merupakan wujud kasih dan kepedulian kepada orang lain. Inilah yang Allah cari
dan hargai dari hamba-hamba-Nya.
"Orang-orang
yang ada rasa Rahim akan dirahmati oleh Allah Yang Maha Rahman, yang memberikan
berkat dan Mahatinggi. Sayangilah
orang-orang yang di bumi supaya kamu disayangi pula oleh yang di langit." (HR.
Imam Ahmad).
Maka, segeralah bersedekah! Sedekah adalah
penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki dan tiada mengurangi sedikitpun
harta kita. Sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir
itu akan terurai seratus biji. Kita akan mendapatkan balasan pahala dari-Nya,
sebagian di dunia dan sebagian lagi saat menghadap-Nya kelak di Hari
Pembalasan.
“Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS
Al-Baqarah : 261).
Akhirul Kalam, Ketangguhan adalah kemampuan
kita untuk bertahan dan berkembang melalui trauma, stres, perubahan tanggung
jawab, dan tantangan yang ditawarkan oleh kehidupan.
Agar dapat hidup tangguh, maka kita harus
memandang tantangan sebagai pemercepat pengembangan pribadi kita. Dengan
seperti itu, tantangan membuat kita menumbuhkan kebijaksanaan batin,
integritas, dan kecerdasan. (az).