SKJENIUS.COM, Jakarta.-- Mau tidak mau, kita harus menerima kenyataan bahwa di tengah Prahara Covid-19 dan Jepitan Resesi Ekonomi ini, banyak masalah yang harus kita hadapi. Namun demikian, kita harus yakin bahwa di balik semua musibah dan kesulitan yang kita hadapi hari ini tentu ada Hikmah dan Rencana Allah yang besar untuk kita.
Ujian,
cobaan, musibah atau apapun namanya, adalah sebuah kondisi yang tidak pernah
bisa diterima dengan baik oleh nalar manusia. Sehingga kesedihan dan rasa duka
yang diakibatkan, menjadi sebuah keniscayaan yang mengiringi. Namun, bukan
tidak mungkin setiap kesulitan yang kita hadapi mampu disikapi dengan baik,
bahkan dalam kondisi tertentu dapat merubah kehidupan seseorang menjadi luar
biasa, atau bisa dikatakan hebat.
Allah
SWT berfirman: “Tidak ada sesuatu musibah
pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah. Barangsiapa yang
beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taubah: 11)
Yakinlah
Allah SWT tdk akan membiarkan hamba-hamba-Nya dalam kesulitan berkepanjangan.
Dia tentu akan memberi SOLUSI terbaik untuk kita. Habis gelap terbitlah
Cahaya-Nya. Allah SWT sudah siapkan kemudahan jika kita bersabar dan bertawakal
dalam melewatinya.
Allah
SWT sudah menjelaskan dalam firman-Nya di Qur'an Surat Al-Insyirah Ayat 5-6
: "Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan."
Untuk membantu Kita menjalani hidup yang lebih baik, berikut ini Spiritual Business Consultant berbagi pengalaman tentang 7 cara mengatasi masalah apa pun yang Insya Allah Dapat Dirasakan Manfaatnya Segera!
- Berserah Diri Pada Allah.
- Temukan Akar dari Sebagian Besar Masalah Kehidupan.
- Melakukan Perjalanan Spiritual pada Sepertiga Malam untuk Menjemput Petunjuk dan Solusi ke Hadhirat Allah.
- Berpikir Positif.
- Evaluasi Diri.
- Berdo'a dengan Penuh Keyakinan.
- Menata Kehidupan Sesuai Petunjuk Allah.
Berserah Diri Pada Allah : Membuat
Hati Tenang
Apa pun
masalah yang kita hadapi tak akan bisa kita selesaikan jika pikiran kita kacau.
Karena itu, berusahalah untuk menenangkan pikiran agar kita bisa berpikir
dengan jernih.
Pikiran akan tenang jika batin kita tenang. Satu cara terbaik mendapatkan ketenangan batin adalah dengan berserah diri kepada Allah Yang Maha Kuasa. Jangan pernah berusaha memikul masalah sendirian. Karena kekuatan manusia pasti ada batasnya.
Dengan
berserah diri kepada Allah, mempunyai filosofi jika manusia itu mewakilkan,
seperti kata “tawakal” diambil dari kata wakala
yang berarti wakil dan mewakilkan apapun yang terjadi dan mempercayakan semua
itu hanya kepada Allah semata. “Barang
siapa bertawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha
Bijaksana.” (QS al-Anfal [8]: 49).
Temukan Akar Dari Sebagian Besar
Masalah Kehidupan
Ada
banyak permasalahan yang berlarut-larut dan terjadi berulang kali meskipun sudah
dicari jalan keluarnya. Itu artinya, akar masalah belum tercabut sepenuhnya
sehingga permasalahan tersebut dapat muncul kembali.
Maka,
tak perlu mengeluh saat menghadapi masalah karena tidak membawa faedah apapun,
justru mendatangkan kerugian bagi kita. Yang kita butuhkan adalah pikiran yang
tenang dan jernih, agar kita bisa menganalisa akar permasalahan yang kita
hadapi.
Sehingga
kita bisa mengetahui dan memahami dengan jelas apa masalah yang melingkupi
hidup kita. Dengan demikian kita bisa menemukan cara paling tepat dalam
mengatasi masalah itu.
Jadi,
Pada Intinya, temukan akar masalah, dan tanggulangi/cabut akar
permasalahan tersebut. Pasti permasalahan akan hilang begitu saja. Hidup
itu sudah sewajarnya kita lalui dengan kondisi damai dan sejahtera.
Melakukan Perjalanan Spiritual pada
Sepertiga Malam
Setelah
kita dapat mengetahui dan memahami dengan jelas apa masalah yang melingkupi
hidup kita, maka segeralah melakukan perjalanan spiritual ke Hadhirat Allah
pada sepertiga malam.
Sediakanlah
Waktu di Sepertiga Malam Kita untuk menjemput petunjuk dan solusi terbaik di
Sisi Allah. Karena sepertiga malam inilah waktu yang sangat pas untuk kita
mengadu permasalahan duniawi kita kepada sang Khalik.
Inilah
janji dari Allah SWT yang akan mengangkat umat-NYA ke tempat yang terpuji, bagi
mereka yang melakukan shalat tahajud dengan tekun dan ikhlas mengharap ridha
Sang Ilahi. "Dan pada sebagian
malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu:
mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS : Al Isra'
79).
Berpikir Positif agar Hidup Semakin
Bahagia dan Bermakna
Berpikir
positif memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Terutama ketika sedang
tertimpa suatu masalah, tidak sedikit orang yang cenderung berpikiran negatif.
Hal tersebut berpotensi membuat pelakunya cemas, khawatir, dan tertekan.
Padahal,
berpikir positif dapat memberi pengaruh yang baik untuk keadaan psikologis Kita.
Karena itulah, berpikir positif memiliki peran penting dalam pembentukkan
setiap individu. Kekuatan berpikir positif merupakan unsur yang terpenting
dalam menciptakan jenis kehidupan Kita. Jadi, hidup itu bukan mengenai seberapa
berat masalah yang datang menghampiri kita, namun mengenai seberapa positif
kita mampu merespon segala permasalahan tersebut.”
Berpikir
positif membantu Kita dalam mengatasi masalah kehidupan sehari-hari. Pikiran
yang positif dapat membantu Kita untuk mengatasi situasi stres dan dapat
mengubah hidup Kita jauh lebih baik. Jadi, berpikir positif sebenarnya adalah
suatu cara yang efektif bagi seseorang untuk bangkit dari keterpurukan. Pola
pikir ini juga bisa membuat Kita lebih menikmati hidup Semakin Bahagia dan
Bermakna.
Evaluasi Diri Sebagai Awal Untuk
Membuat Perubahan Hidup
“Dan apa saja musibah yang menimpa
kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)
Bagaimanapun
keadaan yang kita hadapi hari ini, tentu tak terlepas dari kesalahan diri kita
sendiri. Itu harus kita akui. Setiap hari seorang manusia pasti pernah berbuat
salah, baik ia sadar maupun tidak saat melakukannya. Karena kita masih seorang
manusia, kita tidak bisa berlepas diri dari kesalahan.
Namun, sebaik-baik manusia adalah ia yang mau belajar dari kesalahannya. Cara terbaik untuk belajar dari kesalahan adalah dengan mengevaluasi diri setiap hari. Evaluasi Diri sangat diperlukan agar kita dapat memetik hikmah dan mengantisipasi keadaan.
Kesalahan dan kegagalan adalah milik semua orang. Kita mungkin merasa kecewa
dan menyesal mengapa semua ini dapat terjadi. Namun dengan evaluasi diri, kita
dapat memetik pelajaran yang sangat berharga yang tidak dapat dibeli dan tidak
tergantikan. Semua pengalaman kita, sukses maupun gagal, merupakan aset yang tidak
ternilai harganya.
Kita perlu juga mengenal karakter pribadi,
Mengenal karakter pribadi berarti. Ada sifat-sifat yang harus dipahami, di
balik semua keadaan fisik dan kebiasaan yang nampak dari luar. Kenali potensi,
bakat dan minat serta kekuatan dan kelemahan pribadi kita. Juga respon dan
sikap kita ketika menghadapi tekanan dan masalah. Kenali juga gaya komunikasi,
sikap terhadap lingkungan sosial, kinerja, kepemimpinan, pola pikir, emosi,
daya tahan mental dan lain-lain.
Do’a Mengubah Yang Mustahil Menjadi
Kenyataan
Mungkin,di
antara kita, ada yang merasa sudah berusaha semaksiamal mungkin dan berdo’a
siang malam. Namun persoalan malah semakin ruwet. Kadang jadi patah semangat
karena sudah seringkali memohon pada Allah.
Sebagai
orang beriman, tentu saja sikap kita adalah tetap terus berdo’a karena Allah
begitu dekat pada orang yang berdo’a. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS. Al Baqarah: 186)
Boleh
jadi terkabulnya do’a tersebut tertunda. Boleh jadi pula Allah mengganti
permintaan tadi dengan yang lainnya dan pasti pilihan Allah adalah yang terbaik.
Maka, janganlah berputus asa dengan rahmat Allah. Bercita-citalah setinggi
langit. Allah akan mengabulkannya. Bangunlah keyakinan kalau Allah akan
menolong. Bangunlah rasa percaya diri yang akan mendorong untuk maju dan
berkembang.
Namun
kita jangan takabur seperti Firáun. Dia tak mau bersandar kepada Allah, apalagi
berdoá kepada-Nya. Maka ketika orang melihat kekuasaan Firáun di atas
segalanya, dan seolah mustahil dapat runtuh, ternyata bagi Allah mudah. Cukup
dengan menenggelamkan Firáun kemustahilan dari keruntuhan
tersebut berakhir.
Menata Kehidupan Sesuai Petunjuk
Allah.
Kita
adalah hamba Allah, maka sudah sewajarnya manusia mendapatkan petunjuk langsung
dari-Nya dalam menjalani kehidupan ini. Untuk itu, Allah telah menurunkan
Alquran sebagai pedoman dan pembimbing manusia mencapai keberhasilan di dunia
dan di akhirat. "Dalam Surah Albaqarah ayat 2 Allah menegaskan, “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan
padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.
Karena
itu, sesungguhnya Al-Qur’an memberi jaminan kesejahteraan dan keselamatan bagi
manusia yang mempelajari dan mejadikannya sebagai pedoman dalam menata kehidupannya.
Maka, bila dilihat dari sisi makna dan fungsinya berarti Al-Qur’an itu tidak
boleh lepas dalam kehidupan umat manusia yang senantiasa mencari kebahagiaan
abadi.
Dengan
demikian, dapatlah kita menyadari bahwa permasalahan yang kita hadapi saat ini sesungguhnya
ada sebuah wujud Kasih Sayang Allah yang menegur kita karena tatanan hidup yang
kita jalani selama ini telah menyimpang dari petunjuk-Nya.
Titik Balik Kehidupan Meraih Hayatan Thayyibah
Maka,
marilah hari ini, kita jadikan momentum Titik
Balik Kehidupan (The Turning Point of
Life) dalam upaya menata kehidupan yang lebih bermakna dan bahagia. Dalam
mewujudkan dan merealisasikan cita-cita masa depan yang baik itu, baik masa
depan yang duniawi apalagi masa depan yang ukhrawi, maka sebaiknya kita kembali
dan berpedoman kepada beberapa ayat Allah, antara lain surat an-Nahl ayat 97
sebagai berikut:
" Barang siapa yang mengerjakan
amal shalih ,baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan, sedangkan ia
beriman,maka pasti bakal kami (Allah) berikan kepada-nya kehidupan yang
baik".
Demikianlah
prinsip yang terkandung dalam ayat 97 surat an-Nahl tersebut yang sebaiknya
kita pegang erat dan jadikan pedoman dalam menempuh hidup dan kehidupan, baik
kehidupan dunia apalagi untuk kehidupan akhirat kelak, agar kita bisa
mendapatkan kehidupan masa depan yang baik sesuai dengan Hayaatan Thayyibah
sebagaimana yang dijanjikan Allah dalam ayat tersebut, Aamiiin Ya
Rabbal’Alamin. (az).