7 Cara Membangkitkan Potensi Millennial Dalam
Mengatasi Tantangan Revolusi Industri 4.0
SKJENIUS.COM, Cikarang.-- Sampai hari ini, Pandemi
Covid-19 sudah berjalan lebih dari sembilan bulan, tetapi hingga saat ini belum
ada tanda-tanda prahara ini akan berakhir. Bahkan, Update Virus Corona Dunia 19
Desember 2020, Kasus Positif Indonesia Masuk 20 Besar Tertinggi.
Data pemerintah memperlihatkan bahwa ada 7.751 kasus baru Covid-19
dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan jumlah kasus Covid-19 di
Indonesia saat ini mencapai 657.948 orang.
Padahal, dampak Covid-19 ini sangat luar biasa. Ekonomi menjadi
macet. Politik kembang kempis. Pengusaha gulung tikar. PHK terjadi di
mana-mana, angka pengangguran semakin bertambah dan jumlah kemiskinan pun
meningkat.
Karuan saja kehidupan manusia yang serba sulit itu
menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian besar Generasi Muda kita.
Sebagaimana kita ketahui, banyak kalangan menyebut anak-anak muda zaman
now sebagai generasi millennial.
Mereka adalah generasi yang lahir diantara tahun 1980-an sampai
2000-an. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini
yang saat ini berusia dikisaran 15 – 37 tahun.
Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 80 juta orang yang berusia
antara 17 hingga 37 tahun. Jumlah tersebut sangat banyak dan signifikan,
mengingat populasi generasi millennial sudah mencakup 30 persen dari total
penduduk di Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, MAJELIS DAKWAH AL-HIKMAH
menyelenggarakan Webinar pada Sabtu malam Minggu, 19 Desember lalu, dengan
Topik Kajian, “Bagaimana Cara Membangkitkan Potensi Generasi
Millennial Dalam Mengatasi Tantangan Revolusi Industri 4.0.”
Kajian dalam Webinar yang dipandu oleh Tokoh Spiritual Nusantara,
Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman tersebut diharapkan bisa memberi Inspirasi
kepada para Millenial dan bermanfaat bagi para orang tua, guru, motivator dan
para pembimbing spiritual dalam upaya meningkatkan Kualitas Hidup Generasi Muda
Harapan Bangsa.
Bagaimana mengenali dan Membangkitkan Potensi Millennial?
Pada dasarnya Generasi Millennial ini punya peluang yang besar
untuk bertumbuh dan melaju pesat di industri masa depan, khususnya dalam menuju
Bonus Demography Indonesia di tahun 2030.
Namun sayangnya, sangatlah ironis jika belakangan ini, di tengah
kalangan milenial malah populer istilah "generasi rebahan".
Kaum rebahan bisa diartikan sebagai orang yang sering mengisi waktunya dengan
rebahan atau tidur dan bermalas-malasan sepanjang hari sambil main HP atau
Gadget.
"Mager", katanya. Mager singkatan dari malas gerak adalah
istilah yang populer di kalangan milenial dan Generasi Z. Banyak yang
menjadikan rebahan sebagai trend masa kini. Padahal kaum ini
merupakan bagian dari generasi milenial yang berusia antara 20 sampai 30 tahun
dan tercatat menjadi populasi terbanyak saat ini.
Karuan saja, istilah kaum rebahan menimbulkan stereotip negatif
terhadap para milenial. "Malas, tidak produktif, melewatkan
kesempatan, tidak mempunyai target, serba instan, tidak menghasilkan apa-apa.”
Karena itulah melalui Webinar malam itu, Kyai Ageng Khalifatullah
Malikaz Zaman mengajak kaum rebahan untuk bangkit dari kasur, melakukan
perubahan kecil yang akan berdampak di masa depan. Pasalnya, semua orang punya
peran penting dalam masyarakat. Terutama pemuda yang akan menjadi besi kokoh
pengganti generasi sekarang yang sudah mulai lapuk dan berkarat.
Pemuda mempunyai peran sebagai harapan masa depan suatu bangsa.
Terlepas dari besar atau kecilnya, peran itu tidak akan terealisasikan dengan
baik jika hanya membenamkan diri di kasur.
7 KEKUATAN GENERASI MILENIAL UNTUK
MENGUBAH DUNIA
Langkah awal yang Perlu Kita Lakukan dalam upaya Membangkitkan
Potensi para Millenial adalah Identifikasi terhadap potensi dan
kelemahan yang dimiliki para millenial, agar program pengembangan yang akan dijalankan
dapat sesuai dengan prioritas penanganan dan yang dibutuhkan.
Satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi
dan kelemahan para millennial secara tepat adalah dengan Analisa SWOT. Analisis
SWOT sangat membantu kita untuk mengembangkan Sumber Daya para Millenial. SWOT
adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang),
dan Threats (ancaman).
Jadi, melalui analisa SWOT, kita dapat mengetahui apa saja kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi para millenial.Generasi milenial terdidik lebih baik. Mereka dapat merasakan banyak program pendidikan yang dibuat oleh pemerintah.
- Generasi milenial yang identik dengan anak muda melek teknologi merupakan kekuatan potensial Indonesia.
- Memiliki kemampuan dalam menggunakan beragam perangkat media digital secara cepat dan efisien.
- Hasil penelitian IDN Research Institute (Indonesia Millenial Report 2019), menyebutkan 69,1 persen generasi milenial berminat untuk membuka usaha, artinya 7 dari 10 millennial memiliki jiwa entrepreneurship (kewirausahaan).
- Millennial tak pernah ragu mengeluarkan pendapat.
- Millenial suka mengkritik.
- Memiliki toleransi lebih tinggi terhadap perbedaan.
Berdasarkan analisa SWOT kita akan mengetahu bahwa terdapat 2 faktor pokok yang akan memengaruhi kekuatan, kelemahan, peluang) dan ancaman) yang merupakan komponen dasar pada analisis SWOT, yaitu:
- Faktor Internal (Strength dan Weakness). Untuk faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam terdiri dari dua poin yaitu kekuatan dan kelemahan. Keduanya akan berdampak lebih baik dalam sebuah penelitian ketika kekuatan lebih besar dibandingkan kelemahan.
- Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats), merupakan faktor dari luar entitas, di mana faktor ini tidak secara langsung terlibat pada apa yang sedang diteliti dan terdiri dari 2 poin yaitu ancaman dan peluang.
7 SIFAT MILLENNIAL YANG PALING BIKIN
RESAH ORANGTUA
Salah satu karakter yang kentara dari generasi ini adalah daya konsumtif yang tinggi yang disebabkan pergeseran gaya hidup yang signifikan.
Selain pemalas, para milenial juga sering dianggap enggan bekerja keras, narsis, menyukai sesuatu yang instan, bergantung pada teknologi, mengerjakan sesuatu tanpa keringat, ingin terdidik tetapi tidak juga lulus kuliah.
Mungkin banyak diantara para Millennial yang belum paham, sehingga tidak menyadari bahwa hal ini ternyata membuat para orangtua cukup resah. Meski terlihat santai saja, tapi sebenarnya para orangtua memendam rasa khawatir pada perilaku yang dilakukan generasi millennial sekarang. Berikut ini, setidaknya ada 7 sifat millennial yang bikin resah orang tua, yaitu,
- Gaya hidup konsumtif.
- Maunya serba yang praktis dan langsung jadi.
- Hobi travelling, tapi pake duit orangtua.
- Kesopanan dan rasa hormat yang mulai meluntur.
- Alergi dengan pekerjaan di rumah.
- Apatis terhadap dunia nyata, termasuk interaksi keluarga.
- Lebih mendengarkan komentar orang lain daripada arahan orangtua.
Nah, semoga setelah mengikuti webinar ini, para
milleniar terinspirasi untuk memperbaiki kelemahan dirinya selama ini. Pasalnya
tidak ada orang yang bisa mengubah nasib kita kecuali diri kita sendiri
Sebagaimana Allah telah mengingatkan dalam
firman-Nya: “Sesungguhnya Allah
tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka
sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11).
7 PELUANG GENERASI MILLENIAL UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN
- Generasi Millennial, Generasi Terkaya di Masa Depan.
- Generasi Millennial Tangkap Peluang Bisnis Di Era Digital.
- Akses yang Luar Biasa terhadap Teknologi Keuangan.
- Ekonomi Kreatif Peluang Besar Generasi Milenial.
- Tanah Air kita yang subur serta Kekayaan Alam Indonesia yang Berlimpah.
- Letak geografis Indonesia yang strategis dan berpotensi sebagai poros maritim dunia.
- Potensi Indonesia Sebagai Pasar Masa Depan
Maka, jelas bahwa para Millennial memiliki
potensi besar untuk melakukan perubahan. Dan memiliki memiliki
kemampuan untuk menjadi lebih baik dan mencapai peningkatan
yang signifikansi dalam hidup.
Karena itulah sebagai “agent of
repair”, pemuda Indonesia dituntut untuk berinovasi dan berprestasi
agar dapat bersaing di era globalisasi. Pemuda milenial harus mampu ambil
bagian dan menjadi pembaharu dalam mengahadapi revolusi industri 4.0.
7 TANTANGAN GENERASI MILENIAL MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0
- Rapuhnya pondasi spiritualitas,
- Kesenjangan kepercayaan diri,
- Sikap yang semakin individualistis,
- Lapangan kerja semakin sulit,
- Kebutuhan hidup yang semakin tinggi,
- Lingkungan alam yang bertambah rusak,
- Maraknya peredaran narkoba.
Tumbuh menjadi generasi milenial di zaman sekarang tentu tidak
lepas dari berbagai kemudahan sekaligusnya sejumlah tantangan. Apalagi di
tengah ancaman pandemi dan jepitan resesi ekonomi pada saat ini.
Namun, inilah episode hidup yang harus dijalani, dan kita terpilih
untuk mampu menghadapi dan melewatinya. Maka, perlu disadari masa muda terlalu
berharga untuk dilewatkan tanpa makna yang bisa menunjang kesuksesan hidup di
masa depan.
Maka, bangkitlah dan hadapi tantangan. Banyak hal yang dapat
dilakukan, banyak peluang di balik tantangan. Lakukan sekarang, jangan
menunda-nunda dan beralasan kamu tak mampu!
Allah Berfirman : “Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.
Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS.
Al-'Ankabut: 69).
Berikut ini adalah cara membangkitkan potensi millenial
berdasarkan pengalaman saya sebagai Spiritual Business Consultant dan
sebagian lagi bersumber dari buku “Lead Or Leave It!” Mari kita
kupas 7 cara itu.
TUJUH CARA MEMBANGKITKAN POTENSI
MILLENNIAL
1. Dekati dengan
Dakwah bil Hikmah, Dialogis dan Problem Solving. Hikmah salah satu prinsip
metode dakwah dalam al-Quran seperti dijelaskan dalam surat an-Nahl ayat
125, “Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” Hikmah
adalah metode atau cara-cara yang bijak, penuh dengan kelembutan, yang mampu
memberikan dampak positif terhadap Millennial dan Gen Z.
2. Jelaskan
Hubungan Ibadah, Berkarya dan Rezeki yang Halal Secara Ilmiah.
3. Tanamkan
kesadaran pentingnya Kekuatan Spiritual dalam upaya meningkatkan Kualitas
Hidup.
4. Bangkitkan
mereka dengan cara encouraging ideas atau mendorong mereka
menyampaikan ide-ide kreatif dan inovatif-nya. Ingat generasi milenial sangat
loyal terhadap kepentingan mereka, jadi jika kita sanggup bersinergi dengan
Kepentingan mereka, maka percayalah mereka akan stay and stand strong dengan
Kita.
5. Berikan
sentuhan modifying ideas atau Modifikasi Ide-ide mereka,
mengapa? Ya karena, meskipun generasi millenial ini sangat kreatif dan
inovatif, jelas tidak semua ide-ide mereka applicable atau bisa dilaksanakan.
Dengan kata lain ada kalanya ide mereka belum realistis dan belum tentu cocok
dengan kondisi saat ini.
6. Providing
feedback atau menghadirkan umpan balik bagi mereka, cambukan ini
begitu berdaya guna memastikan para generasi muda ini terus membara dengan
motivasinya yang tinggi, sehingga mereka akan mulai mengaum kembali.
7. Give
alternative and limited direction. Artinya, beri mereka alternatif dan
arahan atau perintah yang terbatas. Cara ini bisa digunakan jika ketiga
dorongan di atas ternyata belum mampu membangkitkan semangat Singa atau dengan
kata lain mereka masih saja lunglai dan mengembik.
Untuk melaksanakan dorongan keempat ini kita selaku orang tua,
pendidik maupun motivator harus sedikit bersabar, berikan kesempatan mereka
berpikir saat kita libatkan dengan ketiga cara di atas, dan jika sampai batas
waktu yang diberikan mereka tetap bungkam, maka saatnya kita beri mereka
alternative agar mereka mulai belajar berpikir.
Akhirul Kalam, jangan pernah menyerah dan berputus asa dalam
membimbing generasi millenial dan generasi z, mereka adalah singa-singa muda
yang penuh bakat dahsyat serta potensi yang luar biasa.
Yang harus kita lakukan sebagai pembimbing mereka, adalah
membimbing mereka dengan cara dan teknik di atas. Insya Allah sangat cocok
dengan tipikal mereka. Jadi, hanya masalah waktu mereka akan meneruskan tongkat
estafet kepemimpinan Indonesia Masa Depan. Salam Sukses Selalu Kita Semua!
(az).