SKJENIUS.COM, Jakarta.— PRIHATIN! Resesi di Depan Mata. Pasalnya, Presiden Jokowi memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 minus lebih dari 3 persen. Jika prediksi itu tepat maka Indonesia akan masuk ke jurang resesi.
Ketika resesi, banyak hal yang harus diwaspadai. Pasalnya, ekonomi mayoritas warga negara juga akan terganggu. Selain itu, perlu disadari bahwa resesi juga berdampak pada kesehatan jiwa penduduk. Apalagi resesi terjadi di tengah prahara corona masih mengganas yang setiap detik mengancam kesehatan masyarakat.
Maka di tengah Eskalasi Pandemi yang terus bertambah setip hari dan Ancaman Resesi Ekonomi, kita dituntut dalam setiap Tarikan Nafas untuk mempertahankan Kesadaran (consciousness) agar tidak Stres. Pasalnya, selama delapan bulan terakhir ini, kita mengalami tekanan psikologi yang cukup berat, cemas dan khawatir tertular virus corona. Apalagi sampai hari ini, pemerintah belum bisa memprediksi kapan pandemi akan berakhir. Sementara itu, kondisi ekonomi dan keuangan makin sulit.
Sementara itu, para ekonom senior memperkirakan Resesi Ekonomi Indonesia Lebih Panjang Dari Krisis 1998. Menurut Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean Proyeksi ekonomi di tahun 2020 dan 2021 memperlihatkan bahwa lemahnya momentum ekonomi Indonesia mungkin akan berlanjut sampai kuartal I 2021. “Saya memperkirakan kontraksi ekonomi akan berlanjut di kuartal IV 2020, sebesar -2,3% yoy," bebernya.
Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean memaparkan, pertumbuhan ekonomi di seluruh tahun 2020 dengan demikian akan mencapai -2,0% yoy. “Selanjutnya, bila kontraksi struktural masih berlanjut sampai kuartal I 2021, Indonesia akan berada dalam zona resesi yang bahkan lebih panjang dibanding episode krisis moneter di tahun 1998,” tegasnya.
Karuan saja, Ancaman Resesi di tengah Jepitan Pandemi ini membuat kita khawatir. Pasalnya, dampak dari resesi dapat terasa langsung bagi masyarakat. Resesi menimbulkan efek domino kepada kehidupan warga suatu negara yang sedang mengalaminya. Misalnya investasi yang anjlok saat resesi akan secara otomatis membuat angka pemutusan hubungan kerja (PHK) naik signifikan dan menghilangkan sejumlah lapangan pekerjaan. Produksi atas barang dan jasa pun merosot sehingga menurunkan PDB nasional.
Seiring dengan itu, perlu diwaspadai dampak resesi pada kesehatan mental masyarakat. Pasalnya, seperti diungkapkan dalam penelitian, dari King's College London, ternyata Resesi ekonomi di Eropa berdampak besar terhadap orang dengan masalah kesehatan jiwa. Antara 2006 dan 2010, jumlah pengangguran yang memiliki masalah kesehatan jiwa meningkat dua kali lipat dibandingkan orang lain dari 12,7% menjadi 18,2%.
Jadi, rakyat Indonesia di akhir tahun 2020 ini harus menghadapi hari-hari yang penuh tantangan berat. Bukan hanya harus menjaga dirinya dari tertular wabah corona, namun juga harus berjuang keras untuk mengatasi kesulitan ekonomi akibat resesi. Selain itu, harus tetap menjaga Kesehatan Mental agar tidak stres, putus asa dan depresi. Maka, Meningkatkan Kekuatan Spiritual adalah Solusi terbaik.
Revealed: The Staggering Importance Of Spirituality In Life
Alhamdulillah! Di balik ancaman resesi dan jepitan pandemi, seberkas Cahaya memancar di kalangan akademisi dan ilmuwan. Sains telah mengungkapkan beberapa fakta mengejutkan tentang pentingnya spiritualitas dalam hidup dan apa artinya menjadi spiritual pada saat Krisisi Ekonomi Global 2020 menerjang dunia.
Hampir semua negara mengalami penurunan ekonomi cukup dalam. Bahkan, Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa serta 45 negera kapitalis lainnya sudah terpuru ke Jurang Resesi. Krisis ekonomi 2020 ini jauh lebih buruk dari krisis finansial global 2007/2008.
Jika Anda tidak bahagia atau tidak sehat, kerohanian dapat membantu. Namun sayangnya masih banyak massa yang memoncongkan bibir mereka pada spiritualitas, sebagian karena mereka masih memahami agama secara formalitas dan sebagian lagi karena ada stigma negatif terhadap beberapa aliran spiritual,
Terlalu banyak orang yang menyangkal sisi spiritual mereka karena kuatnya pengaruh Sekularisme dan Kapitalisme yang mencengkram hampir seluruh lini kehidupan masyarakat dunia. Sehingga mereka mengabaikan aspek spiritual dalam bernegara, berpolitik, ekonomi dan budaya. Ini adalah kesalahan kritis karena spiritualitas sangat penting dalam hidup.
Setiap Orang dapat menggapai ketenangan yang hakiki dengan spiritual yang ia selami selama hidupnya, lahir maupun batin. Tidak dimungkiri jika kematangan dalam spiritual akan meningkatkan kualitas beribadah, bertindak-tanduk, seimbang antara ruhani dan jasmani, juga dalam menghadapi ujian dan rintangan, merupakan jendela baginya untuk bisa melewati tangga-tangga kehidupan.
Dengan semua itu, setiap Muslim dapat menyingkap segala rahasia kehidupan sehingga menjadi butir-butir kegembiraan, kebahagiaan dan kesejahteraan. Spiritual media untuk Relaksasi, Refleksi, Kontemplasi dan Muraqabah yang memberikan manfaat Kesehatan Tubuh dan Mental. Dengan menyelami spiritualitas Jiwaseseorang akan merasa Damai dan Tentram.
Jadi, Makna Sejati dan Pentingnya Spiritualitas dalam Hidup pada dasarnya adalah keyakinan dan perspektif individu kita sendiri, unik, tentang dunia, tentang moralitas, dan tentang ciptaan serta Sang Pencipta itu sendiri.
Memiliki keyakinan spiritual Anda sendiri sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik. Penelitian ilmiah telah mengungkapkan bahwa ada manfaat yang signifikan dari menjadi spiritual. Dan banyak di antaranya adalah manfaat yang tidak dapat Anda abaikan. Mari kita rasakan!
Ada manfaat luar biasa dari spiritualitas bagi mereka yang memelihara latihan spiritual dan pola pikir spiritual. Sebagai orang spiritual, kita lebih bahagia. Kita lebih sehat. Kita memiliki perspektif yang lebih baik. Kita lebih tercerahkan. Dan kita cenderung hidup lebih lama, penuh berkah dan bahagia.
Character Traits of the Spiritual Life: Self control and Self discipline
Dalam segala aspek kehidupan, apalagi di tengah ancaman resesi dan jepitan pandemi saat ini, maka seseorang sangat membutuhkan kendali diri atau disebut juga kontrol diri. Banyak faktor yang membuat seseorang kehilangan kendali diri, apakah dalam berkarya, berusaha, atau menekuni hobi, olah raga atau seni.
Segala hal dilakukan dengan nafsu menggebu, sekuat tenaga tanpa jeda istirahat cukup, seolah energi fisik dan mental tidak akan terkikis habis. Padahal, seberapa pun kekuatan tenaga, kekuatan mental manusia, pasti ada batasnya.
Nah, apa yang kamu pikirkan saat memikirkan pengendalian diri? Apakah Anda memikirkan sesuatu yang negatif, sesuatu yang harus dihindari, atau sesuatu yang hanya cocok untuk atlet profesional, yang mampu dan bersedia menjalani kehidupan militan dengan disiplin diri yang ketat? Allah menuntun agar kita hidup dalam pengendalian diri dan Dia juga menyediakan bantuan Ilahiyah-Nya untuk melakukan ini dalam Cinta Kasih-Nya.
Karena itulah Dia mengingatkan kita semua dalam Firman-Nya : “Dan aku (yusuf) tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya jiwa itu selalu menyuruh kepada keburukan, kecuali jiwa yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yusuf : 53).
Firman Allah SWT pada ayat diatas menjelaskan secara ekplisit bahwa yang namanya manusia tidak terlepas dengan keburukan, “…sesungguhnya jiwa (nafs) itu selalu menyuruh kepada keburukan…” adalah isyarat nyata jika setiap manusia (memiliki nafs/jiwa) cenderung berbuat keburukan.
Namun demikian Allah mengatakan bahwa jangan berusaha menghilangkan hawa nafsu tersebut, melainkan mengendalikannya, “kecuali jiwa (nafs) yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Dengan demikian Rahmat Allah itu telah mengajarkan kepada manusia untuk berlaku hati-hati dengan hawa nafsu. Seakan Allah berkata bahwa nafsu itu boleh jadi dapat berubah menjadi musuh yang siap menjerumuskan kalian apabila kalian tidak mampu mengendalikannya.
Karena itu, jangan menuhankan hawa nafsu. Barang siapa yang yang mengikuti hawa nafsu dan menuhankannya, Allah akan membiarkannya sesat. “Dan mereka berkata, ‘kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita, selain masa’. Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al-Jatsiyah : 24).
Apakah Anda memiliki kendali yang kuat atas nafsu dan selera Anda? Apakah Anda mengalah pada keinginan Anda bahkan ketika Anda tahu bahwa ada sesuatu yang tidak bijaksana atau salah? Disinilah pentingnya memahami Sifat Karakter Kehidupan Spiritual tentang Pengendalian diri dan Disiplin diri (Character Traits of the Spiritual Life: Self control and Self discipline).
Kecerdasan intelektual memang satu faktor yang menentukan keberhasilan seseorang. Akan tetapi, sebenarnya ada kecerdasan lain yang lebih penting, yang menentukan kebahagiaan seseorang. Kecerdasan tersebut adalah kecerdasan spiritual, kecerdasan tertinggi yang dimiliki manusia.
Dengan kecerdasan spiritual, kita dapat memahami esensi kita di dunia ini. Kita dapat memahami diri kita sebagai khalifah di muka bumi ini. Kecerdasan spiriual juga membuka mata batin kita, bahwa ada kekuatan di luar diri kita yang lebih besar. Kekuatan tersebut adalah Allah. Dengan kecerdasan spiritual, kedekatan dengan-Nya pun dapat terjalin harmonis.
Kecerdasan spiritual dapat diibaratkan sebagai permata yang tersimpan dalam batu. Allah senatiasa mencahayai permata itu seperti di ungkapkan dalam Al-Quran : An-nur 35, melalui wahyu-wahyu yang diturunkan-Nya, baik bersifat tekstual (al-kitab) maupun alam semesta itu sendiri. Tetapi bagaimanakah memberdayakan “permata” itu, sangat tergantung pada apakah kita mau menggosok batunya sehingga bercahaya! (az).