SKJENIUS.COM, Jakarta.— IRONIS, Memang! Negara yang memiliki Kekayaan Sumber Daya Alam melimpah, namun masih banyak rakyatnya belum merdeka dari Kemiskinan dan Pengangguran? Bukan karena rakyat Indonesia malas bekerja atau tidak mau berusaha. Tapi rakyat sudah bekerja maksimal hasilnya masih tetap sama. Orang miskin tetap miskin dan orang kaya bertambah kaya.
Demikian terungkap dalam Diskusi bertajuk “Rekonstruksi Sistem Perekonomian Indonesia Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,” yang diselenggarakan Spiritual Business Consultant di Pendopo Al-Hikmah dalam upaya mencari solusi atas berbagai Problematika Ekonomi, Bisnis dan Keuangan yang dihadapi rakyat Indonesia saat ini.
Seiring dengan itu, muncul pertanyaan, “Kenapa Harus Tergantung Kepada Investor Asing dan Aseng? Bukankah Indonesia Mempunyai Modal yang Besar untuk Menjadi Negara Super Power dengan Ekonomi Meroket. Tidak Mampukah Kita Mendayagunakan Semaksimal Mungkin Khazanah Negara yang sudah Dikaruniakan Allah kepada Bangsa Indonesia untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat?”
Padahal selama ini, banyak Negara yang iri dengan kekayaan terpendam Indonesia yang luar biasa. Karena itulah mereka berusaha dengan berbagai cara untuk dapat menguasai dan mengambil manfaat sebesar-besarnya. Setidaknya ada 7 Kekuatan yang dimiliki Bangsa Indonesia sebagai Modal Besar untuk menjadi Negara Adil dan Makmur, yaitu:
- Kekuatan Ideologi Pancasila dan UUD 45 sebagai Dasar Negara;
- Keluhuran Budaya dan Kearifan Lokal berbagai daerah di Nusantara;
- Kecerdasan Spiritual, Emosional dan Intelektual Manusia Indonesia Seutuhnya yang Mumpuni;
- Kekayaan Sumber Daya Alam yang Berlimpah di Darat maupun Lautan;
- Tanah yang Subur, Air yang Cukup, Iklim Tropis dan Keindahan Alam yang Bagaikan Zamrud di Khatulistiwa;
- Letak Geographis yang Strategis, diantara Dua Benua dan Dua Samudera;
- Keberanian dan Daya Tahan Masyarakat Adat Nusantara dalam menghadapi berbagai Tantangan Zaman.
Namun, mengapa dengan khazanah yang luar biasa itu Pemerintah Indonesia belum bisa memberikan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia? Padahal, Keadilan sosial menjadi penentu terwujud nya kesejahtaraan masyarakat di suatu negara. Kesejahteraan secara defeinisi global ialah seluruh kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi oleh negara tanpa memandang perbedaan jenis apapun.
Visi nasional bangsa Indonesia adalah untuk menciptkan Masyarakat Sejahtera yang Adil dan Makmur, cita-cita tersebut sudah direncanakan sejak Indonesia merdeka, namun pada pencapaiannya masih sangat jauh dari yang diharapkan. Kalau kita perhatikan maka kita masih jauh dari visi yang kita harapkan. Negara kita mempunyai hutang yang cukup besar baik hutang dalam maupun luar negeri. Kesenjangan antara miskin dan kaya, kerusakan lingkungan yang parah merupakan tolok ukur rendahnya kesejahteraan yang dirasakan masyakat luas pada saat ini.
Menurut hemat para peserta diskusi, ketertinggalan bangsa ini karena kesalahan para pemimpin dalam membawa bangsa ini menuju cita-cita bersama. Kita telah terbawa oleh “permainan lawan” atau sistem manajemen penyelenggaraan negara yang dianut bangsa lain.
Dalam bidang ekonomi kita gamang untuk melaksanakan “Ekonomi Pancasila” yang telah diamanahkan oleh para pendiri negeri ini. Kita kebingungan apakah menggunakan sistem ekonomi sosialis ataukah kapitalis. Dan dewasa ini kita banyak terseret pada sistem kapitalis yang bersifat liberal-pasar bebas, sekaligus terjerat Utang Riba.
Oleh karena itu, seluruh peserta diskusi berkesimpulan, sekaranglah saatnya kita Kembali ke Jati Diri Bangsa Mengembangkan Sistem Ekonomi Pancasila Berbasis Manajemen Ilahiyah. Dalam tataran aplikasi harus diciptakan sistem usaha yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan tidak memberi ruang hidup terhadap segala bentuk pungutan liar, kolusi, nepotisme, maupun korupsi
Kita perlu mengembangkan Sistem Perekonomian yang mendahulukan kepentingan pembangunan ekonomi kerakyatan dari tingkat terbawah. Sistem Ekonomi Pancasila mendahulukan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan individu/pribadi, karena visi dari ekonomi Pancasila adalah keselamatan bersama diatas keslamatan individu.
Sistem ekonomi Pancasila juga merupakan suatu kebijakan yang dibuat untuk menolong masyarakat yang kurang beruntung dan tertindas dengan sedikit bergantung pada campur tangan pemerintah.
Manajemen Ilahiyah untuk Mengatasi Kemelut Bisnis dan Keuangan
Dalam sebuah pemerintahan diperlukan manajemen atau pengelolaan yang baik terutama dalam bentuk pelayanan publik. Karena seluruh unsur dalam pemerintahan, baik Pusat maupun Daerah perlu menyadari
Pentingnya Manajemen Pemerintahan Untuk Keberhasilan Pembangunan. Baik itu bagi kebutuhan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), transparasi anggaran, dan akuntabilitas.
Manajemen merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan Pemerintahan, karena dalam proses manajemen terdapat langkah-langkah atau tahapan dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal itulah Spiritual Business Consultant menawarkan Sistem Manajemen Pemerintahan berbasiskan Manajemen Ilahiyah.
Manajemen Ilahiyah adalah Sistem Pengelolaan SDA dan SDM oleh manusia dalam mewujudkan tugasnya sebagai Khalifah (Manajer) Allah di Bumi. Karena itulah, sistem dan proses pengelolaan SDA dan SDM itu harus sesuai dengan Petunjuk Allah dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya serta Hikmah Ilahiyah yang disampaikan para Guru Mursyid kita, termasuk Petunjuk langsung dari Allah berupa Hidayah dan Ilham.
Manajemen Ilahiyah adalah manajemen
yang berorientasi spiritual, yang dikembangkan oleh Ketua Dewan Syura Majelis Dakwqh Al-Hikmah Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman berdasarkan
perenungan, gagasan teoritis, fundamental, dan filosofis serta pengalaman Beliau sebagai CEO Spiritual Business Consultant dan Risk Management & Compliance Director di PT. Samudera Biru Line.
Manajemen Ilahiyah menjabarkan bagaimana berbisnis dengan menghadirkan Nilai-nilai Ilahiyah yang jauh lebih bermakna dari result duniawi. Nilai-nilai yang dalam bingkai spiritual yang semestinya menjadi motivasi dan ruh sebuah bisnis.
Visi langit yang berupa spiritualitas yang kita terima dalam bentuk firman-firman
Allah maupun sabda utusan-Nya, menyatakan betapa dunia hanyalah terminal persinggahan
singkat sebelum kehidupan abadi datang. Kalau kehidupan abadi yang kita perjuangankan, maka kehidupan dunia akan kita dapatkan.
Seiring dengan itu, spiritualitas pun diambil dari nilai-nilai esensial kemanusiaan yang ada dalam masyarakat manusia di seluruh Nusantara dan sepanjang waktu yang mengajari kita bagaimana kita sebagai manusia berada dalam pola peristiwa yang lebih besar, siapa kita sebenarnya, dan bagaimana kita dapat mewujudkan harmoni dalam hidup dan pekerjaan.
Jadi, Manajemen Ilahiyah adalah Perspektif manajemen yang berfokus pada dampak organisasi pada dimensi pribadi dan spiritual anggota organisasi pemerintah, meningkatkan dimensi tersebut, dan karenanya meningkatkan efektivitas organisasi pemerintah.
How Spiritual Values Change the Practice of Modern Management
Mungkin belum banyak yang menyadari bahwa masyarakat saat ini membuat praktik manajemen konvensional tidak lengkap. Karena itulah mereka tidak bisa memosisikan manajer dengan lebih baik dalam organisasi mereka. Pasalnya mereka mengabaikan konotasi spiritual pada pekerjaan yang mereka lakukan.
Untuk itulah, Spiritual Business Consultant
mengembangkan dan mengeksplorasi bagaimana pendidikan dan pelatihan manajemen perlu diubah untuk memasukkan pola pikir manajerial yang menerima panggilan untuk mengontrol dan kebutuhan untuk responsif terhadap sisi spiritual dari manajer dan karyawan. Sehingga para Manajer yang sudah paham tentang teori manajemen tradisional dapat menerapkan aplikasi spiritual pada pekerjaan manajemen tradisional.
Hal ini menggambarkan keterampilan dan aktivitas baru yang diperlukan untuk terlibat dalam manajemen spiritual. Dengan pemahaman baru ini, manajer dapat mempersiapkan diri untuk membantu pekerja menjadi produktif dan berguna sekaligus membantu mereka menemukan makna dan kepuasan pribadi dalam pekerjaan.
Dalam Konsep Manajemen Ilahiyah yang berbasis Spiritual itu ditegaskan bahwa orang-orang adalah makhluk sosial dan sebagian besar interaksi mereka didasarkan pada keinginan untuk bersatu dengan orang lain.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Konsep Manajemen Ilahiyah Menetapkan Standar Moral yang Tinggi. Pasalnya, masing-masing dari kita menetapkan standar moral kita sendiri, tugas pengelolaan yang sebenarnya adalah membantu rekan kerja menggunakan semangat batin mereka saat mereka melakukan hal yang sama.
Oleh karena itu,seorang Manajer Spiritual itu terampil dalam pengalihan nilai; mereka mengatur nada etika dan moral untuk rekan kerja mereka; mereka berbagi niat yang meningkatkan tingkah laku manusia. Seorang manajer spiritual memiliki "kehadiran" etis dan memberikan makna sosial yang berharga kepada pengikut untuk pekerjaan yang diminta dari mereka.
Maka, Manajer spiritual memahami bahwa manajemen mereka disimpan dalam kepercayaan sebagai penatalayanan untuk jangka waktu sementara, mengakui bahwa pengurus tidak memiliki kepemilikan atas alat produksi; manajer-pengurus dapat mengusulkan rencana, pilihan, dan program, tetapi pengikut memiliki kesempatan untuk menyetujui sebelum tindakan yang diambil diterima secara umum.
Kesemuanya itu, melibatkan kepercayaan, perwalian, dan akuntabilitas; pola perilaku pelayanan oleh masyarakat dan anggota individu yang mengetahui apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya dan kemudian dilakukan secara kolektif; kepemilikan bersama.
Dengan demikian, Manajer spiritual peduli dengan keseluruhan pribadi, bukan hanya keterampilan khusus yang mungkin dimiliki seorang pekerja yang mungkin berguna dalam menyelesaikan pekerjaan yang sedang dilakukan; keutuhan dapat didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan untuk menemukan dan menggunakan semua kualitas kita untuk meningkatkan kehidupan manajer dan pengikutnya. (az).