SKJENIUS.COM, Jakarta.— PRIHATIN, Memang! Pasalnya sudah Delapan Purnama kita hidup dalam suasana yang mencemaskan dan penuh ketidakpastian. Padahal, semua orang pasti ingin hidup sejahtera, bukan?
Namun, suasana pandemi saat ini membuat sebagian besar merasa terpuruk sehingga tak tahu bagaimana cara mendapatkan kesejahteraan dalam ancaman wabah virus corona dan jepitan resesi ekonomi.
Untuk menahan penyebaran virus ini, pemerintah pun mengeluarkan berbagai kebijakan. Antara lain social distancing atau pembatasan sosial. Kebijakan ini mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga jarak dengan orang lain. Jadi, sebagian besar kegiatan yang melibatkan publik dibatasi, seperti perkantoran atau instansi diliburkan, pembatasan kegiatan keagamaan dan pembatasan transportasi umum.
Dengan segala pembatasan tersebut membuat dunia usaha melesu. Pasalnya, segala gerak dibatasi sehingga para pengusaha tidak bisa berjualan lagi. Contoh paling nyata dan langsung terlihat saat ini adalah semakin sedikitnya masyarakat yang pergi ke pusat perbelanjaan. Selain pusat perbelanjaan, sektor perhotelan dan transportasi juga langsung terpuruk. Demikian juga sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lebih rentan dalam masa perebakan virus corona ini.
Karuan saja hari-hari belakangan ini menjadi waktu yang penuh dengan perasaan empati dan serius dalam menghadapi masalah Covid-19. Masalah Covid-19 adalah masalah hidup dan mati Bangsa Indonesia. Kita saat ini memang dalam kondisi yang emergency, yang butuh atensi serius dari pemerintah, masyarakat, para ‘Ulama dan organisasi kemasyarakatan.
Karena itulah sebagai orang beriman dan berakal tentu saja kita Bersyukur karena Ajaran Islam dapat membantu kita menghindari sikap merusak diri sendiri seperti putus asa, lemah, dan egois. Islam juga dapat melindungi kita dari pengurangan nilai kemanusiaan oleh masyarakat modern ke aspek material kita. Lebih jauh, kearifan Islam, ketika diterapkan secara konsisten dalam hidup kita, membuat kita menjadi individu yang sangat kuat, dan kekuatan itulah yang kita butuhkan di saat-saat krisis, ketakutan, kehilangan, dan ketidakpastian ini.
Alhamdulillah. Kekuatan Iman memberikan dukungan praktis kepada miliaran orang, pada saat krisis kesehatan dan hantaman resesi. Kita melihat, bagaimana maraknya aksi sosial selama pandemi karena organisasi Islam di seluruh dunia menawarkan dukungan, makanan, perumahan, sumbangan, dan layanan medis. Kegiatan amal Shaleh seperti itu adalah prinsip penting dan mengagumkan dari Umat Islam.
Untuk itulah, melalui tulisan ringkas ini saya ingin berbagi ilmu dan pengalaman dengan para pemirsa, tentang, “Bagaimana Memanfaatkan Kekuatan Transformatif Energi Iman agar Memberi Kita Kekuatan dan Mengatasi Krisis Kesehatan dan Resesi Ekonomi?”
Silakan dibaca lebih lanjut. Semoga bermanfaat dan memberi inspirasi serta solusi dalam upaya kita keluar dari kemelut kehidupan ini. Seiring dengan itu, saya berharap Anda berkenan memberikan kritik dan saran. Semoga dapat kita diskusikan lebih mendalam pada tulisan selanjutnya.
The Power of Faith in Times of Crisis
Tahun 2020, menjadi tahun yang kritis bagi Umat Islam, khususnya di Nusantara ini. Pandemi corona dan resesi ekonomi membuat perekonomian kita amburadul. Hal ini telah mengimbas kesemua sektor. Tentu saja rakyat kecil paling terasa beban deritanya. Daya beli menurun. Cari uang susah. Sementara itu, jutaan orang kena PHK.
Karena itulah, sebagai Muslim, di tengah situasi yang tidak menentu ini kita harus meningkatkan Kekuatan Iman agar tidak stres dan putus asa. Allah telah berjanji untuk menyertai kita juga pada saat krisis. “Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang beriman.” (QS al-Anfaal : 19).
Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki sifat selalu bersama dengan makhluk-Nya, merupakan hal yang sudah jelas berdasarkan al Qur`an, Sunnah dan Ijma’ para salaf. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. al Hadid : 4).
Setelah lebih dari 25 tahun memimpin Majelis Dakwah Al-Hikmah saya ingin menyampaikan inilah saatnya "Kita harus saling mengingatkan bahwa kita beriman kepada Allah sebagai Rabb Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang berjanji untuk menyertai kita juga di saat senang dan susah, apalagi saat ini krisis COVID-19 global.”
Marilah kita dekatkan diri kepada Allah. Karena kita sesungguhnya tiada daya dan upaya kecuali atas izin-Nya. Allah SWT berjanji akan menolong orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman Allah SWT, "...Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman." (QS. Ar-Ruum: 47).
Allah juga berjanji akan memberikan advokasi atau pembelaan (ad-difa'). Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman...” (QS. Al-Hajj:38).
The Five Spiritual Principles that Give Us Strength in Times of Crisis
Kita semua dikejutkan oleh pandemi COVID-19 yang menerjang seperti badai yang sempurna membuat perekonomian babak belur dan akhirnya terpuruk ke jurang resesi ekokomi. Begitu banyak orang telah kehilangan semua yang mereka usahakan dengan susah payah selama ini.
Namun, di sisi lain, bencana ini telah membangkitkan Kesadaran Spiritual kita bahwa ada Kekuatan Maha Dahsyat di alam semesta ini. Sehingga dengan makhluk kecil Ciptaan-Nya yang disebut Virus Corona mampu memporak-porandakan perekonomian negara Adi Daya Amerika Serikat dan menjebloskannya ke Jurang Resesi bersama para sekutu Kapitalisnya di Eropa.
Sering dengan itu, Kami bersama Majelis Dakwah Al-Hikmah (MDA) pun memiliki kesempatan untuk membimbing Jamaah MDA khususnya dan umat pada umumnya tentang menghadapi krisis dengan Solusi Spiritual (Spiritual Solution). Berikut ini adalah Lima Prinsip Spiritual yang Memberi Kita Kekuatan di Saat Krisis:
1. Harapan dan Keyakinan.
Pesimisme itu beracun dan tindakan tidak percaya. Al-Qur'an dengan jelas menyatakan: "Dan siapa selain mereka yang tersesat, putus asa dan meninggalkan harapan akan rahmat Tuhan mereka?" (15:56).
Jika kita memiliki iman yang kuat, kita tidak putus asa atau menyerah pada keputusasaan atau pesimisme. Selama kita hidup, mudah untuk goyah dan merasa bahwa Tuhan telah meninggalkan kita, menjadi mangsa ketakutan dan kelemahan.
2. Tenggelamkan Diri Anda dalam Firman Allah
Kehidupan di dunia seringkali penuh dengan masalah. Ketika Anda merasa seolah-olah jiwa Anda terluka karena laporan berita tentang penembakan, tindakan jahat, atau bencana lainnya, bagaimana Anda menemukan kenyamanan?
Bagi orang beriman, tentu ada ada tempat berlindung. Al-Qur’an memberi tahu kita, “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Isro’: 82).
Ada ruang di dalam hati yang tidak mungkin tercahayai kecuali dengan kalam Ilahi. Di sinilah kita bertemu dengan janji Allah bahwa hanya dengan zikrullâh (mengingat Allah)-lah. Adapun sebaik-baik zikrullâh adalah membaca Al Quran. Jadi, ada jaminan bahwa dengan membaca Al Quran hati menjadi tenang. Maka, Tenggelamkanlah Diri Anda dalam Firman Allah.
Dengan demikian dapat kita simpulkan, Al-Quran sebagai mu’jizat dapat memberikan ketenangan tersendiri bagi jiwa yang dilanda kesedihan, kecemasan dan penyakit-penyakit lainnya. Dengan membaca dan memaknai, ketenangan itu akan hadir di dalam jiwa. Al-Quran dapat membawa manusia kepada jiwa yang terang. Dan Al-Quran juga merupakan cakupan makanan bagi hati dan jiwa. Maka
3. Zikir Mengakses Sumber Solusi.
Ketika dihadapkan dengan masalah, baik itu kesehatan yang buruk, kekhawatiran keuangan, atau kesulitan hubungan, kita sering bergantung pada kecerdasan untuk menyelesaikannya. Padahal ada Kekuatan Spiritual Mahakuasa yang punyai solusi terbaik untuk masalah kita. Dia-lah Allah SWT yang tiada henti Memelihara kita.
Oleh karena itu, setiap kita menghadapi masalah, tantangan alam maupun krisis ekonomi, maka terlebih dahulu, kita perlu meninggalkan kesibukan duniawi pergi menyepi untuk memohon Petunjuk dan Bimbingan dari Yang Maha Kuasa.
Perlu kita sadari bahwa kehidupan kita sehari-hari sebetulnya adalah manifestasi dari seberapa kuat kita terhubung dengan Sang Pencipta, Sumber yang sejati. Karena itulah kita perlu berzikir untuk mendekatkan diri pada Allah. Sehingga kita bisa mengakses
Sumber Solusi dari segala masalah yang kita hadapi.
“Karena itu, ingatlah (Zikir) kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah : 152)
4. Minta Tolonglah dengan Sabar dan Shalat .
Kala manusia terlena dengan kemajuan di segala bidang baik Ekonomi, militer, kedokteran, tiba-tiba saja mereka terhentak kesadarannya bahwa ternyata kemajuan yang telah dicapai seolah tak berdaya dihapan makhluk Allah yang sangat kecil tak tampak oleh mata manusia yang disebut Covid-19.
Ketika sadar bahwa kemampuannya terbatas maka manusia khususnya mereka yang beriman, membutuhkan sandaran diri pada zat yang kekuatannya tiada terbatas yakni Kekuatan Allah. Ketidakberdayaan membuat manusia membutuhkan pertolongan Allah.
Bila kita mencermati ayat-ayat Al-Quran diatas serta ayat lain mengenai pertolongan Allah maka akan kita temui cara bagaimana mengundang Pertolongan Allah. Allah akan menolong siapa yang dikehendakiNya. Pertolongan Allah datang kepada orang yang beriman yang sabar sambil memohon pertolongan kepada Allah serta beribadah dan bertawakal hanya kepada-Nya.
“Hai orang yang beriman jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar" (Q. S. Al- baqarah : 153).
5. Kekuatan Do’a.
Iman kita terhubung langsung dengan do’a kita. Do’a bisa memiliki banyak bentuk. Faktanya, setiap pikiran yang kita miliki adalah do’a yang akhirnya terwujud dalam hidup kita. Do’a dapat membantu kita mencapai hasil ajaib yang tidak akan pernah bisa kita capai sendiri.
Do’a adalah percakapan kita dengan Allah dan apa yang kita minta, Dia akan berikan kepada kita. Jika kita menginginkan kesembuhan, iman, perluasan spiritual, atau tujuan hidup, kita harus meminta kepada Allah. Kita harus sadar sepenuhnya bahwa sangat sedikit yang dicapai hanya dengan kekuatan kemauan kita sendiri.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memberi inspirasi dan menambah semangat. Silakan Anda share Kepada karib kerabat dan kawan-kawan melalui Group WA, Facebook, Twitter dan Media Sosial lainnya. Wassalam! (az).