SKJENIUS.COM, Cikarang.— Menjelang akhir tahun 2020, Efek Domino Resesi Mulai Terasa, Banyak Orang Kehilangan Pekerjaan. Daya beli masyarakat makin menurun. Karuan saja, para pengusaha pun mengalami kesulitan dalam meningkatkan omzet penjualannya.
Sementara itu, jumlah pencari kerja makin membludak. Padahal, jumlah lapangan pekerjaan sangat terbatas. Alhasil, sulit mendapatkan pekerjaan menjadi problem masyarakat yang harus segera dicarikan solusinya.
Nampaknya, terjangan resesi ekonomi di tengah jepitan pandemi ini menjadi masalah berat yang harus dihadapi rakyat Indonesia. Pasalnya, selama delapan bulan terakhir, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar kepada perekonomian di dalam negeri. Namun sampai hari ini, eskalasi pandemi terus bertambah setiap hari. Entah kapan akan mereda.
Diakui atau tidak, saat ini kondisi perekonomian mulai terasa semakin sulit. Kebetulan, sebagai seorang Spiritual Business Consultant, saya banyak bergerak bersama dengan UMKM, maka dapat merasakan beratnya tekanan ekonomi saat ini.
Seiring dengan itu, pandemi Covid-19 telah mengubah tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Pola konsumsi, perubahan pola kebutuhan manusia juga sudah terjadi. Karena itulah, sangat penting untuk mencari peluang usaha di sektor lain dengan inovasi dan kreativitas. Kita berharap inovasi dan kreativitas dapat menjadi solusi dalam membangun kembali ekonomi Indonesia.
Dengan demikian, tantangan terbesar bagi orang Beriman dan Berakal, pada saat ini adalah, “Bagaimana Mentransformasikan Kekuatan Iman Untuk Mengatasi Pandemi dan Resesi Ekonomi?”
Beriman di Tengah Kemelut Ekonomi dan Keuangan
Resesi ekonomi momok bagi setiap negara di dunia, karena begitu nyata bagi masyarakat. Apalagi Pandemi dan resesi ekonomi yang terjadi dalam periode waktu yang sama seperti sekarang. Maka, keduanya menjadi sentimen negatif yang mendorong setiap orang atau konsumen dan investor semakin berhati-hati dan menahan diri, termasuk belanja atau konsumsi.
Semua orang butuh kepastian dan suasana kondusif untuk belanja maupun investasi. Pandemi dan resesi sudah menghadirkan tekanan psikologis bagi banyak orang. Maka, tantangan terbesar bagi Spiritual Business Consultant adalah, “Bagaimana membantu Umat secara pendekatan keimanan saat mereka hidup melalui masalah besar ini.”
Hadiah terbesar yang bisa kita berikan kepada dunia, khususnya Umat Islam Indonesia adalah kehadiran kita, kepedulian dan perhatian pada situasi yang tak menentu ini. Pengalaman, penghayatan dan pengetahuan spiritual yang dikembangkan Spiritual Business Consultant punya peluang sebagai satu tawaran alternatif Solusi Keimanan dalam menyikapi Covid-19 dan dampak resesi.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas , Insya Allah, melalui tulisan ringkas ini, sebagai seorang Spiritual Business Consultant, saya ingin berbagi Tips Bisnis dan Pengalaman tentang bagaimana memecahkan masalah dan menyelesaikannya serta mengatasi kesulitan ekonomi dengan Energi Transformatif Keimanan. Semoga bermanfaat, memberi inspirasi dan solusi bagi Anda dalam menghadapi kemelut hidup saat ini.
Sebagaimana sudah kita saksikan, rasakan bersama bahwa Keimanan memberikan dukungan praktis kepada miliaran orang, terutama di saat krisis. Kita melihat melalui televisi dan membaca di berbagai media, bagaimana Kekuatan Iman ini beraksi selama pandemi karena organisasi berbasis Islam di seluruh dunia menawarkan dukungan, makanan, perumahan, sumbangan, dan layanan medis.
Amal Shaleh seperti itu adalah prinsip penting dan mengagumkan dari Pengejawantahan (aktualisasi) Keimanan Umat Islam di berbagai belahan bumi ini. Pasalnya hari ini, Bangsa kita juga mengahadapi masalah ketimpangan sosial yang cukup lebar. Mereka yang miskin dan kurang beruntunglah yang paling menderita akibat pandemi dan resesi ini.
Maka, setiap upaya untuk mengurangi dampak resesi dari organisasi berbasis Islam akan sangat membantu. Begitu pula dengan solusi berkelanjutan dan berbasis pendidikan , yang diterapkan di lapangan melalui Pendidikan dan Pelatihan Anti Nganggur Nusantara. Sebagaimana hal tersebut dikembangkan oleh Spiritual Business Consultant bekerjasama dengan Majelis Dakwah Al-Hikmah dan LPK President.
Faith in God will help you overcome a crisis
Tak satu pun dari kita menginginkan krisis melanda kita, keluarga kita atau kota kita, maupun negara kita, namun pandemi dan resesi ekonomi benar-benar datang. Krisis tidak pernah menavigasi diri sendiri. Dibutuhkan kepemimpinan, bukan sekadar rasa kasihan atau keluhan dan tentu saka hanya akan bertambah buruk jika kita tidak melakukan apa-apa.
Keimanan dan kesadaran budaya kita akan menjadi kompas selama mengatasi krisis. Kita harus yakin akan nilai-nilai Ilahiyah dan kearifan budaya Nusantara. Karena krisis pun pernah terjadi di masa lalu. Maka, bagaiamana sikap Nenek Moyang kita menghadapi krisis dapat kita gunakan sebagai referensi dalam menghadapi situasi yang sedang hadapi hari ini.
Insya Allah, jika kita fokus pada Keimanan kepada Allah dan nilai-nilai budaya selama badai resesi ini, akan memungkinkan kita berhasil Mengatasi Krisis Coronavirus dan Keluar dari Kemelut Ekonomi ini. Dalam situasi krisis, tak obahnya dalam kehidupan lainnya, memilih dengan bijak daripada memilih yang buruk adalah kunci suksesnya. Itu harus menjadi inti dari apa yang kita perjuangkan dalam hidup.
Mari kita hayati dan jadikan tempat bersandar serta amalkan Petunjuk Allah dalam Al-Qur'an, berikut ini:
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).
Percayalah kepada Allah dengan segenap hati kita dan jangan bersandar pada pemahaman kita sendiri; dengan segala cara kita tunduk pada-Nya dan yakinlah Dia akan membuat jalan kita lurus lagi benar.
Inilah 7 Hikmah dibalik Krisis yang Dapat Kita Petik Manfaatnya. Sekaligus Hikmah ini menjadi Solusi atas krisis yang kita hadapi.
- Krisis akan memunculkan kebenaran dan keyakinan tentang kekuatan, iman. Hal ini dengan cepat mengungkapkan apa yang benar-benar Anda yakini. Krisis mengungkapkan celah teologi, hati, dan kehidupan kita;
- Krisis membangkitkan Kesadaran Spiritual kita bahwa betapa rapuhnya kehidupan yang berlandaskan materialisme-kapitalis. Karena adanya ketidakselarasan antara perekonomian dan spiritualitas;
- Krisis menyadarkan kita untuk menggali potensi diri lebih maksimal. Situasi kritis yang dihadapi seseorang acapkali memicunya untuk memaksimalkan potensi diri dengan mencoba hal baru. Keadaa terdesak membuat mereka tidak takut untuk gagal dalam mencoba hal baru. Padahal itulah kunci sukses yang mungkin selama ini belum kita lakukan;
- Krisis membangkitkan persatuan. Dalam sebagian besar situasi, krisis dapat membantu membentuk ikatan dalam keluarga dan komunitas dan menggerakkan orang untuk bekerjasama dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi;
- Krisis memberi kita kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Perlu dipahami bahwa, terjadinya krisis merupakan suatu reaksi dari dalam diri seseorang terhadap suatu bahaya dari luar. Suatu krisis biasanya meliputi hilangnya kemampuan untuk mengatasi masalah selama sementara waktu. Jika seorang mengatasi masalah itu secara efektif, maka ia dapat kembali berfungsi seperti keadaan sebelum krisis. Dengan kata lain, krisis dapat menjadi titik balik (turning point) menuju ke arah perbaikan;
- Dimana ada Krisis di situ ada Peluang. Sejarah telah menunjukkan kepada kita berkali-kali bahwa selama resesi dan malapetaka lainnya, beberapa bisnis tumbuh sangat cepat dan makmur. Ini berarti bahwa kita masing-masing harus memutuskan apakah akan mencari peluang seperti itu atau tidak;
- Krisis menyadarkan kita betapa pentingnya kesehatan dan kebersihan serta pentingnya norma-norma kemanusiaan di dalam masyarakat. Timbulnya empati, timbulnya solidaritas di tengah masyarakat kita pada saat pandemi Covid-19 ini merupakan suatu pembelajaran yang harus kita kembangkan.
Seorang pemimpin bisnis berbagi pengalaman dengan saya bahwa beberapa tahun terakhir krisis keuangan telah mengajarinya apa yang sebenarnya paling penting. Dia menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga, meningkatkan kualitas imannya, hidup lebih ramping dan lebih menikmati hidup. Dia sekarang memiliki seperangkat nilai baru dan cara baru dalam berbisnis.
Mari kita berdo'a, semoga Allah memberi petunjuk dan Kemudahan kepada kita semua dalam mengatasi pandemi dan ancaman resesi ini.
“Allaahummadfa’ ‘annal-gholaa’a wal-wabaa’a wal-fahsyaa’a wal-munkara was-suyuufal-mukhtalifata wasy-syadaa’ida wal-mihana maadhohara minhaa wa maabaathana mim balaadinaa khaassataw wa min buldaanil-muslimiina ‘aammatan. innaka ‘alaa kulli syai’in qodiir.”
Artinya : ”Ya Allah, hindarkanlah kami dari resesi ekonomi, musibah penyakit, kekejian, kemungkaran dan bencana yang timbul karena perang, kesulitan-kesulitan dan berbagai petaka baik yang lahir maupun yang batin dari negeri kami khususnya atau dari negeri kaum muslim pada umumnya, sesungguhnya Engkau Maha atas segala sesuatu.”
Marilah kita berpegang tegun pada Keimanan dan nilai-nilai Budaya Spiritual Nusantara. Semoga kita dapat mentransformasikan energi iman untuk mengatasi krisis kehidupan yang sedang kita hadapi saat ini. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiina! (az).