SKJENIUS.COM, Jakarta.-- RISAU, Memang! Betapa Tidak?Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah terpuruk ke Jurang Resesi. Pasalnya, mengalami pertumbuhan minus dalam dua kuartal secara beruntun. Sementara itu, eskalasi pandemi masih terus bertambah.
Anjloknya pertumbuhan ekonomi tidak
lepas dari kegagalan pemerintah Jokowi membuat Ekonomi Meroket sebelum masa
pandemi, sebagaimana dijanjikannya pada kampanye pilpres 2014. Sepanjang
pemerintahan Jokowi periode pertama, pertumbuhan ekonomi hanya mentok di
kisaran 5,02 persen. Bahkan, Makin Loyo! PDB Kuartal IV-2019 hanya Tumbuh
4,97%, Terendah Sejak 2016.
Sementara itu, Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB), kebijakan yang diambil untuk mencegah penularan virus,
juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Banyaknya perusahaan yang gulung
tikar, pemutusan hubungan kerja, dan pemotongan gaji karyawan merupakan dampak
dari resesi.
Untuk itulah kita mengusulkan agar di
tengah resesi yang resmi melanda Indonesia, sebaiknya pemerintah tak hanya
sekadar menjaga daya beli atau konsumsi. Tapi bagaimana masyarakat tidak
kehilangan daya beli. Jadi artinya masyarakat yang terkena dampak paling para
dari pandemi, ini yang harus diperhatikan.
Namun demikian, kita tidak bisa
sepenuhnya berharap kepada pemerintah di masa seperti ini. Pasalnya, pemerintah
dan tim ekonomi tidak bisa dituntut lebih jauh untuk mempertahankan pertumbuhan
positif dalam keadaan pandemi sekarang ini. Tetapi yang harus dituntut oleh
publik kepada pemerintah adalah respons kebijakan apa yang harus dilakukan
menghadapi kenyataan seperti ini?
Seiring dengan itu, sebagai pengusaha
kita harus bersiap-siap, mengatur strategi keuangan untuk mempersiapkan diri
melewati resesi, tapi jangan sampai panik dan salah langkah. Kita tidak boleh
pasrah dengan keadaan.
Pasalnya, sebagai orang Beriman dan Berakal kita harus mampu mengatasi situasi dan kondisi. Virus bukan alasan kita untuk tidak produktif. Resesi bukan hambatan mengembangkan bisnis. Selalu ada hikmah di balik semua masalah. Itu pula yang sepertinya terjadi dengan ancaman resesi ekonomi di masa pandemi Covid-19 ini.
Sejarah membuktikan bahwa setelah peristiwa yang mengerikan akan terjadi transformasi besar. Sometimes the world needs a Economic Recession : Turning challenges into opportunities.
Brian Berkey, asisten profesor studi hukum dan etika bisnis di sekolah bisnis Wharton University of Pennsylvania mengatakan krisis seperti ini akan memberi kesempatan kepada kita untuk menuangkan ide-ide hebat yang sebelumnya sempat tidak bisa diwujudkan.
“Menemukan kembali bisnis Anda? Tampaknya mungkin sekarang waktunya. Menciptakan solusi baru untuk masalah sosial yang sulit diatasi, yang tidak ditanggapi dengan serius oleh siapa pun hingga COVID-19 mengungkapkannya,” tegasnya.
Recognize Allah your Source. Everything else is a resource provided by Him!
Pandemi Covid-19 ini telah menciptakan kebutuhan baru yang perlu Anda pecahkan. Sebagai seorang pengusaha, kita harus dapat melihat ada peluang baru di balik ini semua. Sebab, bisnis yang baik itu adalah sebuah inovasi yang dibuat sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat.
Untuk itulah perlu kita sadari bersama bahwa pandemi Covid-19 saat ini situasinya extraordinary. Makanya harus ditangani dengan extraordinary juga. Artinya, kita membutuhkan Holistic Problem Solving. Karena itulah kita harus memadukan penanganan rasional empirik (sains) dengan spiritual metafisik.
Maka, kita perlu mengembangkan cara berfikir holistik. Kita harus memadukan element yang bersifat empirik dengan yang non empirik, yang fisik dengan yang metafisik. Cara berpikir yang Memadukan Spiritualitas, Rasionalitas dan Aktivitas itulah yang disebut Paradigma Ilahiyah.
Amal perbuatan manusia sangat tergantung kepada paradigma -pemikiran, gagasan, ide, konsep, opini, pandangan, pikiran- yang dianutnya. Bagi seorang muslim, paradigma yang dianutnya adalah Paradigma Ilahiyah . Yakni pemikiran, gagasan, ide, konsep, opini, pandangan, dan pikiran yang dilandasi al-iman (keimanan). kekufuran).
Al-Iman (keimanan) membimbing seorang muslim memandang berbagai persoalan besar (al-haqa’iqul kubra) dengan al-bashair (pengertian, pengetahuan, dan kecerdasan yang dilandasi wahyu).
Karena itu Allah menjadi sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan. Allah sebagai Al ‘Aliim terhadap sumua jenis ilmu, tidak hanya tentang ilmu agama melainkan semua ilmu yang ada dimuka bumi baik yang ghoib maupun yang nyata, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al Hasyr ayat 22:
"Dia-lah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."
Jadi, Allah adalah Sumber segala sumber hidup manusia. Dia adalah pencipta, pemilik dan pengendali bumi, alam semesta dan segala isinya. Dia berdaulat penuh mengatur dan memberikan segala sesuatu, apapun itu dan kepada siapa saja yang Dia kehendaki menganugerahkan-Nya.
Dan satu hal yang pasti, Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maha Memberi juga. Itu pasti dilakukan dan diberikan-Nya kepada orang yang melakukan perintah dan mewujudkan kasih-Nya dalam hidup sehari-hari.
Kita meyakini bahwa Allah adalah sumber dari segala berkah maupun pertolongan yang ada, termasuk juga inisiatif untuk memberikan pengharapan juga datang dan berasal dari Allah, maka bagian kita sebagai manusia adalah merespon setiap sesuatu yang Allah berikan.
Dalam beberapa ayat di Al Qur'an kita ketahui Allah seringkali menggunakan kata "Wahai orang-orang beriman..." (QS. ash-Shaff: 10-12). Ini adalah sapaan mesra dari Allah, yang berarti suatu ajakan atau undangan kepada kita semua.
Allah sangat mengerti tentang kebutuhan kita, dan Ia sangat mengerti jika kita sedang berada dalam keadaan kekurangan, karena itulah Allah memberikan semuanya itu kepada kita secara cuma-cuma alias gratis.
Banyak dari kita seringkali tidak mengerti akan rencana Allah dalam kehidupan kita, sehingga kita tidak tahu bagaimana cara untuk meraih berkah-berkah yang telah Allah sediakan bagi kita. Termasuk di tengah Resesi Ekonomi di masa pandemi ini.
Seringkali kita kecewa kepada-Nya tanpa kita mau koreksi dan instrospeksi diri kita sendiri, kebanyakan dari kita kemudian mencari pertolongan dan pengharapan diluar Allah. Padahal pertolongan dan pengharapan tersebut hanyalah bersifat semu atau sementara.
Seringkali kita berpikir bahwa harta kekayaan, jabatan yang tinggi dan juga tingkat kecerdasan yang tinggi dapat mengatasi segala macam persoalan hidup kita. Tanpa Keyakinan Kepada Allah, Kita Tidak Bisa Berbuat Apa-apa. Tanpa pertolongan Allah SWT, harapan manusia mustahil bisa menjadi kenyataan.
"Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat." (QS. Al-Furqan: 2)
Datanglah Kepada Allah, Maka Dia akan memberi peluang bisnis kepada kita.
Sebagai seorang pengusaha yang meyakini bahwa Allah adalah Sumber Segalanya, maka sekaranglah saatnya kita datang menghadapkan jiwa dan raga kita ke Hadhirat-Nya. Bukankah dia sudah memanggil kita:
“Dan pada sebagian malam hari, bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (QS Al-Isra': 79).
Jadi, sebelum memulai segala sesuatu, datanglah kepada Allah. Ia yang memiliki kuasa untuk membuat bisnis kita berhasil. Dan Dia yang memiliki segala berkah dan hal-hal yang kita butuhkan. Juga Dia pula yang menguasai hidup dan mati kita.
Marilah kita datang dan mendekat kepada Allah dan dengarkan Petunjuk-Nya. Berdo'alah agar dilindungi-Nya nyawa kita. Berdo'alah agar disertai-Nya setiap langkah kita. Dan berdo'alah agar apapun yang dikerjakan tangan kita tidak membuahkan kesia-siaan.
The Great Provider: God Is Everything We Need, Everywhere We Are
Satu diantara nama Allah Terbaik (al Asma'ul Husna) adalah Ar-Razzaaq, Maha Pemberi Rezeki, Allah menyediakan segala sesuatu yang berguna bagi makhluk-Nya. Allah adalah Penyedia yang Agung. Allah Adalah Sumber Segala Yang Kita Butuhkan, Di Mana Saja Kita Berada
Sungguh luar biasa mengetahui bahwa Allah adalah sumber kita untuk semua yang kita butuhkan dan Dia peduli tentang semua yang kita pedulikan. Tidak ada kebutuhan yang begitu kecil sehingga Dia tidak mengetahuinya, dan tidak ada yang terlalu besar yang tidak dapat Dia sediakan bagi kita.
Segala sesuatu yang kita miliki adalah pemberian dari Allah, dan semua adalah miliknya. Maka bergegaslah untuk berjumpa dengan-Nya.
"Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Rabb-mu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu." (QS. Al Kahfi: 16).
Selamat menempuh perjalanan spiritual ke Hadhirat-Nya untuk menjemput Peluang Bisnis Terbaik dari Sisi-Nya. Sebagai oleh-oleh dari perjalanan saya, berikut ini ada Petunjuk-Nya tentang 7 peluang usaha yang cocok dijalankan selama pandemi :
- Bisnis Frozen Food,
- Usaha Ramuan Herbal dan Minuman dari Rempah-Rempah Tradisional,
- Makanan Siap Saji,
- Membuka Jasa Pembuatan Website,
- Bisnis Jasa Multi Kurir,
- Bisnis Dropship,
- On demand cleaning service.
Semoga uraian singkat di atas dapat
membantu dan memberi inspirasi dan panduan dalam upaya Anda Menciptakan Peluang
Bisnis di Masa Pandemi ini. (az).