SKJENIUS.COM, Jakarta.- MIRIS! Betapa Tidak, Resesi Sudah di Depan Mata, Apa yang Harus Kita Siapkan? Pasalnya, kemelorotan ekonomi selama tujuh purnama ini membuat perekonomian Indonesia diprediksi tercebur ke jurang resesi pada kuartal III-2020. Krisis itu pun akan menyulitkan pemerintah dalam mendesain skema pemulihan ekonomi. Apalagi eskalasi pandemi terus bertambah. Tak ada yang bisa memprediksi kapan meredanya?
Menteri
Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, sebagaimana dilansir okezone.com, mengaku dalam
menyusun kebijakan ekonomi dalam menghadapi covid-19 sangat sulit. Apalagi, di
kuartal kedua Indonesia sudah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup dalam
yakni minus 5,32%. Ekonomi Indonesia di ambang resesi jika kuartal III-2020
kembali minus.
"Dalam mendesain kebijakan
fiskal di tahun 2020 sangat sulit karena masih adanya ketidakpastian yang
dibayangi covid-19," ujar Menkeu dalam diskusi virtual, Jumat (18/9/2020).
Sementara
itu, kalangan pengusaha memprediksi, Kondisi resesi akan berdampak pada
pelemahan daya beli hingga pemutusan hubungan kerja (PHK). Angka pengangguran
bahkan diprediksi bakal bertambah sekitar 5 juta. Diprediksi bakal ada tambahan
lima juta pengangguran baru saat Indonesia masuk jurang resesi. Demikian
proyeksi dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
"Pertumbuhan ekonomi di minus
1,7% dan 0,6% akan meningkatkan kemiskinan dan pengangguran secara signifikan.
Sekarang jumlah pengangguran kurang lebih 7 juta orang, dan akan bertambah
lebih dari 5 juta," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani dalam sebuah webinar,
Kamis (24/09).
Apalagi,
setiap tahun di Indonesia ada tambahan 2,24 juta orang yang membutuhkan
lapangan kerja baru. Selain itu, berdasarkan data ketenagakerjaan saat ini ada
8,14 juta orang yang setengah penganggur dan 28,41 juta orang pekerja paruh
waktu. Dengan demikian, setidaknya ada 46,3 juta orang yang tidak bekerja
secara penuh.
"Atau 33,59%, angka ini cukup
baru, dan dari data Kemenkeu, akan ada tambahan 4 juta hingga 5 juta
pengangguran akibat COVID-19," terangnya.
Penambahan jumlah
pengangguran itu sangat mungkin terjadi sebab saat resesi terjadi, kata
Rosan, aktivitas berbagai sektor usaha bakal ikut terhambat sehingga efisiensi
pasti jadi pilihan para pelaku usaha. Terutama pada sektor perdagangan dan
pengolahan yang biasanya menyerap tenaga kerja terbanyak.
Diperlukan Kebijakan Extraordinary
dan Holistik
Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, maka sebagai warga negara yang baik, tentu
saja kita berkewajiban membantu pemerintah dalam mengatasi ancaman resesi
ekonomi ini. Melalui tulisan ringkas ini, saya ingin urun rembug dalam upaya
mengatasi jepitan pandemi dan ancaman resesi dengan Solusi Spiritual. Pasalnya,
untuk mengatasi kejadian luar biasa, maka Dibutuhkan Kebijakan yang Luar Biasa
pula.
Menurut
saya, pemerintah dalam menangani dan menetapkan langkah-langkah luar biasa
dalam upaya memulihkan perekonomian yang porak-poranda akibat dampak
pandemi COVID-19 yang merupakan kejadian unprecedented atau belum pernah terjadi sebelumnya. Jadi
diperlukan pula langkah Extraordinary
untuk Tanggapi Kejadian Unprecedented COVID-19. Yakni
langkah dan kebijakan yang memadukan rasional empirik dengan spiritual
metafisik.
Mungkin
selama ini, banyak orang menyangka solusi atas satu masalah yang dihadapi itu
ada di bumi. Maka berusahalah mereka dengan segala daya upaya dan berbagai cara
untuk menemukannya. Namun nyatanya, sampai hari ini, eskalasi pandemi terus
membesar, entah kapan akan mereda. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi semakin
anjlok. Karuan saja ancaman resesi ekonomi pun di depan mata. Mengapa?
Pasalnya,
sebagian besar dari kita menilai merebaknya wabah corona adalah gejala alamiah
biasa. Padahal, virus dari Cina ini, telah berubah bentuk dari masalah
kesehatan menjadi ancaman resesi ekonomi. Bahkan, nampaknya sedang
bertransformasi ke persoalan politik. Maka, bagi seorang Ulil Albab, Orang Beriman
dan Berakal Cerdas dan Mempunyai Mata Batin yang Tajam tentu dapat melihat dan
membaca bahwa Prahara Covid-19 yang mengakibatkan negara-negara kapitalis terperosok ke jurang resesi ini tidaklah
sekadar gejala alam biasa atau peristiwa ekonomi semata.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab (orang-orang yang berakal
cerdas), (yaitu) orang-orang yang zikir
(mengingat) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran Ayat 190-191).
Jadi,
Jepitan Pandemi dan Ancaman Resesi ini, sesungguhnya adalah Ayat-ayat Allah
yang membawa pesan spiritual dari Langit. Prahara Corona adalah sebuah Pepeling
dari Yang Maha Kuasa kepada umat manusia. Allah memberikan petunjuk bisa
melalui bahagia, bisa melalui derita.
Dengan
demikian memandang wabah corona bukan hanya bisa dilakukan dengan lebih
dari satu cara. Juga ada keterpautan antara yang kita pandang dan “yang
aku ketahui”. Dan “yang aku ketahui” tak pernah “aku ketahui semuanya”.
Dengan kata lain, berbagai masalah di dunia-seperti halnya Pandemi Covid-19-selamanya
adalah problematika duniawi yang tak bisa seketika disimpulkan.
Tak
berarti pengalaman adalah sebuah proses yang tak pernah tampak wujud dan
ujungnya. Pengalaman bukanlah arus sungai yang tak punya tebing. Meskipun
demikian, wujud, ujung, dan tebing itu juga tak terpisah dari “yang aku ketahui”. Dunia di luarku
selamanya terlibat dengan tafsir yang aku bangun dari pengalamanku-tafsir yang
tak akan bisa stabil sepanjang masa.
Walhasil,
akhirnya selalu harus ada kesadaran akan batas tafsir. Akan selalu ada yang tak
akan terungkap-dan bersama itu, akan selalu ada bumi yang terancam
kekacauan dan keambrukan. Itu sebabnya Al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW senantiasa
mengingatkan, sekali pun di bumi lockdown, namun pintu Langit tetap terbuka selebar-selebarnya untuk mereka yang mau
meminta Petunjuk dan Pertolongan serta Memperoleh Solusi terbaik dari Sisi-Nya.
Dengan demikian bahkan 'Ulama atau Ilmuwan yang tecerdik sekalipun tak akan
bisa mengklaim “aku tahu”.
Kita
membutuhkan Petunjuk dan Pertolongan-Nya agar bisa keluar dari Prahara corona
dan Ancaman Resesi ini. Maka, kita perlu melakukan perjalanan spiritual pada
Sepertiga Malam untuk menjemput solusi terbaik ke Hadhirat-Nya. “Dan pada sebagian malam hari, bertahajudlah kamu
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke
tempat yang terpuji” (QS Al-Isra': 79).
There's a Spiritual Solution to Every Problem
K.H.M.A.M.Z
Tuanku Kayo Khadimullah dalam bukunya "Rahasia Energi Zikir"
mengungkapkan hal-hal menarik tentang Teknik Zikir Nafas Al-Hikmah dan berbagai
tradisi spiritual warisan para Guru Mursyid kita untuk membantu kita melepaskan
diri dari dunia material dan bangkit dengan yang Ilahiyah.
Dengan
kecerdasan, kebijaksanaan, dan humor khasnya, Tuanku Kayo Khadimullah
menawarkan kesaksian yang meyakinkan tentang kekuatan energi zikir, cinta,
harmoni, dan pelayanan. Ketika dihadapkan pada suatu masalah, baik itu
kesehatan yang buruk, kekhawatiran keuangan, atau kesulitan hubungan, kita
sering kali bergantung pada kecerdasan untuk menyelesaikannya. Dalam buku
inspiratif ini, Tuanku Kayo Khadimullah menunjukkan kepada kita bahwa ada
kekuatan spiritual yang dianugerahkan oleh Yang Maha Kuasa di dalam diri kita
yang getarannya dapat dirasakan di ujung jari kita yang berisi solusi untuk
masalah kita.
Setiap
bab dari Rahasia Energi Zikir berisi penerapan praktis khusus untuk
menerapkan ajaran para Guru Mursyid kita, Allahyarham Syaikh Inyiak Cubadak, H.
Permana Sasrarogawa, KH. Ahmad Sanusi, KH. Muhammad Zuhri dan Buya KH. Syakur
Yasin, MA pada masalah sehari-hari, termasuk latihan zikir dan shalat
tahajud. Mendalam dan menggugah pikiran serta menyentuh jiwa, namun
dipenuhi dengan nasihat pragmatis. Ditegaskannya, selalu Ada Solusi Spiritual untuk
Setiap Masalah, hanya saja mungkin Anda perlu belajar cara mengakses-Nya.
Solusi
Spiritual adalah tentang kesadaran diri dan memanfaatkan energi penyembuhan di
dalam diri dan penyelesaian berbagai masalah kita semua. Seperti yang
ditulisnya, "Berpikir adalah sumber
masalah. Berzikirlah, maka Anda memegang jawaban untuk
memecahkannya."
Dengan
Zikir, tanpa kita sadari kita mendapatkan Energi Positif yang biasanya
terasa efeknya ketika kita selesai melakukannya. Energi positif muncul dalam
Zikir karena ada unsur kebaikan didalamnya.
Ada
penyerahan jiwa seorang hamba kepada Rabb-nya, ada penghapusan egoisme manusia
didalamnya, dan ada doa yang dipanjatkan manusia kepada Allah. Zikir adalah
sebuah Perjalan Spiritual menuju Hadhirat-Nya.
Penyerahan
Jiwa yang murni dan tulus ini memancarkan energi positif yang sangat banyak
sekali yang dengan itu manusia menjadi tenang. Dalam ketenangan itulah kita
akan mendengar Petunjuk-Nya. "Allah
memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56).
Ibnu
katsir mengatakan mengenai tafsir ayat ini, “Allah mengetahui siapa saja dari
hamba-Nya yang layak mendapatkan hidayah (Petunjuk-Nya), dan siapa saja yang
tidak pantas mendapatkannya”.
Syaikh
Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin menerangkan, “Hidayah di sini maknanya adalah hidayah petunjuk dan taufik. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berikan hidayah ini kepada orang yang pantas
mendapatkannya, karena segala sesuatu yang dikaitkan dengan kehendak Allah
Subhanahu wa Ta’ala, maka mesti mengikuti hikmah-Nya.”
Semoga
Allah berkenan memberi petunjuk dan Kemudahan kepada kita semua agar bisa
mengatasi wabah coronavirus ini dan ancaman resesi ekonomi. Semoga perekonomian
kita kembali pulih dan lebih meningkat pertumbuhannya. Aamiin Yaa Rabbal
'Aalamin! (az).