SKJENIUS.COM, Jakarta.-- SUBHANALLAH! Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) menunjukkan tren yang semakin meningkat di Indonesia. Bahkan, perkembangan jenis-jenis narkoba pun sangat pesat, sehingga kasus-kasus penyalahgunaannya pun banyak ditemukan di kalangan milenial.
Angka pengguna narkoba di Indonesia terus naik dalam dua tahun terakhir berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) sejak 2017 sampai 2019. Angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia tahun 2017 sebesar 3,3 juta jiwa dengan rentang usia 10 sampai 59 tahun. Tahun 2019 naik menjadi 3,6 juta.
Tentu saja hal ini merisaukan kita semua. Pasalnya, menyangkut masa depan generasi muda kita. Maka dari itu, pihak berwenang dan juga masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk meminimalisir kasus-kasus tersebut. Selain itu, kesadaraan masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba pun merupakan hal yang penting. Kesadaran tersebut dapat ditingkatkan dengan cara melakukan sosialisasi ataupun mengadakan penyuluhan tentang bahaya narkoba di kalangan masyarakat maupun di sekolah-sekolah.
Penyalahgunaan narkoba sebagian besar diawali dengan upaya coba-coba dalam lingkungan pergaulan. Semakin lama pemakaian, maka risiko kecanduan semakin tinggi. Jika terus dilanjutkan, maka dosis narkoba yang digunakan juga akan semakin besar untuk mencapai kondisi yang diinginkan (teler atau high), hingga pada titik tak mampu melewatkan satu hari tanpa narkoba tanpa merasakan gejala putus obat (sakau).
Nah, kalau sudah masuk dalam kategori kecanduan, maka rehabilitasi narkoba merupakan satu diantara upaya untuk menyelamatkan para pengguna dari belenggu narkoba.
Panti Rehab Narkoba Rumah Sehat Al-Hikmah Cikarang
Peredaran narkoba yang masuk ke provinsi Jabar, nampaknya terdampak Covid-19. Bahkan Geliat peredaran narkotika di Jawa Barat dari data Badan Narkotika Nasional (BNN) Jabar naik dua kali lipat.
Kepala BNN Jabar Brigjen Pol Sufyan Syarif menjelaskan bahwa memang ada peningkatan suplai narkoba ke Jabar. “Perlu dimaknai selama pandemi meningkat dua kali lipat suplai di Jawa Barat,” ucap Kepala BNN Jabar Brigjen Sufyan Syarif di Kantor BNN Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Rabu (26/8/2020).
Sementara itu, Kepolisian Resor (Polres) Metro Bekasi mencatat terjadi lonjakan kasus penyalahgunaan narkotika dan obat/bahan berbahaya (narkoba) sebesar 650 persen selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pencegahan virus corona di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
"Kalau kita lihat sejak PSBB pertama untuk narkoba naik 650 persen," kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Hendra Gunawan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (8/5).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Dewan Kemakmuran Masjid Baiturahman bekerjasama dengan Rumah Sehat Al-Hikmah mendirikan Panti Rehab Narkoba Berbasis Therapy Spiritual di Kompleks Masjid Baiturahman, Cikarang, Jawa Barat. Panti Rehab Narkoba ini dikembangkan untuk membantu korban Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) sembuh dari penggunaan obat-obatan terlarang.
Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid Baiturahman, Suhu Rosi Wibawa, S.Kom menjelaskan menjelaskan konsep perawatan korban penyalahgunaan narkoba yang akan dikembangkan di Pusat Rehabilitasi Sosial Narkoba di Desa Sukaraya, Cikarang tersebut adalah mengembalikan orang dari perilaku yang selalu menentang kehendak Allah atau maksiat, kepada perilaku yang sesuai dengan kehendak Allah atau taat.
"Dari sudut pandang ilmu pendekatan Tasauf Transformatif atau Spiritual Islam melalui wadah Majelis Dakwah Al-Hikmah yang dipimpin Kyai Ageng Khalifahtullah Malikaz Zaman, maka orang yang sedang mabuk, sakau atau kecanduan narkoba berarti jiwanya sebenarnya sedang tergoncang dan terganggu, Tidak jauh berbeda dengan orang gila sehingga diperlukan metode yang didasarkan pada Al-Qur’an, hadits dan ijtihad para ulama Sufi, terutama sebagaimana diperagakan oleh Guru Mursyid kita," Suhu Rosi Wibawa.
Dan secara teknis, Metode ini Mencakup :
1. Mandi Tobat.
Lemahnya kesadaran pecandu akibat narkoba bisa dipulihkan dengan mandi tobat dan wudlu. Mandi dan wudlu ini berarti akan mensucikan tubuh dan jiwa sehingga siap untuk 'kembali' menghadap Allah Yang Maha Suci. Disamping itu, terdapat makna simbolik dari wudlu berupa mencuci muka, mensucikan bagian tubuh yang mengekspresikan pembersihanjiwa. Kemudianmencuci lengan yang berarti mensucikan perbuatan. Kegiatan membasuh kepala juga berarti sedang mensucikan otak yang mengendalikan seluruh kegiatan badan. Terakhir, saat membasuh kaki berarti mensucikan setiap langkah perbuatan dalam hidup;
2. Sholat.
Pecandu yang telah disucikan oleh prosesi mandi dan wudlu, kemudian akan diajarkan dan dipandu untuk melaksanakan sholat fardhu dan sunnah sesuai dengan metode inabah ini. Tuntunan pelaksanaan sholat fardhu dan sunnah pun disesuaikan dengan ajaran islam dan kurikulum ibadah yang telah dibuat dan disarikan oleh Kyai Ageng Khalifahtullah Malikaz Zaman;
3. Teknik Dzikir Nafas Al-Hikmah. Pecandu yang telah pulih kesadarannya, kemudian diajak berdzikir melalui teknik dzikr Al-Hikmah. Teknik dzikr Al-Hikmah adalah pembelajaran dzikir pada qalbu. Dzikir tidak cukup diajarkan dengan mulut untuk ditirukan dengan mulut pula, melainkan harus dipancarkan dari qalbu untuk dihunjamkan ke dalam qalbu yang di talqin. Yang dapat melakukan talqin dzikir hanyalah orang-orang yang qalbunya sehat (bersih dari syirik) dan kuat (berisi cahaya ilahi);
4. Pembinaan.
Anak bina ditempatkan pada pondok pesantren guna mengikuti program rehabilitasi sepanjang 24 jam. Kurikulum pembinaan ditetapkan oleh Kyai Ageng Khalifahtullah Malikaz Zaman, mencakup mandi dan wudlu, shalat dan dzikir, serta ibadah lainnya;
5. Program Pendidikan dan Pelatihan Anti Nganggur.
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Anti Nganggur merupakan satu kegiatan penanggulangan kemiskinan yang cukup efektif untuk mempercepat upaya pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kapasitas SDM, PERUBAHAN PERILAKU dan BERPIKIR secara KOLEKTIF pada Anak Binaan.
Diklat Anti Nganggur ini adalah Pelatihan vokasi Plus yang diharapkan menjadi satu terobosan untuk mendorong peningkatan kompetensi SDM Anak Bina. Dengan berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan pendidikan formal.
6. Pelatihan Digital Marketing.
Dengan pemasaran secara digital diharapkan dapat menjangkau pelanggan atau konsumen yang lebih luas lagi serta meningkatkan kredibilitas usaha anak bina, sehingga bisa bersaing dalam era digital ini. Ada beragam akses untuk para calon konsumen agar dapat melihat penawaran suatu usaha, seperti Website, Blog, Media sosial (Instagram, Whatsapp, Line, dsb). Dari beberapa akses
itulah mereka akan berkomunikasi kepada Anda.
7. Bimbingan Spiritual untuk Orang Tua Pasien.
Ibarat hasil Foto Copy. Sesungguhnya seorang anak adalah Foto Copy kedua orangtuanya. Maka, pada saat hasil Foto Copy rusak, tentu saja kedua orang tua, sebagai mesinnya perlu diperbaiki. Karena itulah diadakan bimbingan Spiritual untuk kedua orang tua atau keluarga dari anak yang sedang menjalani rehabilitasi.
"Akhirul Kalam, kami mohon dukungan dan
Do'a dari seluruh elemen masyarakat di Jawa Barat, Khususnya para Sesepuh dan
Tokoh Masyarakat Jabar, Gubernur dan Ketua BNN Jabar, Bupati dan Ketua BNN
Kabupaten Bekasi, Ketua Laskar Merah Putih Jabar dan Ketua Laskar Merah Putih
Kabupaten Bekasi serta tokoh masyarakat dan pemuda yang peduli kepada masa
depan Generasi Milenial Kalbar," pungkas Suhu Rosi Wibawa. (az).