SKJENIUS.COM, Cikarang.-- MIRIS! Perekonomian Indonesia terus melambat. Padahal, pada kuartal II/ 2020 tercatat minus 5,32 persen. Adapun, Kementerian Keuangan memperkirakan angkanya berada di kisaran minus 2,9 persen sampai minus 1 persen pada kuartal ketiga ini yang akan diumumkan pada 5 November mendatang. Jadi, secara teknikal, sebenarnya RI sudah resesi.
Nampaknya
resesi tidak terelakkan karena dalam situasi pandemi ini sangat sulit
untuk mendorong konsumsi dan investasi kembali ke arah normal. Sementara
itu, para ekonom mengungkap resesi memiliki efek domino terhadap perekonomian
suatu negara, mulai dari melambatnya aktivitas hingga meningkatnya pengangguran
dan bertambahnya jumlah penduduk miskin. Resesi menyebabkan kemerosotan ekonomi
baik individu, korporasi dan negara berantakan.
Sektor
ekonomi yang mandeg dan bahkan merugi, daya beli lemah dan kondisi menganggur
di tengah jepitan pandemi, tentu saja memberikan tekanan psikologis yang cukup
besar pada kejiwaan seseorang. Apalagi sampai hari ini belum ada tanda-tanda
penyebaran virus corona akan mereda. Sehingga menyebabkan krisis kesehatan dan juga
berdampak pada kesehatan mental sebagian masyarakat. Bahkan ada yang mengalami
depresi.
Berangkat
dari alasan tersebut di atas, Pemerintah Diminta Perhatikan Kesehatan
Mental Masyarakat Saat Resesi Ekonomi di Tengah Jepitan Pandemi.
Pemerintah diharapkan dapat mencegah krisis kesehatan mental selama
resesi. Termasuk menyediakan dukungan akses informasi dan teknologi yang
handal. Selanjutnya, memberi dukungan kesehatan jiwa dan psikososial bagi
kelompok usia produktif dan kelompok rentan lainnya.
Seiring
dengan tersebut, MDA CARE mengajak masyarakat mengambil hikmah dari resesi ini
dengan semakin menyadari bahwa RELASI manusia dengan peristiwa ekonomi dan
kesehatan sering kali berwujud metafisik, yaitu abstrak dan sering
tidak bisa diduga. Karena itu, penyelesaian atas segala masalah ekonomi dan
kesehatan haruslah holisitik. Tidak bisa hanya mengandalkan aspek rasional empiric
saja, namun juga harus melibatkan unsur spiritual.
Jika
Anda bisa keluar dari situasi resesi ini dengan sehat dan selamat, maka
anggaplah Anda mendapat kesempatan hidup kedua dari Yang Maha Kuasa.
Oleh karena itu, jangan disia-siakan dengan kembali ke kebiasaan lama yang
merusak masa depan Anda.
Marilah
kita kembali ke Jati Diri bangsa yang berdasarkan Pancasila, kita pun mewarisi budaya
gotong royong dari para Leluhur kita. Gotong royong dan persatuan menjadi satu
diantara nilai yang sangat kuat dan modal dasar menghadapi dampak dari pandemi
Covid-19, termasuk mengantisipasi resesi ekonomi. Gotong royong merupakan
nilai dasar kebangsaan yang sangat diperlukan saat ini. Juga semangat
solidaritas dan kolaborasi. Kondisi bangsa saat ini memerlukan kerja sama semua
pihak.
Untuk itulah MDA CARE mengajak masyarakat untuk Meningkatkan Kesadaran Bersedekah Sebagai Wujud Penguatan Nilai Gotong Royong untuk Antisipasi Resesi di tengah Jepitan Pandemi Covid-19 ini. Sedekah, tak hanya dapat membantu orang yang membutuhkan, berbagi atau bersedekah juga bermanfaat banyak untuk kesehatan fisik dan mental kita.
The Role Of Alms In Healthcare
"Bentengi hartamu dengan zakat,
obati penyakitmu dengan sedekah, dan hadapi ujianmu dengan do’a.” (HR. Thabrani).
Tidak
serta merta Allah dan Rasul-Nya menyuruh melakukan sesuatu jika tak ada
manfaatnya. Dan tidaklah Allah melarang melakukan sesuatu, jika di dalamnya
pasti mengandung madharat. Seperti bersedekah. Islam menganjurkan umatnya untuk
bersedekah karena ternyata banyak manfaatnya.
Selain rasa
bahagia yang ditimbulkan, ternyata ada efek positif untuk kesehatan
jika kita memilih untuk menjadi orang dermawan dan suka menolong orang lain. Menurut National Health Service Choices,
seseorang yang memberikan bantuan-kecil maupun besar-kepada orang lain akan
merasa gembira dan lebih puas pada kehidupannya.
Ada
pepatah Cina yang berbunyi: “Jika Anda
menginginkan kebahagiaan selama satu jam, tidurlah. Jika Anda
menginginkan kebahagiaan sehari, pergilah memancing. Jika Anda
menginginkan kebahagiaan selama setahun, wariskan kekayaan. Jika Anda menginginkan kebahagiaan seumur
hidup, bantulah seseorang.”
Selama
berabad-abad, pemikir terbesar telah menyarankan hal yang sama: Kebahagiaan
ditemukan dalam membantu orang lain. Hal tersebut senada dengan penelitian
Rachel Piferi dari John Hopkins University dan Kathleen Lawler dari University
of Tennessee pada 2006.
Penelitian
tersebut menunjukkan manfaat fisiologis dari pemberian dukungan, yaitu
partisipan yang memberikan dukungan kepada orang lain memiliki tekanan darah
lebih rendah dibanding yang tidak melakukannya.
Sementara
itu, Ahli Otak Taufik Pasiak menjelaskan bahwa ketika kita memberikan sesuatu
kepada orang lain, kita pun akan melepaskan hormon dopamin dan oksitosin.
Hormon ini dipercaya bisa memberikan efek kebahagiaan pada diri kita. Ketua
Pusat Studi LPPM Unstrat Manado itu bahwa menjelaskan dampak positif itu
terjadi bahkan sekecil apapun sedekah yang diberi.
“Memberi tak harus uang atau barang,
yang paling kecil adalah senyuman. Bahkan ketika orang bertanya tentang alamat
rumah. Orang yang menjelaskan alamat rumah dan bertanya akan berbeda tingkat
kepuasannya. Jika penjelasannya secara detail maka akan memberikan rasa
kepuasan yang tinggi,” katanya.
Adapun
selain memperoleh kebahagiaan dan kepuasan dengan meningkatnya hormon dopamin
dan oksitosin, orang yang bersedekah juga akan mendapatkan kesenangannya lewat
nucleus accumbens dalam otak. “Dalam
struktur otak ketika kita memberi, maka yang berfungsi adalah nucleus accumbens yang akan memberikan
kesenangan,” katanya.
7 Manfaat Sedekah Bagi Kehidupan
Manusia
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Demikianlah
bunyi Surah At Taubah ayat 103 dalam Alquran. Jika kita Tafakkuri ayat itu,
maka akan diketahui bahwa manfaat zakat tidak hanya membersihkan harta dengan
mengeluarkannya 2,5% untuk fakir miskin, tapi juga menyucikan jiwa dan hati
dari dosa.
Begitulah
sedekah tidak hanya bermanfaat dari segi sosial, ekonomi, hingga religi, tetapi
juga dapat memberi manfaat kesehatan, baik bagi orang yang bersedekah maupun
yang diberi sedekah. Ada beberapa penelitian yang membuktikan hal itu.
Berikut Tujuh Manfaat Sehat menjadi orang dermawan dan senang bersedekah:
1. Memberi Ketenangan Hati
Sedekah
dapat menciptakan ketenangan hati. Ketika bersedekah, pasti akan muncul rasa
senang karena telah memberi kepada mereka yang membutuhkan.
Setelah
itu, hati akan terasa lebih tenang dan lapang karena beban-beban terangkat dan
digantikan dengan rasa senang karena telah membantu sesama.
2. Menghindar dari Marabahaya.
Manfaat
sedekah selanjutnya adalah sebagai penolak bala, penyubur pahala, menahan
musibah, dan kejahatan serta rezeki yang dilipat gandakan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah untuk bersedekah. Karena musibah dan
bencana tidak bisa mendahului sedekah.”
Nabi
SAW bersabda, “Asshodaqotu tasuddu
sab’iina baaban minas suu-i” artinya: “Shodaqoh itu menutup tujuh puluh pintu
kejahatan.”
3. Mengurangi stres
Perilaku
kikir dan tidak mau menyumbangkan sebagian hartanya untuk sesama dapat
meningkatkan stres. Setidaknya demikianlah hasil studi terbaru dari Universitas
Teknologi Queensland yang diterbitkan dalam PLoS One.
Studi
tersebut menemukan bahwa perilaku pelit atau kikir tidak mau berderma, takut
harta kekayaannya berkurang, ternyata dapat meningkatkan stres.
4. Turunkan tekanan darah.
Sebuah
studi tahun 2006 tentang pengaruh orang yang suka menolong dan sering
memberikan motivasi atau dukungan sosial kepada orang yang mereka kenal, akan
membantu orang tersebut untuk memiliki tekanan darah yang lebih rendah.
5. Meningkatkan sistem kekebalan
tubuh.
Merujuk
dari hasil riset psikolog asal Amerika Serikat David Klein, disebutkan bahwa
pada air liur orang yang suka memberi, terjadi penambahan protein yang berperan
penting menambah sistem kekebalan tubuh. Protein yang dimaksud adalah jenis A,
yang dikenal dengan sebutan sel kekebalan (IgA).
“Ketika seseorang merasa bahagia
setelah memberikan zakat, tubuh akan memproduksi sel kekebalan IgA yang
berfungsi melindungi tubuh dari bakteri dan mikroba yang sering menyerang
sistem pernafasan dan pencernaan,” kata Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Muslim Indonesia, Makassar, Muh. Khidri Alwy.
6. Menurunkan risiko kematian.
Bersedekah
juga terbukti menurunkan risiko kematian. Khidri menjelaskan bahwa berdasarkan
penelitian David Klein itu, risiko kematian lebih rendah dalam periode lima
tahun ketimbang yang tidak bersedekah. “Sekitar 76 persen orang yang aktif
dalam kegiatan sosial mempunyai kesehatan yang lebih bagus dibanding yang tidak
bersedekah. Sebaliknya, orang yang pelit bersedekah akan meningkatkan hormon
pemicu stres di dalam tubuh,” katanya.
7. Perpanjang Usia.
Suka
menolong orang lain, membantu meringkankan sedikit beban orang lain, meskipun
hanya tugas-tugas kecil dan ringan ternyata dapat membantu memperpanjang usia
seseorang.
Dalam
sebuah studi yang dipublikasi dalam Jurnal Kesehatan Umum AS pada 2013
disebutkan bahwa mereka yang aktif membantu menolong orang lain atau
meringankan tugas orang lain bisa terlindung dari dampak negatif stres.
Bersedekah
merupakan tindakan yang mulia yang masuk ke dalam salah satu sunnah yang sangat
dianjurkan bagi umat Islam. Tidak hanya berbentuk harta benda saja, melakukan
sedekah bisa dengan apa pun seperti ibadah fisik non material. Seperti menolong
orang lain dengan tenaga dan pikirannya, senyum, memberi nafkah keluarga,
mengajarkan ilmu, berdzikir dan lain sebagainya.
Manfaat
sedekah bukan hanya dapat meringankan beban bagi yang menerimanya, melainkan
juga bermanfaat bagi kelangsungan hidup yang memberinya. Allah sangat
memuliakan orang-orang yang bersedekah bahkan menjanjikan dan menyediakan
balasan-balasan yang sangat besar.
Balasan
Allah SWT ini pun dapat kamu rasakan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung saat menjalankan kehidupan sehari-hari. Semoga informasi ini
bermanfaat untuk Sahabat Jenius. Simak juga artikel menarik lainnya di SKJENIUS.COM.
(az).