SKJENIUS.COM, Jakarta.— Resesi, Resesi, Resesi, Ada Ramalan Buruk Lagi Ekonomi RI. Untuk kesekian kalinya, ramalan buruk terhadap prospek perekonomian Indonesia tahun ini kembali muncul. Bahkan, bukan tidak mungkin efeknya masih akan terasa hingga tahun depan.
Dalam riset terbaru Bank CIMB Niaga, seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu (14/10/2020), disebutkan bahwa perlambatan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlangsung hingga kuartal pertama tahun depan.
Parahnya, resesi bukan hanya membuat ekonomi terpuruk, namun juga berdampak besar pada kesehatan jiwa. Berdasarkan penelitian dari King's College London, terungkap Resesi ekonomi di Eropa berdampak besar terhadap orang dengan masalah kesehatan jiwa. Antara 2006 dan 2010, jumlah pengangguran yang memiliki masalah kesehatan jiwa meningkat dua kali lipat dibandingkan orang lain dari 12,7% menjadi 18,2%.
Praktisi dan akademisi kesehatan jiwa, dr. Teddy Hidayat, SpKJ (K) meyakini adanya lonjakan kasus gangguan kejiwaan selama masa pandemi Covid-19. Dia mengatakan peningkatan tersebut terjadi bukan karena disebabkan terjadinya pandemi Covid-19 secara langsung. Melainkan faktor resesi ekonomi yang terjadi akibat pandemi Covid-19.
"Sebenarnya penyebab bukan karena Covid. Yang paling banyak dampak ekonomi karena resesi, orang jadi hilang pekerjaan, gak bisa cari uang, itu yang bikin stres," kata dr. Teddy, sebagai mana dilansir SuaraJabar.id, Senin (07/09).
Maka, dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian ini, di tengah Ancaman Pandemi dan Resesi ini, kita dituntut dalam setiap tarikan Nafas untuk mempertahankan Keimanan agar tidak stress dan putus asa. Maka, Shalat adalah Solusi terbaik.
Dalam ritual ibadah, shalat juga mengandung prinsip yang selaras dengan upaya pencegahan (preventif) dan penyembuhan (therapy) terhadap gangguan psikologis (stress). Sehingga, salat dapat menghilangkan stres. Itulah salah satu hikmah diwajibkannya salat untuk umat Islam.
Shalat akan memotivasi individu untuk lebih menjernihkan hati dan menghapus segala penyakit kejiwaan dan dengki hati. Shalat pun akan menjadi penerang bagi hati, penerang bagi wajah, dan sugesti bagi tubuh. Shalat pun akan mampu menenangkan jiwa, Ketenangan jiwa adalah keadaan seseorang dalam keseimbangan hidup.
Karena itulah, jika shalat kita tinjau dari segi kesehatan mental akan dapat kita sadari bahwasannya shalat mempunyai hikmah sebagai obat kesehatan mental seseorang. Berhubungan dengan perasaan emosi yang sampai pada tahap psikosomatik. Dengan berdoa dan sholat, manusia dapat meminta segala kebutuhan hidupnya serta hajatnya kepada Allah melalui shalat.
Dikatakan obat metal, karena dengan melakukan sholat jiwa seseorang akan merasa damai dan tentram. Seolah ada yang selalu menjaganya kemana pun ia pergi. Ketahuilah bahwa faktor sosial dalam psikologi agama juga sering muncul.
Pentingnya Menghayati Ucapan Dan Gerakan Shalat
“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mung kar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain).” (al-Ankabut: 45).
Ibadah adalah upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah. Melalui ibadah, manusia sebagai hamba Allah yang kedudukannya rendah dan lemah menjalin komunikasi dengan Allah Yang Mahakuasa, Mahamulia dan tak tampak oleh indra mata. Ibadah merupakan suatu bentuk komunikasi antara makhluk dan Khalik. Karenanya, aktivitas ibadah dapat disebut sebagai upaya pendakian spiritual.
Istilah pendakian ini juga mengisyaratkan bahwa upaya itu memerlukan perjuangan yang sungguh-sungguh dan terus-menerus. Pendakian itu mempunyai ketentuan yang harus dipenuhi, yakni sebelum dan pada saat melaksanakan suatu ibadah. Ketentuan itu mencakup larangan yang yang harus dihindari. Lebih dari itu, ibadah membutuhkan penghayatan agar seorang hamba dapat mencapai tujuan dan meraih manfaat yang diharapkan dari ibadah.
Penghayatan ibadah menghendaki segala gerak, ucapan, dan perbuatan difocuskan kepada Allah semata. Menghayati ibadah membutuhkan kesungguhan, pemahaman, dan latihan yang berkesinambungan. Oleh karena itu ibadah menghendaki penghayatan spiritual.
Ibadah, kalau hanya menekankan aspek formalitasnya saja, maka ibadah itu terasa “kering”, misalnya hanya menekankan syarat, rukun, sah, dan batal tanpa mementingkan penghayatan di dalamnya, maka bukan mustahil amaliah agama itu tidak dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan tidak dapat memperoleh manfaat yang diharapkan dari ibadah, berupa kesehatan tubuh dan mental.
Mengutamakan formalitas agama dapat mengakibatkan jiwa amaliah agama itu tidak dapat dirasakan, yang terasa hanyalah kesibukan fisik yang kering dan kurang bermakna. Oleh karena itu ibadah menghendaki penghayatan spiritual. Penghayatan ibadah menghendaki segala gerak, ucapan, dan perbuatan dipasrahkan untuk dan atas nama Allah semata. Menghayati ibadah membutuhkan kesungguhan, pemahaman, dan latihan yang berkesinambungan.
Manfaat Gerakan Shalat untuk Kesehatan Tubuh dan Mental
“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Ilah (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.” (QS. Toha: 14).
Shalat merupakan jembatan dan untuk mengingat Allah dengan senantiasa menyebut asma-Nya dalam shalat. Aktivitas zikir merupakan manifestasi dari kecintaan seorang hamba kepada Allah. Karena barang siapa yang mencintai kekasihnya, maka otomatis dia akan banyak menyebut nama kekasihnya tersebut. Begitu pula orang-orang beriman yang sangat cinta kepada Allah, karena dia tahu hanya Allah-lah dzat yang pantas dicintai.
Dengan mendalami ilmu-Nya, maka semakin dalam keimanannya dan semakin besar pula rasa cintanya kepada Allah. Seiring dengan itu, semakin banyak pula dia berzikir menyebut asma Sang Kekasih sejati.
Allah memfasilitasi proses itu dengan suatu kegiatan ritualitas yang begitu tinggi bernama shalat. Maka orang beriman akan merasakan nikmatnya shalat dan merasakan betapa nikmatnya berdekatan dengan Allah dalam shalat.
Guru Mursyid kita, Allahyarham Syaikh Inyiak Cubadak mengungkapkan, perintah ibadah yang dilaksanakan ini menjadi media untuk Relaksasi, Kontemplasi dan Muraqabah yang memberikan manfaat fisik, mental, dan emosional.
Relaksasi dapat menurunkan tekanan darah, menjaga tubuh agar tetap fit dan awet muda. Relaksasi juga memelihara jaringan tubuh, energi kehidupan, dan memelihara biokimia yang seimbang dengan meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh manusia.
Oleh karena itu, Shalat bisa meningkatkan efisiensi pernapasan, sirkulasi di pembuluh darah yang mengelilingi 'alveoli' (atau kantung udara) dalam paru-paru. Dengan demikian, salat juga meningkatkan pertukaran gas dan manusia dapat bernapas lebih dalam.
Peningkatan konsumsi oksigen ini membuat orang merasa lebih baik. Gerakan yang diulang-ulang dan teratur selama salat meningkatkan kekuatan otot dan daya tendon.
Tidak hanya itu, salat meningkatkan pelumasan sendi dan gerakan mempertahankan fleksibilitas. Gerakan-gerakan ini diketahui mencegah penyakit jantung koroner, meningkatkan asupan oksigen maksimum, memperlambat detak jantung, dan menurunkan tekanan darah.
Temuan ini melalui penelitian oleh Harvard University yaitu ketika peneliti Dr Herbert Benson mengungkap bahwa pengulangan konstan dari ayat-ayat Alquran dan zikir, ditambah dengan aktivitas otot menyebabkan respons relaksasi yang mengarah ke penurunan tekanan darah, penurunan konsumsi oksigen, penurunan jantung, serta pernapasan.
Sementara itu,KHAM Zamry Khadimullah dalam bukunya Khusyukkan Shalatmu, Mi’raj Spiritual Seorang Mukmin menjelaskan, Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaan-Nya, khususnya manusia. Semua perintah-Nya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri.
Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka. Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia.
Manfaat Takbiratul Ihram
Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, akan tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis pnyakit. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing.
Shalat diawali dengan Takbiratul Ihram. Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan.
Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancer.
Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Khasiat Ruku’
Sesudah itu, kita melakukan ruku’. Posisi rukuk’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf.
Pada saat ruku’, posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Gerakan ini menyeimbangkan aliran darah jantung ke otak. Seperti diketahui, rukuk memposisikan tubuh untuk membungkuk ke depan dan menempatkan kedua tangan di lutut. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah.
Gerakan tersebut dapat mendorong aliran darah lebih lancar. Sehingga berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.
Sujud Cerdaskan Otak dan Sehatkan Jantung
Selanjutnya perlu kita ketahui dan yakini bahwa dalam diri kita bersemayam sifat-sifat ketuhanan yang fitrah (god spot). Kita bisa aktifkan god spot untuk menguatkan koneksi dengan Allah swt lewat memperbanyak sujud, misalnya dengan mendirikan salat-salat sunah seperti Dhuha dan Tahajud. Mintalah doa terbaik ketika sujud dan panjangkanlah sujud itu.
Dalam buku Sehat Tanpa Obat yang ditulis KHAMZ Tuanku Kayo Khadimullah terdapat kalimat yang mengatakan bahwa tidak ada senam yang lebih baik daripada yang dilakukan seorang Muslim seperti sujud. Gerakan ini memiliki manfaat bagi kesehatan orang yang melakukannya.
Saat seseorang sujud akan ada suplai aliran darah menuju otak yang akan membuat otak menjadi lebih sehat. Semakin sering kita bersujud, aliran darah yang mengalir ke otak juga akan semakin lancar.
Ketika manusia bernapas secara normal, maka sepertiga udara akan tersisa di paru-paru. Tetapi saat manusia bernapas di waktu sujud, maka abdormal fetra akan menekan diafragma. Diafragma akan mengeluarkan sisa udara tadi. Jadi, manusia bisa bernapas dengan lebih segar. Dikarenakan manusia menghirup udara yang lebih segar, maka besar kemungkinan paru-paru akan lebih sehat.
Selain itu, saat seseorang bangkit dari sujud, ada tekanan lebih pada otot betis. Otot betis menurut pendapat ilmu medis dikenal sebagai peripheral heart yang akan memompa darah ke bagian bawah tubuh.
Demikianlah beberapa manfaat Gerakan Shalat ditinjau dari aspek kesehatan. Semoga bermanfaat dan dapat menambah kekhusyu’an shalat kita.
Mari kita tingkatkan mutu shalat kita masing masing, dengan berusaha untuk mengerti dan memahami setiap ayat atau kalimat yang kita ucapkan dalam shalat kita sehari hari. Perhatikan perubahan yang terjadi setelah anda bisa melaksanakan shalat dengan benar dan khusuk. (az).