SKJENIUS.COM, Jakarta.— MIRIS, Memang! Ekonomi Indonesia yang Sudah Melorot Sebelum Pandemi, semakin Terpuruk. Bahkan, Indonesia sudah di Tepi Jurang Resesi. Gejolak ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 ini menghantam Indonesia bagaikan sebuah perfect storm yang setidaknya memberi tiga dampak besar bagi perekonomian.
Dampak pertama adalah membuat konsumsi rumah tangga atau daya beli yang merupakan penopang 60 persen terhadap ekonomi jatuh cukup dalam. Hal ini dibuktikan dengan data dari BPS yang mencatatkan bahwa konsumsi rumah tangga turun dari 4,97% pada kuartal IV 2019 ke 2,84 persen pada kuartal I tahun ini. Kemudian ekonomi anjlok, hingga Minus 5,32 Persen.
Dampak kedua yaitu pandemi menimbulkan adanya ketidakpastian yang berkepanjangan sehingga investasi ikut melemah dan berimplikasi pada terhentinya usaha. Dan PHK massal pun mulai menerjang.
Dampak ketiga adalah seluruh dunia mengalami pelemahan ekonomi sehingga menyebabkan harga komoditas turun dan ekspor Indonesia ke beberapa negara juga terhenti.
Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan terganggunya hampir semua industri bisnis dari berbagi sektor, kecuali bidang kesehatan, dan merubah perilaku masyarakat dunia di semua kalangan. Ini menjadi tantangan yang sangat berat untuk ke depan, dimana selain menghadapi pandemi virus corona, bisnis ini dihadapkan pula dengan ancaman resesi ekonomi di depan mata.
Karena itulah, kunci untuk bertahan adalah tetap optimistis dan selalu beradaptasi dengan keadaan. Pengusaha yang dapat menyusun rencana terstruktur baik di masa pandemi ini maupun setelah krisis mereda akan mampu bergerak lebih cepat kembali pada trajektori pertumbuhan seperti semula.
Kendati begitu, dalam keadaan saat ini juga memunculkan peluang dan harapan. Pasalnya, tidak semua sektor bisnis pun anjlok. Ada sektor-sektor relevan yang justru bisnisnya membaik. Sebut saja sektor medis dan kesehatan, perdagangan online atau e-commerce, sampai fast moving consumer goods (FMGC) seperti obat-obatan, barang elektronik, produk makanan dan minuman kemasan.
Namun demikian, kita semua harus siap-siap menghadapi resesi ekonomi di tengah eskalasi pandemi yang belum bisa diprediksi kapan mereda. Untuk itu, kita perlu Optimalisasi Potensi Diri untuk Mengatasi Kesulitan Ekonomi. Segala ikhtiar melalui tahapan yang Rasional Empirik, tentu saja perlu kita sinergikan dengan Ikhtiar Spiritual melalui tahapan Irasional Metaphysic. Seiring dengan itu kita pun terus berdo’a memohon Petunjuk dan Pertolongan Allah.
7 Steps to Transforming Yourself From Who You Are to Who You Want to Be !
Tidak diragukan lagi, Covid-19 telah mengguncang ekonomi. Pandemi Mengubah Hubungan Bisnis dengan Pelanggan untuk Selamanya. Dalam kondisi ekonomi yang keras, konsumen menjadi lebih peka dengan di mana dan bagaimana mereka membelanjakan uang mereka- untuk bisnis, ini menciptakan serangkaian tantangan baru. Pandemi Mengubah Gaya Hidup Masyarakat, Perusahaan Perlu Bertransformasi.
Kita menyaksikan mayoritas perusahaan ritel menunjukkan perubahan. Banting harga, buka-tutup toko, bahkan beberapa dari mereka sudah mengecilkan ukuran perusahaan karena ancaman pandemi Covid-19 ini. Bahkan, banyak perusahaan yang banting stir, pindah dari jalur bisnis yang sudah puluhan tahun digelutinya. Demikian juga Industri Waralaba mau tidak mau menggeser strategi bisnisnya ke pasar online agar tetap bisa survive.
Hanya perusahaan yang melihat pandemi ini sebagai kesempatanlah yang bisa berhasil bertahan. Mereka memahami dan menyadari betul “Sometimes the world needs a crisis: Turning challenges into opportunities.”Pada 1963, Leon C Megginson, pernah menyatakan, “It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent, but the one most responsive to change”.
Saat sekarang, di tengah merebaknya pandemi yang belum bisa diprediksi kapan berakhirnya ini, kapasitas Perusahaan sebetulnya terletak pada kumpulan dari pemikiran para individu di dalamnya, yang tidak bisa hanya beradaptasi dengan perubahan, tetapi juga harus mendorong perubahan dan bahkan menggalakkan inovasi.
Kita tidak boleh hanya puas dengan berada dalam situasi yang relevan, tetapi juga harus selalu siap berubah bahkan bertransformasi, berubah bentuk. Transformasi bisnis atau organisasi sebetulnya tidak lain dan tak bukan adalah transformasi manusia-manusia di dalamnya.
Setiap orang berpeluang untuk mengubah hidupnya ,agar menjadi lebih baik. Tidak peduli dari suku bangsa mana dan apapun latar belakang kehidupannya. Masalahnya adalah tergantung pada pribadi masing masing: "Mau atau tidak".
Melakukan suatu perubahan ,memerlukan suatu keberanian. Berani mengambil resiko. Ibarat sekeping mata uang, yang selalu memiliki dua sisi,demikian juga setiap perubahan menghadirkan :dua hal yaitu : harapan dan resiko.
Harapan adalah sebuah kekuatan yang amat dahsyat. Demi untuk sebuah harapan, manusia mau berusaha,bekerja keras siang dan malam,karena yakin ,suatu waktu harapannya akan jadi kenyataan.
Dalam sebuah harapan terkandung unsur keyakinan. Yakin kepada Allah, yakin kepada diri sendiri.
Yang sedang menderita sakit, yakin ia akan sembuh. Yang masih hidup dalam kemiskinan dan kemelaratan, yakin, bahwa segala penderitaannya suatu waktu akan berachir dan hidupnya berubah. Namun antara keyakinan dan terwujudnya suatu harapan, masih ada jurang yang harus diseberangi. Bisa singkat,bisa panjang atau bisa juga tidak pernah sampai keseberang sana.
Mengubah sikap mental,sangat mudah diucapkan,tapi tentunya tidak semudah itu dalam mempraktekkannya. Karena persepsi hidup yang sudah tertanam selama bertahun tahun,bahkan mungkin selama belasan,bahkan puluhan tahun.
Kata "tidak mudah" disini,mengingatkan kita ,bahwa ada tantangan yang harus kita hadapi . Tidak mudah bukan berarti tidak bisa.
Setiap perubahan ,menghantarkan kita pada dua sisi kehidupan: sukses atau gagal.
Namun kegagalan terbesar dalam hidup manusia adalah tidak berani mengambil resiko.
Pilihan ada ditangan kita masing masing. Meratapi nasib atau mengubahnya. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra'd:11).
Berikut yang perlu Anda lakukan dalam 7 Langkah untuk Transformasi Diri dari Siapa Anda Menjadi Siapa yang Anda Inginkan :
- Lihat diri Anda dari luar diri sendiri. Tanyalah beberapa orang karib atau kawan Anda, “Apa pendapat mereka tentang Anda?”;
- Temukan kebiasaan yang terkait dengan hal yang ingin Anda ubah;
- Tingkatkan Kekuatan Spiritual;
- Tetapkan tujuan usaha yang realistis;
- Muhasabah Setiap Hari;
- Berani Mengambil Risiko;
- Minta Nasehat dan Konsultasi dengan Guru Spiritual Anda.
7 Ways to Gain Competitive Advantage
Jika Anda telah mengenal peluang usaha dan berketetapan untuk menggarap bidang usaha tersebut maka harus dikombinasikan dengan potensi diri. Setiap manusia yang lahir kedunia ini pasti lengkap Allah instalkan dengan beberapa potensi uniknya masing-masing, dimana kombinasinya pasti berbeda antara satu dengan lainnya.
Dengan memahami potensi kekuatan dirinya masing-masing, maka setiap orang akan mudah menemukan misi spesifik hidupnya di dunia ini dan bisa masuk dalam kondisi yg mendukung kesuksesan yaitu enjoy, easy, excelent, earn. Sukses tidak hanya secara materi, tapi sukses lahir dan batin, serta sukses menebar manfaat di dunia.
Kemampuan menggali potensi diri itu berbanding lurus dengan menggali keunggulan kompetitif usaha yang kita kelola. Pasalnya, dalam pasar yang sangat kompetitif saat ini, setiap bisnis berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari persaingan. Ini juga semakin sulit, berkat pembeli menjadi lebih cerdas. Studi menunjukkan bahwa pembeli menyelidiki lebih lanjut secara online. Faktanya, 86% pembeli kemungkinan besar memeriksa pesaing Anda sekarang!?
Untuk itu, kita harus menggali keunggulan kompetitif apa yang kita miliki? Yang sering terjadi di masyarakat kita adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini sah-sah saja tetapi ketika dalam proses perkembangan tidak membuat inovasi, maka akan sulit bersaing. Maka, kata kuncinya adalah Bagaimana Menggali Potensi Diri, lalu Mendayagunakan Potensi itu untuk Menghasilkan sebuah Karya Inovatif.
Jadi, inovasi dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi potensi diri berupa ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan.
Apa yang dapat Anda lakukan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, dan mempertahankannya? Berikut adalah beberapa strategi yang akan membedakan bisnis Anda serta mempertahankan pelanggan Anda sepanjang siklus hidup pembelian mereka. Inilah 7 Cara Mendapatkan Keunggulan Kompetitif
- Ciptakan Budaya Perusahaan yang Menarik Bakat Terbaik;
- Menyediakan Barang dan Jasa Berbasis Problem Solving;
- Tingkatkan Pelayanan Konsumen dan Pelanggan;
- Fokuslah pada keunggulan operasional, tetapi tetaplah berpusat pada pelanggan;
- Optimalkan Kekuatan Perusahaan Anda;
- Mantapkan Proposisi Nilai Unik Anda;
- Tetapkan Penghargaan yang Mendukung Misi dan Nilai Perusahaan
Akhirul Kalam, Optimalisasi Potensi Diri adalah seni. Itu adalah sebuah proses. Ini bukan "perbaikan cepat" atau "solusi dalam semalam." Ini adalah praktik yang disengaja, hari demi hari, sampai Anda menyadari bahwa Anda sudah Mengubah Diri Anda Dari Siapa Anda Menjadi Siapa yang Anda Inginkan! (az).