SKJENIUS.COM, Jakarta.— Tidak diragukan lagi, Pandemi Covid-19 telah mengguncang ekonomi. Wabah ini menjadi perpect storm yang memporak-porandakan dunia usaha. Pandemi Mengubah Hubungan Bisnis dengan Pelanggan untuk Selamanya.
Dalam kondisi ekonomi yang keras, konsumen menjadi lebih peka dengan di mana dan bagaimana mereka membelanjakan uang mereka- untuk bisnis, ini menciptakan serangkaian tantangan baru. Pandemi Mengubah Gaya Hidup Masyarakat, Perusahaan Perlu Bertransformasi agar bisa menaikkan omzet bisnis.
Apalagi perekonomian Indonesia semakin terpuruk, hingga Minus 5,32 Persen pada Kuartal II-2020. Indonesia pun di tepi Jurang Resesi. Resesi bisa diartikan bahwa roda ekonomi sedang istirahat. Sama istilahnya dengan reses, yakni masa periode persidangan diistirahatkan. Ketika ekonomi sedang istirahat maka perputaran roda ekonomi akan melambat atau bahkan berhenti.
The National Bureau of Economic Research (NBER) mendefinisikan resesi sebagai penurunan yang signifikan dari kegiatan ekonomi secara merata. Kondisi itu berlangsung lebih dari beberapa bulan yang biasanya tercermin dalam produk domestik bruto (PDB), indikator pendapatan riil, lapangan kerja, tingkat produksi industri hingga penjualan di tingkat eceran atau konsumsi masyarakat.
Dengan penjelasan itu NBER juga mengartikan resesi ekonomi terjadi ketika dunia usaha berhenti berkembang, pertumbuhan ekonomi 0% atau bahkan minus selama dua kuartal berturut-turut, pengangguran naik hingga harga properti yang turun akibat tidak adanya daya beli.
Usaha Ritel Perlu Berjuang Keras di Tengah Jepitan Pandemi
Lemahnya daya beli masyarakat tentu saja berdampak kepada penjualan pelaku usaha, terutama sektor ritel. Terbukti, penjualan ritel terus menurun. Bank Indonesia melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Agustus 2020 tumbuh negatif 9,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Membaik dibandingkan Juli 2020 yang terkontraksi 12,3% YoY.
Mau tidak mau, kalangan pengusaha harus memutar otak lebih dari biasanya dan bekerja ekstra serta meningkatkan kreativitas untuk mempertahankan penjualan dan berusaha meningkatkan omzet usaha. Pasalnya, ceruk pasar makin mengecil, sehingga persaingan bisnis semakin ketat. Karuan saja, kalangan pengusaha harus berupaya agar jangan sampai gulung tikar karena usahanya tak mampu bersaing dengan wirausahawan lain.
Nah, untuk mencegah kemungkinan usaha mengalami kerugian besar, diperlukan langkah-langkah dan strategi tepat. Insya Allah, melalui tulisan ringkas ini, saya ingin berbagi Tips seputar Mendayagunakan Sumberdaya dan Modal untuk Mendongkrak Omzet Penjualan di Tengah Pandemi dan Ancaman Resesi ini.
Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman saya sebagai Spiritual Business Consultant selama 25 tahun dan sebagai Risk Management & Compliance Director di PT. Samudera Biru Line. Silakan Anda baca sampai tuntas. Semoga bermanfaat dan memberi inspirasi.
Omzet Usaha Berbanding Lurus dengan Keimanan, Ikhtiar dan Do’a
Omzet Usaha, peningkatan penjualan dan laba tentu saja adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh semua perusahaan. Jika omset turun, laba usaha pun akan ikut turun. Masalahnya, untuk mendapatkan omzet penjualan yang tinggi bukanlah sebuah hal yang bisa serta-merta datang tanpa usaha apapun dari kita si empunya usaha.
Berbicara tentang Omzet Usaha berarti kita mengkaji tentang Rezeki, yakni rezeki kita sendiri, rezeki perusahaan dan rezeki seluruh karyawan dan stakeholder perusahaan tersebut. Perlu kita pahami bahwa antara rezeki kita, rezeki seluruh karyawan dan stakeholder perusahaan serta rezeki perusahaan itu sendiri adalah saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Untuk itulah diperlukan Budaya Perusahaan (Corporate Culture) yang kuat untuk menyatukan Nawaitu (niat), Visi, Misi, Gerak dan Langkah seluruh komponen perusahaan. Pasalnya, Omzet Usaha Berbanding Lurus dengan rezeki seluruh orang yang terlibat dalam pengelolaan usaha, baik Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Manajer dan Karyawan.
Maka seluruh orang yang ada harus menyadari bahwa rezeki mereka tergantung Omzet Usaha. Sedangkan omzet usaha berbanding lurus dengan Keimanan dan Amal Shaleh (ikhtiar) mereka. Jadi, strategi jitu dalam mendongkrak omzet berlipat haruslah dengan cara-cara yang diberkahi Sang Pemilik Rezeki.
Dengan demikian seluruh stakeholder perusahaan harus yakin bahwa Rezeki itu datangnya dari Allah. Manusia hanya wasilah saja. Mereka harus menyadari bahwa Rizki berhubungan dengan takaran Allah dan keyakinan do’a. Sedangkan pekerjaan berhubungan dengan harga diri sebagai manusia.
Menjadi sebuah kemuliaan jika diniatkan untuk alat lebih mendekat pada Allah, dan sarana menempatkan tangan kita agar berada di atas. Pemahaman yang benar terhadap konsep rezeki dan pekerjaan ini akan membuat hidup kita tenang, damai, tentram dan penuh semangat.
Ilahiyah Management: Islamic Management Wisdom for All Human Beings
Satu diantara parameter penting dalam bisnis adalah seberapa besar omset yang diperoleh. Pemilik bisnis mesti mengetahui secara akurat seberapa besar omset yang dia dapatkan secara berkala. Selanjutnya, pebisnis juga harus memahami tentang bagaimana cara menaikkan omset penjualan.
Berhasilnya sebuah bisnis dapat dilihat berdasarkan tingginya penjualan. Semakin tinggi penjualan, maka akan semakin banyak keuntungan yang didapatkan. Jadi, pemilik bisnis harus mengoptimalkan potensi aset yang dimiliki, agar usaha yang dijalankannya memperoleh hasil yang maksimal.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, langkah penting yang harus dilakukan seorang pebisnis adalah menjadikan perusahaan yang dikelolanya sebagai Spiritual Company dengan menerapkan Manajemen Ilahiyah dan menghadirkan Nilai-nilai Spiritual dalam mengelola perusahaan.
Pasalnya, berkebalikan dengan perusahaan yang mengabaikan faktor spiritual dalam operasionalnya, perusahaan-perusahaan yang melandaskan aktivitasnya pada nilai-nilai spiritual terbukti mampu bertahan dan berkembang secara baik.
Contohnya, pada waktu Indonesia mengalami Krisis Moneter 97/98, hanya perusahaan yang menjunjung tinggi nilai spiritualitas yang dapat bertahan.
Manajemen Ilahiyah (Ilahiyah Management) merupakan ilmu manajemen yang didasarkan pada penafsiran nilai dan prinsip Ilahiyah yang turun dari langit melalui Firman Allah SWT maupun Sabda Utusan-Nya serta diaplikasikan dalam kehidupan dan arena bisnis.
Manajemen Ilahiyah adalah manajemen yang berorientasi spiritual, yang dikembangkan oleh Ketua Dewan Syura Majelis Dakwqh Al-Hikmah Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman berdasarkan perenungan, gagasan teoritis, fundamental, dan filosofis serta pengalaman Beliau sebagai CEO Spiritual Business Consultant dan Risk Management & Compliance Director di PT. Samudera Biru Line.
Manajemen Ilahiyah menjabarkan bagaimana berbisnis dengan menghadirkan Nilai-nilai Ilahiyah yang jauh lebih bermakna dari result duniawi. Nilai-nilai yang dalam bingkai spiritual yang semestinya menjadi motivasi dan ruh sebuah bisnis. Konsep ini menggambarkan proses manajemen antara profit dan prinsip-prinsip Keilahiyan.
7 Surefire Ways to Increase Revenue in Your Business
Ekonomi yang buruk dalam beberapa bulan terakhir telah menghantam bisnis kecil dengan sangat keras. Baik Anda termasuk di antara perusahaan yang terpengaruh atau hanya ingin meningkatkan penjualan, strategi untuk meningkatkan pendapatan berikut 7 langkah efektif yang dapat Anda manfaatkan dalam banyak situasi. Namun, keputusan Anda untuk menerapkannya sangat bergantung pada pemahaman Anda tentang Konsep Rezeki dan Usaha sesuai Petunjuk Allah.
Karena itu, Anda harus memahami bahwa dalam konsep Manajemen Ilahiyah dijelaskan, meskipun rizki sudah diatur, bukan berarti kita boleh nganggur, menunggu rupiah mengucur. Bahkan para Nabi dan Rosul pun Allah perintahkan untuk berusaha. Nabi Nuh bekerja sebagai ahli pembuat perahu, Nabi Daud sebagai pembuat baju besi, Nabi Musa menggembalakan kambing, demikian juga Nabi Muhammad SAW, beliau pernah menjadi pengembala kambing, kemudian juga menjadi pedagang, masuk ke pasar-pasar dalam rangka berniaga.
Selain perintah Allah, bekerja adalah suatu kemuliaan yang menyempurnakan amalan manusia sebagai mahluk berakal. Sempurna karena tidak melulu berdo’a melainkan bergerak melakukan sesuatu, meskipun itu hanya menjadi semacam “syarat” , sebab sesungguhnya tidak ada hubungannya antara pekerjaan dan rizki. Pasalnya, Rizki sudah diatur dan ditakdirkan oleh Allah.
Namun demikian meskipun rizki sudah diatur, kita diwajibkan untuk Ikhtiar sebaik mungkin. Keberhasilan hanya dapat diraih dengan usaha atau ikhtiar cerdas dan sungguh-sungguh dengan diiringi do’a. Ikhtiar adalah kewajiban manusia, sementara Allah SWT yang menentukan takdirnya. Manusia tidak pernah tahu takdirnya dan karena itu mesti terus berikthiar untuk menemukan dan menjalani takdirnya itu sampai akhir hayat.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS ar-Ra’d : 11).
Berikut ini sejumlah tips untuk meningkatkan omzet usaha Anda yang berkaitan dengan Ikhtiar (Amal Shaleh).
- Tingkatkan Kualitas Produk dan Jasa
- Promosi dan branding
- Layanan Terbaik
- Belajar strategi pemasaran langit (Spiritual Marketing)
- Minimalisasi Biaya Operasional
- Atur Keuangan dengan Baik
- Lakukan Inovasi Produk
Akhirul Kalam, Selamat Mendayagunakan Sumber Daya dan Modal yang Ada untuk Meningkatkan Omzet Usaha Anda. Semoga Sukses Selalu dan jangan lupa Shalat Dhuha, Zikir, Tahajud dan Berdo’a. Losta Masta! (az).