SKJENIUS.COM, Jakarta.- MENCEMASKAN! Betapa Tidak? Indonesia saat ini berada di tepi jurang resesi, di tengah ancamam pandemi. Sementara itu, utang luar negeri Meroket, tembus Rp 6.076 Triliun, pada Agustus 2020.
Sehubungan dengan hal tersebut, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengingatkan, lonjakan utang pemerintah bisa berpotensi memicu aliran modal asing keluar (capital outflow) hingga krisis ekonomi. Ia menilai utang pemerintah saat ini tumbuh lebih agresif ketimbang utang sektor swasta yang justru mulai melandai sejak 2018 lalu.
"Ini kondisinya beda dengan 1998 silam. Bahkan, lebih bahaya karena penyebab capital outflow justru bisa berasal dari pemerintah, dari government bond (utang pemerintah)," ujarnya dalam sebuah diskusi, Senin (7/9) malam.
Karuan saja hal tersebut di atas membuat kalangan pengusaha jadi khawatir menghadapi kondisi ekonomi Indonesia yang semakin merosot ini. Sedangkan eskalasi pandemi terus bertambah setiap hari. Tiada seorangpun yang bisa memprediksi kapan pandemi ini akan mereda? Hingga Kamis (29/10/2020) siang, tercatat ada 3.565 kasus baru. Sehingga total kasus virus corona di Indonesia menjadi 404.048 orang.
Apalagi, perekonomian global telah berubah dari kondisi ketidakpastian menjadi kondisi kecemasan. Pasalnya, Pandemi COVID-19 memukul telak ekonomi dunia, situasi ini berpotensi melahirkan krisis global. Setidaknya sudah 49 Negara Kapitalis Dihancurkan Covid-19. Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa sudah terjungkal ke Jurang Resesi.
Sementara itu, IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh Minus 4,9%, lebih rendah 1,9 poin dibanding outlook IMF pada April 2020, yakni Minus 3%. Dalam wawancara yang dilakukan dengan ekonom-nya, IMF juga sudah memberi kisi-kisi outlook akan sangat buruk. Ekonomi global disebut akan menderita krisis keuangan terburuk sejak Great Depression tahun 1930-an.
IMF bahkan menamai krisis saat ini sebagai "Great Lockdown". Lembaga itu bahkan berujar krisis tidak seperti apapun yang pernah dilihat di dunia sebelumnya. Tentu saja hal ini akan berdampak negatif kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Jadi, kalangan pengusaha Indonesia, baik skala mikro, kecil, menengah maupun besar dihadapkan pada satu pertanyaan tajam "Sudah Siapkah Anda dengan Strategi Jitu untuk Mengatasi Kemelut Ekonomi?"
Pentingnya Sikap Istiqamah di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi
Di tengah Ancaman Pandemi dan Resesi sekarang ini, kita dituntut setiap saat, bahkan setiap detik nafas yang kita hembuskan untuk mempertaruhkan keimanan, menjaga aqidah, yang dari waktu kewaktu diombang-ambingkan oleh situasi yang tidak menentu. Di tengah perekonomian yang terpuruk, Kita dihadapkan kepada berbagai ketidakpastian, yang sewaktu-waktu ketika kita tidak sanggup lagi menahan berbagai guncangan lahir batin itu, bukan mustahil membuat sebagian dari kita stress dan putus asa. Maka jawaban dari semua itu, adalah Istiqamah.
Istiqamah atau konsisiten adalah sebuah kata yang sangat sering kita dengar, kedengarannya ringan tapi berat, mudah tapi susah, sangat sedikit orang yang bisa melakukannya, tapi apabila kita bisa untuk melakukannya maka, seakan kita menemukan solusi dari sebuah masalah.
Dalam Al-quran sendiri terdapat banyak ayat yang menjelaskan tentang istiqamah dengan bermacam-macam varian; Terkadang penjelasaanya dalam bentuk perintah (amr) “fastaqim kama umirtu waman taba maak wala tatgau innahu bima ta’maluna bashir”. (Hud-112). “Maka tetaplah engkau ya (Muhammad)(di jalan yang benar), sebagaimana yang diperintahkan kepadamu dan (juga) yang bertobat bersamamu, dan janganlah engakau melampaui batas, sungguh, dia maha melihat apa yang kamu kerjakan.”
Ibnu Katsir dalam mengomentari ayat ini dalam tafsirnya mengatakan; “Allah memerintahkan kepada Rasullullah dan hamba-Nya untuk senantiasa konsen dan tetap teguh dalam berIstiqamah, karna hal tersebut merupakan kunci suatu kemenangan, penyebab turunnya pertolongan Allah.”
Istiqamah menjadi penting di dalam beragama maupun di semua bidang usaha karena ia merupakan kumpulan dari cabang ibadah dan keimanan serta pembuka bagi jalan yang lurus, Maka Rasulullah SAW pun berwasiat kepada kita semua agar kita senantiasa beristiqamah, "Katakanlah, aku beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah." (HR. Muslim).
Sedemikian pentingnya sikap istiqamah, sehingga tidak ada satu usaha (ikhtiar) yang berujung pada keberhasilan tanpa dilandasi oleh sikap istiqamah.
Fokus, Fokus, Fokus – Tiga Kunci Sukses Bisnis
“Walaw istaqamu ala thariqati laasqaenahum maan ghandaqan”. Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus diatas jalan itu (agama islam) niscaya kami kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup”. (QS. Al Jin : 16).
Istiqomah dalam konteks bisnis, selain berarti Konsusten juga bermakna Fokus, merupakan suatu aktifitas, perilaku atau tindakan yang selalu menjaga keajekan / konsisten dalam memegang teguh terhadap aturan maupun ketentuan yang dibuat oleh Allah SWT, maupun peraturan pemerintah/instansi dimanapun dia berada.
Dengan demikian dalam arena bisnis, istiqamah dapat dimaknai sebagai sikap teguh pendirian dalam melakukan suatu kegiatan bisnis dan berjuang sungguh-sungguh untuk mewujudkan Strategi dan Rencana yang sudah ditetapkan.
Seseorang yang mempunyai sifat istiqamah bagaikan batu karang yang berada di tengah-tengah lautan yang tidak tergeser sedikit pun, meskipun dihantam oleh gelombang yang sangat besar. Istiqamah terwujud karena adanya keyakinan akan kebenaran dan siap menanggung risiko. Sikap ini wajib dimiliki setiap muslim.
Berdasarkan penelitian dan pengalaman saya sebagai Spiritual Business Consultant selama 25 tahun, banyak penguasaha gagal yang datang berkonsultasi adalah adalah disebabkan mereka Tidak Fokus pada Core Business. Pada umumnya mereka dan mungkin juga Anda berpendapat: “Bukankah semakin banyak bidang usaha semakin banyak penghasilan? Karena gagal di satu usaha, kita bisa memperoleh hasil dari usaha lainnya.”
Bisa jadi pendapat seperti itu benar adanya. Tetapi, apakah Anda berfokus pada kegagalan? Khususnya bagi Anda yang baru saja terjun ke dunia bisnis. Kata “kalau gagal” mengesankan sikap pesimis dan seakan-akan kita tidak merasa pasti untuk bisa berhasil. Pekatan,”Kalaulah Itu Hanya Kerja Sia-Sia.” Apa itu yang Anda mau? Tentuk tidak, bukan?
Karena itulah, Nabi kita sendiri sudah lama melarang umatnya untuk ‘berkalau-kalau’.
Saya masih ingat dalam Riwayat Muslim yang lebih kurang bunyinya, “Jka kamu ditimpa musibah, janganlah kau berkata ‘kalau’. Tapi katakanlah, ini merupakan perancangan Allah dan Dia melakukan apa yang Dia kehendaki.”
Pasalnya, saat Anda membangun bisnis, tidak serta merta Anda akan mendapatkan penghasilan yang besar. Ada banyak hal yang harus Anda kerjakan agar bisnis Anda terus tumbuh. Tetap fokus pada tujuan Anda akan membuat Anda dapat mengelola usaha dengan baik.
Berbisnis bukanlah sesuatu yang mudah. Dibutuhkan kerja cerdas dan sungguh-sungguh serta komitmen dalam mengelola bisnis agar dapat memberikan hasil sesuai target. Selain itu, kita juga perlu fokus dalam menjalani segala prosesnya. Jadi, Fokus, Fokus, Fokus – Tiga Kunci Sukses Bisnis.
Lantas, mengapa fokus dalam berbisnis begitu penting? Berikut 7 Alasan Utamanya :
- Agar dapat berpikir secara efektif.
- Agar tidak mubazir menggunakan energi dan waktu.
- Menghindari kebingungan pasar.
- Meningkatkan Value Usaha
- Agar dapat membangun brand image yang jelas.
- Agar dapat menyiapkan pengembangan bisnis dengan lebih baik.
- Membuka bisnis yang relevan dengan bisnis sebelumnya.
Akhirul Kalam, tidak ada teori mutlak yang bisa menjadi kunci sukses bisnis. Keberadaan istiqamah (fokus), menjadi koridor agar pergerakan usaha apapun yang kita miliki menjadi lebih terarah dengan sedikit mengesampingkan hal-hal yang bisa membuat fokus kita berubah. Sesekali kita perlu untuk tidak peduli akan peluang yang muncul, dan meneruskan tujuan serta cita-cita yang sudah kita tanamkan sejak awal. Wassalam! (az).