SKJENIUS.COM, Cikarang.-- Alhamdulillah, sekitar tiga
bulan lalu, saya diberi kesempatan oleh Allah untuk mendapat Perawatan
Kesehatan di Mitra Keluarga Cikarang selama beberapa hari. Sebagai seorang
Spiritual Therapist tentu saja, selama masa perawatan itu, saya banyak belajar
tentang Spiritual Care dan Hospitality di dunia Medis.
Pasalnya, selama ini, saya termasuk seseorang yang "Trauma" dengan Rumah
Sakit. Karena itulah saya mendirikan Rumah Sehat Al-Hikmah.
Selama ini banyak orang beranggapan bahwa rumah sakit itu adalah 'hospital.'
Padahal arti 'hospital' bukanlah rumah sakit. Banyak orang lupa bahwa
'hospital' berasal dari kata 'hospitality'. 'Hospitality' berarti
keramahan. Jika dikaitkan dengan makna dari 'hospital' betul juga. Mereka
yang pergi ke hospital seharusnya mendapatkan keramahan atau
pelayanan dari para pegawai tempat tersebut.
Jadi, menurut saya, kita telah salah dalam memberikam
nama 'rumah sakit' kepada tempat
berobat dan perawatan medis. Bukankah seharusnya disebutkan sebagai rumah sehat? Dengan kata lain
seharusnya mereka yang dalam keadaan sakit, datang untuk berobat adalah untuk
sembuh. Dengan kata lain, mereka yang datang ke tempat tersebut merasa berada
di tempat yang pantas untuk menjadi sembuh.
Seseorang yang datang untuk sembuh dari sakitnya
semestinya mendapatkan pelayanan dengan penuh hospitality. Seseorang
yang dalam keadaan kurang sehat dapat dengan cepat sembuh jika mendapatkan
perhatian atau hospitality. Mereka yang datang sesungguhnya adalah
orang yang sedang dalam keadaan defisit energi. Mereka butuh limpahan energi
dari para perawat. Oleh karenanya, para perawat yang ada di tempat rumah
penyembuhan seharusnya memiliki persyaratan energinya dalam kondisi prima.
Saya bersyukur pada Allah dan berterima kepada para
Dokter dan Perawat yang telah memberikan pelayanan dengan penuh hospitality
selama proses pemulihan kesehatan di Mitra Keluarga. Para Dokter dan Perawatan
serta Ahli Gizi memberikan senyum ceria, keramahan, support dan penjelasan yang
menyejukkan serta memberikan solusi terbaik untuk memulihkan dan mempertahan
stabilitas kesehatan saya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, tulisan ini
saya buat, selain untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan sesama rekan
perawat, dokter, tenaga medis dan para spiritual therapist, sekaligus juga
sebagai ucapan terima kasih saya kepada dr.
Iman Yulianto Suhartono, Sp.JP, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, para
perawat di RS Mitra Keluarga Cikarang, isteri, anak-anak dan menantu, adik-adik
serta keluarga Besar Syofian Nadir dan seluruh jamaah Majelis Dakwah Al-Hikmah
yang telah memberikan bantuan, dukungan moral dan Spiritual Care serta Do'a
untuk kesehatan saya. Alhamdulilah, kesehatan saya saat ini sudah kembali
pulih, sehat wal 'afiat dan ceria selalu.
Peranan
Spiritualitas Dalam Perawatan Kesehatan
Setiap orang dalam hidupnya pasti akan menghadapi yang namanya masalah atau penyakit. Sikap seseorang dalam menghadapi masalah sangat ditentukan oleh keyakinan mereka masing-masing. Keyakinan yang dimiliki setiap orang selalu dikaitkan dengan kepercayaan atau agama.
Spiritual, keyakinan dan agama merupakan hal yang
berbeda namun seringkali diartikan sama. Karena itulah, penting sekali bagi
seorang perawat memahami perbedaan antara Spiritual, keyakinan dan agama guna
menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi pendekatan perawat dengan
pasien.
Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit membutuhkan
asuhan keperawatan yang holistik dimana perawat dituntut untuk mampu memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif bukan hanya pada masalah secara fisik
namun juga spiritualnya.
Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Care mempertegas
bahwa caring adalah sebagai hubungan dan interaksi yang di perlukan
antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien
sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien
untuk sembuh.
Caring merupakan fenomena universal
yang berkaitan dengan cara seseorang berfikir, berperasaan dan bersikap ketika
berhubungan dengan orang lain. caring dalam keperawatan di pelajari dari
berbagai macam filosofi dan perspektif etik.
Jadi, Spiritual
Caring adalah pemeliharaan hubungan yang berhubungan dengan menghargai
orng lain serta nilai-nilai yang di percayai oleh seseorang dalam hubungannya
dengan kekuatan yang lebih tinggi (Allah).
Hubungan
Kesehatan Spiritual dan Kesehatan Tubuh
UU Kesehatan nomor 36/2009 mendefenisikan kesehatan
sebagai “keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Dengan demikian, pemerintah Indonesia sesungguhnya
mendefenisikan kesehatan secara holistik, yakni dengan memasukkan aspek
spiritual sebagai bagian dari defenisi sehat. Maka akan ada 1) sehat
fisik, 2) sehat mental, 3) sehat spiritual dan 4) sehat sosial.
Namun sayangnya, menurut Taufiq Pasiak, penambahan
aspek spiritual dalam defenisi sehat di atas belum diikuti dengan
langkah-langkah taktis implementatif. Riset yang dilakukan oleh Taufiq Pasiak
untuk mencari tahu pendapat para dokter tentang spiritualitas dapat
dikelompokkan ke dalam 7 kelompok pendapat :
1. Spiritualitas
adalah berdoa dan bersembahyang. Memang ada efek terhadap kesembuhan, tetapi
subyektif dan belum ada bukti,
2. Defenisi
spiritualitas tidak jelas. Apakah ini berbeda dengan agama,
3. Kesehatan
spiritual adalah istilah baru yang belum dikenal. Apakah ada bukti ilmiah bahwa
spiritual berpengaruh terhadap kesehatan,
4. Kesehatan
spiritual adalah kegiatan mistik dalam pengobatan. Siapa yang akan melaksanakan
kesehatan spiritual ini. Bagaimana melaksanakannya. Bukankah sudah cukup jika
ruhaniwan yang mengurusnya.
5. Bagaimana
caranya ia akan masuk ke dalam ilmu kedokteran,
6. Apakah
spiritualitas itu sama dengan mental, sehingga cukup menjadi urusan ilmu
kedokteran jiwa (psikiatri)?
7. Ilmu
kedokteran itu berurusan dengan hal-hal yang nyata. Sedangkan spiritualitas itu
tidak nyata alias gaib.
Menurut Taufik Pasiak, ke 7 kelompok di atas bukan
satu-satunya pendapat kalangan dokter tentang spiritualitas dalam dunia medis,
meski pendapat ini merupakan pendapat terbanyak. Masih ada kalangan kedokteran
yang melihat spiritualitas dengan pandangan yang lebih positif.
"Kelompok
positif ini melihat bahwa perhatian terhadap spiritualitas pasien dapat membuat
ilmu kedokteran lebih manusiawi. Memang perlu dipikirkan lebih dalam lagi
spiritualitas ini dalam konteks kedokteran," pungkasnya. (az).