SKJENIUS.COM, JAKARTA.-- Miris! BUMN yang diharapkan dapat memberikan laba kepada Negara, justru malah menggerogoti APBN tiap tahunnya. Padahal, Negara telah mengatur pengelolaan sumber daya alam untuk cabang-cabang produksi yang penting didalam konstitusi, dengan tujuan agar digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Implementasi dari pengaturan tersebut adalah dengan terbentuknya BUMN sebagai badan usaha milik negara yang sebagian sahamnya adalah milik negara.
Jadi, Badan Usaha Milik Negara
mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Namun ironisnya, justru pajak dari rakyatlah
yang tersedot untuk mensubsidi BUMN yang Rugi dan Sakit. Misalnya, pada
bulan Mei 2020, Pemerintah Alokasikan Dana Dukungan BUMN Rp 149 Triliun. Khusus
untuk 12 BUMN dialkasikan dana Rp52 triliun yang akan dipergunakan untuk
mendorong program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Satu dari 12 BUMN itu
ialah PT PLN yang akan mendapatkan tambahan dana sebesar Rp45,4 triliun.
Selain mengalami Kerugian dan Penghasilan
yang Melorot serta Utang Luar Negeri Membengkak, tercatat
juga 10 BUMN besar yang "sakit". Dari hasil
pengamatan dan pemetaan permasalahan yang dihadapi BUMN di antaranya ekuitas
negatif termasuk beban utang yang harus mereka tanggung, salah kelola, lemahnya
pengawasan, rendahnya kualitas SDM dan belum membudayanya budaya perusahaan di
masing-masing perusahaan plat merah itu.
Berdasarkan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2019 yang sudah diaudit disebutkan berdasarkan
laporan keuangan BUMN per 31 Desember 2019 berjumlah 99 BUMN, 10 di antaranya
BUMN berekuitas negatif sehingga pencatatan penyertaan modal pemerintah sebesar
Rp 0. Adapun 10 BUMN yang berekuitas negatif sesuai laporan LKPP 2019 sudah
diaudit itu yakni PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), PT Dok dan
Perkapalan Surabaya (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero).
Kemudian, PT Asabri (Persero), PT Asuransi Jiwasraya, PT PANN, PT Iglas, PT
Survei Udara Penas, PT Kertas Kraft Aceh, dan PT Merpati Nusantara Airlines.
Melihat berbagai persoalan yang
mendera BUMN tersebut di atas, tentu saja kita Prihatin! Betapa
meruginya masyarakat atas ketidak-becusan BUMN dalam mengelola sumber daya alam
dan dana APBN tersebut. Apabila hal ini tidak direformasi, baik Sumber
Daya Manusi (SDM) maupun sistem kerja, maka yang akan menerima dampak
buruk tentu saja masyarakat secara umum, dan pada akhirnya negara akan
tertinggal serta tidak produktif dibanding negara lain. Kita pernah mendengar
betapa negara lain sangat tegas menindak adanya kelemahan kinerja BUMN nya
ketika tidak mampu melayani masyarakatnya dengan baik, bahkan para pengurusnya pun rela
melepaskan jabatannya sebagai bentuk penyelesalan atas kerugian.
Karena itulah diperlukan
langkah strategis dan konkret dari pemerintah untuk
memperbaiki kinerja badan usaha milik negara. Jangan sampai BUMN menjadi beban APBN tiap tahun. Langkah konkret tersebut antara
lain, perbaikan dalam hal sumber daya manusia (SDM), perbaikan sistem dan
kelembagaan serta manajemen, peningkatan laba, restrukturisasi dan konsolidasi,
serta sekuritisasi kontrak dan aset.
Kembangkan BUMN Menjadi Spiritual Company
Seiring dengan langkah strategis yang
harus dilakukan pemerintah dalam merestrukturisasi BUMN tersebut, saya
mengusulkan agar perusahaan plat merah itu diubah menjadi Spiritual Company. Sebagaimana
sudah kita saksikan Bersama, wabah corona telah mengajarkan kepada kita betapa
rapuhnya perusahaan yang mengandalkan pola bisnis sekuler kapitalis dan
sosialis di seluruh dunia. Perekonomian Negara-negara Kapitalis dan
Sosialis yang berbasiskan Riba itu sudah porak-poranda. Bahkan, sudah ada 14
negara sekuler yang terjungkal ke jurang resesi.
Berkebalikan dengan perusahaan yang mengabaikan faktor spiritual dalam operasionalnya, perusahaan-perusahaan yang melandaskan aktivitasnya pada nilai-nilai spiritual terbukti mampu bertahan dan berkembang secara baik di tengah Prahara Covid-19 ini. Nilai-nilai Spiritual yang saya maksud adalah Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang berazaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Nilai-nilai lurhur dalam Pancasila itu bersumber dari “keutamaan hidup” (virtue) bangsa Indonesia. Ia adalah inti atau kristalisasi kultur bangsa Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai spiritual.
Dengan demikian, Pancasila patut menjadi
spiritualitas kehidupan bangsa Indonesia. Nilai-nilai vital yang terkandung di
dalamnya menjadi kekuatan dalam proses “menjadi Indonesia”. Berangkat dari
penalaran di atas, penelitian ini hendak kami fokuskan pada klaim bahwa
Pancasila adalah spiritualitas kehidupan bangsa Indonesia. Artinya, gerak atau
orientasi kehidupan bangsa Indonesia yang ideal dalam tatanan real haruslah
dijiwai dan dihidupi oleh nilai-nilai dasar Pancasila.
Berdasarkan pengalaman saya, sebagai
Counselor di Spiritual Business Consultant, peran spiritualism dalam
membangun perusahaan adalah sangat
penting dan strategis. Saya
percaya bahwa faktor paling esensial penopang kesuksesan organisasi atau
perusahaan BUMN adalah karakter mulia dari orang-orang di dalam organisasi
tersebut. Jadi, Character building adalah pekerjaan pertama dan paling
utama bagi setiap pemimpin, apakah itu pemimpin perusahaan ataupun negara.
Untuk itulah, perlu kita sadari bahwa
dengan menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara, maka bangsa ini, sesungguhnya
adalah bangsa religius. Sekitar 268 juta rakyat Indonesia adalah
orang-orang yang memiliki keyakinan kokoh dan patuh menjalankan ibadah kepada
Tuhan menurut agama mereka masing-masing, apakah Islam, Kristen, Hindu atau
Budha.
Karena itulah, para Counselor di
Spiritual Business Consultant berprinsip bahwa karakter yang perlu dibangun di
dalam perusahaan haruslah dilandasi dan bersumber pada nilai-nilai spiritual
yang agung dan mulia itu. Untuk dapat membangun budaya perusahaan yang kokoh
maka setiap organisasi haruslah menempatkan nilai-nilai spiritual pada posisi
sentral dan menjadi roh keberlangsungan organisasi tersebut.
Kita harus yakin, apabila nilai-nilai
spiritual melandasi tugas dan pekerjaan setiap karyawan, maka ini akan menjadi
sebuah power yang luar biasa. Ketika setiap karyawan memiliki keyakinan bahwa
setiap pekerjaan yang mereka lakukan bernilai ibadah kepada Tuhan, maka pasti
mereka akan mempersembahkan yang terbaik kepada perusahaan
Jadi, pada saat karyawan menyikapi
pekerjaan-pekerjaannya di kantor sebagai perwujudan ibadah kepada Tuhan, maka
tentu saja hasil akhir pekerjaan mereka akan luar biasa,” tambahnya.
Ketika sebuah perusahaan bisa
menyatukan/menyelaraskan dua misi karyawannya: pertama, misi profesional
memajukan perusahaan; dan kedua misi personal/spiritual beribadah kepada-Nya;
maka bisa dipastikan perusahaan tersebut akan mampu tumbuh luar biasa, tak hanya
menjadi good company tapi juga great company. Bangkit dan Jayalah BUMN
Indonesia! (az)