SKJENIUS.COM, Jakarta. --- Subhanallah. sudah lebih dari 7 bulan, virus corona mengubah "wajah" dunia. Semua orang
diminta untuk melakukan Social Distancing, menjaga jarak, hindari kerumunan.
Diingatkan selalu memakai masker dan rajin mencuci tangan. Tinggalkan hiruk
pikuk, stay at home, berdiam diri di rumah. Covid-19 bukan lagi merupakan wabah yang
menyebabkan manusia sesak napas hingga meninggal. Ia lebih dari itu. Ia menjadi
semacam pintu lain yang mengubah segala apa pun yang ada di bumi.
Dengan demikian, dibalik berbagai dampak negatif yang
diakibatkannya, virus dari Cina ini telah memaksa kita untuk Menata Ulang
Kehidupan kita. Pada titik tertentu, kebiasaan seumur hidup memang perlu berubah. Pada
titik tertentu, dorongan akan diperlukan. Jika guncangan gangguan virus corona
tidak cukup bagi kita untuk mengkalibrasi ulang semuanya, apa lagi yang mampu?
Prahara Covid-19 mengingatkan manusia betapa rapuhnya kehidupan yang dibangun
berlandaskan materialisme dan rasionalitas semata.
Maka, sudah waktunya Prahara Covid-19 ini kita jadikan
momentum Perubahan Sosial di tengah
masyarakat. Yakni perubahan dari masyarakat yang cenderung semakin beraroma Materialis
Kapitalis kembali kepada Jati
Diri Bangsa Indonesia yang berlandaskan Spiritual, Religius,
dan Budi
Luhur. Marilah kita jadikan Zikir, Pikir, Ukir sebagai Energi Pengerak
Perubahan itu.
Keharmonisan Batin
Mencerdaskan Akal
Tujuan ZIKIR adalah MENGINGAT Allah. Zikir
dapat menenangkan hati dan pikiran, hingga akhirnya mencapai tingkat kesadaran
dan ketenangan batin yang lebih tinggi. Zikir dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja, sehingga Anda dapat mengalami rasa tenang dan damai, tidak peduli
apa pun yang terjadi di sekitar Anda. Dengan rajin berzikir Anda akan merasakan
ketenangan batin yang luar biasa (Qs. ar-Ra’du: 28).
KETENANGAN BATIN merupakan awal terjadinya HARMONISASI energi (POWER)
yang ada dalam DIRI. Harmonisasi energi akan menjamin terjadinya keseimbangan
sistem dalam tubuh. Keseimbangan sistem inilah yang dapat membangkitkan KEKUATAN
SPIRITUAL, mengembangkan DAYA PIKIR dan membangun jiwa dan
raga Anda menjadi SEHAT wal ‘AFIAT. Karena itu, mereka yang
sadar bahwa faktor spiritual lebih kuat daripada kekuatan materi akan hidup BAHAGIA
dan SEJAHTERA. (QS. Ali Imran : 190-191).
Berpikir Positif,
Memberi Solusi Untuk Umat
Mereka yang jiwanya tenang, akan mampu BERPIKIR dengan tenang
dan Jernih.
Orang yang mampu berpikir dengan tenang dan jernih sudah tentu mampu berpikir
positif karena syarafnya tidak menegang dan mampu menyelesaikan permasalahan
dengan bijak.
Tekanan hidup yang terus mendera, seiring dengan wabah corona ini, jika tidak di hadapi dengan berpikir positif, maka kemungkinan besar kita akan mengalami stress dalam menghadapi kehidupan. Jika mampu berpikir positif, maka apapun yang terjadi akan mudah di atasi bahkan kita akan mampu mencari jalan keluar agar dapat menyelesaikan berbagai persoalan itu dengan sebaik-baiknya.
PIKIRAN POSITIF akan membuat hidup kita penuh dengan kebahagaiaan, kesejahteraan, senyum yang ikhlas, wajah tampak berseri dan bercahaya sinar dari ketenangan hati dan rasa syukur yang selalu di ucapkan. "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.".(QS. Al-Baqarah 152).
Trus Karyo Tataning
Bumi
Satu diantara Wujud
Syukur adalah melakukan pekerjaan baik yang bermanfaat bagi diri sendiri
dan bagi orang lain atau masyarakat, yang disebut juga sebagai AMAL
SHALEH. Dengan demikian, Zikir, Pikir dan Ukir harus DIWUJUDKAN
dalam KARYA NYATA di tengah umat, Trus Karyo Tataning Bumi. Sehingga KEKUATAN ZIKIR itu dapat MENGEJAWANTAH
dalam proses PERUBAHAN SOSIAL ke
arah yang lebih progres atau lebih baik dan indah (QS. An Nahl: 97).
Atas dasar demikian, proses perubahan sosial tidak dapat
dilepaskan dari tanggung jawab seluruh masyarakat Islam, terutama para AHLI ZIKIR. Karen itulah dalam
konteks sosiologis (fungsional-struktural), mengubah masyarakat ke arah yang lebih
baik dan produktif, merupakan sebuah keharusan yang tidak dapat dihindari.
Dalam kaitan inilah Majelis Dakwah Al-Hikmah mengembangkan Tasawuf Transformatif dalam upaya MEWUJUDKAN nilai-nilai SUFI sebagai PENGGERAK Transformasi Sosial. Dengan kata lain, KAUM SUFI dengan semangat ajarannya, bukan saja memikul tanggung jawab untuk memperkuat nilai-nilai moral, etik dan spiritual sebagai landasan pembangunan, tetapi juga dituntut untuk memerankan fungsi inspiratif, korektif, kreatif dan integratif KESUFIAN ke dalam proses keharmonisan sosial.
Berhubungan dengan itu, tugas MENGUBAH kondisi sosial ke arah yang lebih baik, bukan sekedar
sebagai tugas kemanusiaan, akan tetapi sekaligus merupakan pengamalan sejati
ajaran Tasawuf Transformatif dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Semoga! (az).