SKJENIUS.COM, JAKARTA.- Prahara Korona Bikin Pengusaha Cemas. Oleh karena itu, diharapkan upaya yang lebih serius dari Pemerintah Jokowi dalam mengatasi anjloknya perekonomian nasional. Pasalnya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Terancam Rontok. Sehingga harus ada aksi nyata pemerintah di bawah komando Presiden Joko Widodo untuk memulihkan laju roda perekonomian.
Seiring dengan itu, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pandemi virus corona merusak ekonomi dunia lebih buruk dari angka perkiraan yang dikeluarkan sebelumnya. IMF kini memprediksi output ekonomi dunia tahun ini akan menyusut hampir 5%, atau hampir 2% lebih buruk dari perkiraan yang dirilis pada bulan April.
Pandemi corona atau Covid-19 telah membuat perekonomian dalam negeri kontraksi. Ekonomi Sudah Anjlok di 2,97% di kuartal I-2020. Maka Sudah Dekati Skenario Terburuk ke Jurang Resesi. Sementara itu, belum diketahui wabah ini akan mereda. Bahkan, Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona masih terus bertambah.Hingga Sabtu (1/8/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 1.560 kasus baru kasus Covid-19. Maka, totalnya ada 109.936 kasus Covid-19 di Tanah Air.
Tak bisa dipungkiri, Virus dari cina ini telah memporak-porandakan berbagai aspek kehidupan rakyat Indonesia. Sehingga menjadi tantangan berat bagi Pemerintahan Jokowi untuk mengatasi masalah Darurat Kesehatan dan Ancaman Resesi Ekonomi. Namun demikian, di sisi lain, virus yang mencemaskan ini telah menberi kita banyak pelajaran, terutama mata kuliah hidup dan bisnis pada rentang 3-4 bulan terakhir ini.
Virus ini telah membuka kebobrokan Sistem Kapitalis Amerika dan sekutunya. juga mempertontonkan kerapuhan Sistem Sosialis Cina Komunis. Dalam Tempo 3 bulan virus dari Wuhan itu menghantam perekonomian negara Kapitalis Amerika dan membuat ekonomi Cina Komunis babak belur. Bahkan,German, Italy, Korea Selatan dan Singapore sudah memperpanjang deretan negara kapitalis yang terperosok ke jurang resesi.
Wabah corona menunjukkan betapa rapuhnya Kapitalisme Materialis dan Sosialisme Komunis yang hanya mengandalkan Intelektual dan Rasionalitas semata. Realitanya, berkebalikan dengan perusahaan yang mengabaikan faktor spiritual dalam operasionalnya, perusahaan-perusahaan yang melandaskan aktivitasnya pada nilai-nilai spiritual terbukti mampu bertahan dan berkembang secara baik.
Ubah perusahaan Anda dari Manajemen Kapitalis menjadi Spiritual Company.
Oleh karena itu, bagi Pengusaha Muslim yang Beriman dan Beraqal, sesungguhnya Prahara Corona ini adalah momentum untuk mengubah praktek Bisnis kita yang selama ini beraroma Kapitalis atau Sosialis yang berbasis riba ke Sistem Ekonomi Pancasila yang berbasis Kekeluargaan dan Gotong Royong (Ta’awun). Seiring dengan itu, mari kita Transformasikan Perusahaan kita Menjadi Perusahaan Spiritual (Spiritual Company).
Spiritual Company adalah Konsep Pendekatan Revolusioner yang dirumuskan oleh Spiritual Business Consultant untuk Manajemen Bisnis Anda yang Sukses dengan mendayagunakan Hukum Esoterik. Dimensi esoterik terkait dengan aspek metafisik yang berada pada posisi terdalam (internal) dari Islam. Esensi dari esoterisme adalah kebenaran total yang tidak teredusir oleh eksoterisme yang terbatas sehingga menjadi sempit dan dangkal. Dimensi esoterik merupakan pancaran dari spirit Keilahiyan yang universal dan absolut (inklusif) yang menjadi ruh dan isidimensi eksoterik yang eksklusif.
Spiritual Company adalah Perusahaan yang memberikan ruang bebas untuk diaplikasikannya nilai (values) dan etika (ethics). Hal ini juga disimpulkan oleh beberapa penelitian Spiritual Business Consultant sebagai perusahaan yang memiliki catatan prestasi sosial dan finansial yang lebih unggul dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki kepedulian (concern) pada masalah nilai dan etika.
Demikian kesimpulan dari penelitian Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman, Guru Mursyid di Spiritual Business Institute, yang dimuat dalam buku Manajemen Ilahiyah. Spiritual yang dimaksud dalam tulisan ini tidak secara total bermakna agama formal dengan segala dogma dan ritualnya, melainkan juga Nilai-nilai Luhur Budaya Nusantara dan Kearifan Lokal, etika, moral dan sosial; ini sangat besar juga dijustifikasi oleh dalil-dalil agama.
Dengan demikian, maka spiritual company bisa diterjemahkan sebagai perusahaan yang tidak menjadikan uang sebagai satu-satunya tujuan (single bottom line), melainkan juga menekankan pada pencapaian kebahagiaan dan keselamatan manusia serta keberlanjutan pembangunan lingkungan hidup. Jadi, Tiga P (people, planet and profit) merupakan tiga kesatuan nilai yang harus digapai secara bersama (triple bottom line).
Sebagaimana hal tersebut dijelaskan dalam Kearifan Lokal di Nusantara dengan istilah “Tri Hita Karana” yang berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan”. Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan Falsafah hidup tangguh. Pada dasarnya, hakikat ajaran tri hita karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa yang saling terkait satu sama lain.
Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman mengingatkan, apabila nilai-nilai spiritual melandasi tugas dan pekerjaan setiap karyawan, maka ini akan menjadi sebuah power yang luar biasa. Ketika setiap karyawan memiliki keyakinan bahwa setiap pekerjaan yang mereka lakukan bernilai ibadah kepada Allah, maka pasti mereka akan mempersembahkan yang terbaik kepada perusahaan.
Kedamaian jiwa setiap orang yang ada dalam sebuah perusahaan dan keagungan worldview serta kemuliaan ethos mereka akan menjadi modal personal yang mengantarkan pada modal sosial yang menguntungkan semua pihak. Dalam bahasa keseharian, keuntungan semua pihak disebut dengan kemaslahatan umum, sementara dalam bahasa undang-undang disebut dengan kesejahteraan umum. Ketika semua ini didasarkan pada keimanan dan ketakwaan, maka ia akan menjadi penyebab hadirnya keberkahan.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS 7: 96).
Jadi, Spiritual company adalah penerapan nilai-nilai spiritual di dalam perusahaan. Penerapan nilai spiritual tidak hanya dilakukan dalam proses kerjanya, melainkan bersifat global di internal perusahaan, baik garis komando maupun garis koordinasi. Oleh karena itu, untuk dapat membangun budaya perusahaan yang kokoh maka setiap perusahaan haruslah menempatkan nilai-nilai spiritual pada posisi sentral dan menjadi roh keberlangsungan Perusahaan tersebut. (az).