SKJENIUS.COM, JAKARTA.- Prahara COVID-19 merupakan tantangan peradaban abad 21 dan merupakan pandemi paling besar dalam sejarah peradaban manusia. Virus Ganas dari Cina Telah Merusak Sendi-Sendi Ekonomi Indonesia. Karuan saja hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah dalam mengatasi Darurat Kesehatan dan Krisis Ekonomi. Pasalnya, Ekonomi Sudah Anjlok di 2,97% pada kuartal I-2020. Dekati Skenario Terburuk, Indonesia Terancam Resesi.
Namun demikian, sekalipun hampir semua pengusaha terpukul oleh coronavirus. Ternyata tidak semuanya terkapar dihantam terjangan Prahara Virus dari Cina yang memporakporandakan perekonomian global dan bisa menyeret Indonesia ke jurang resesi itu. Masih banyak yang survive, bahkan bisnisnya semakin berkembang.
Para pengusaha itu unggul dibandingkan pebisnis lain karena memiliki Kemampuan spiritual untuk melihat celah dalam mengatasi dampak sosial ekonomi akibat pandemi COVID-19. Pasalnya, penanganan persoalan perekonomian yang porak-poranda terdampak wabah corona itu butuh kemampuan Intuisi Efektif dan Transformatif
Masyarakat Nusantara, pada umumnya, termasuk masyarakat intuitif. Karena itulah para pengusaha yang Sadar Budaya, tidak selalu mengandalkan Rasionalitas dalam Memecahkan Masalah (problem solving). Namun mereka juga menggunakan Intuisi untuk membaca Peluang Dibalik Wabah Corona yang mencemaskan orang di seluruh dunia itu.
Karena itulah pengusaha intuitif amat akrab dengan hal-hal yang spiritual, yang gaib, dan tak logis. Para ahli future studies menyebutnya “possibility” atau posibilitas, kemungkinan yang berada di luar ruang dan waktu, yang unpredictable, incalculable, yang hanya bisa dijangkau oleh keyakinan dan ketajaman intuisi.
Intuisi Sebagai Basis Dalam Membuat Keputusan Bisnis
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan Intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran.
Pada dasarnya, manusia memerlukan insting dan logika untuk mengambil keputusan terbaik berkaitan dengan berbagai hal. Namun yang umum terjadi adalah orang lebih ragu mengandalkan intuisi sebagai panduan dalam mengambil keputusan.
Nyatanya, sebagai manusia yang dikaruniai akal sekaligus intuisi, kedua hal ini justru bisa membantu saat mengambil keputusan. Bukan mengesampingkan akal dan mengedepankan intuisi atau sebaliknya, namun menggunakan keduanya dengan seimbang.
Intuisi adalah suara yang datang dari dalam, atau inner voice. Pada berbagai konteks, intuisi pasti muncul. Mulai dari hal sederhana seperti memakai baju warna apa hari ini hingga pertaruhan hidup mati saat berada dalam kondisi darurat, seperti wabah corona sekarang ini.
Semakin terkoneksi seseorang dengan intuisi mereka, akan semakin bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Intuisi adalah jembatan antara insting dan logika, yang menyeimbangkan cara otak bertindak. Kita perlu memberikan kecerdasan pada otak untuk menyelaraskan diri dengan kebijaksanaan hati dan memperkuat intuisi kita.
Dengan demikian kita harus berlatih mengikuti rasa. Mengolah rasa adalah keterampilan yang penting dan mutlak diperlukan bagi seorang pengusaha dalam mempertajam intuisi dan Kekuatan Spiritual. Intuisi, sangat berguna ketika kita ingin mengambil risiko dalam bisnis dan kehidupan.
Karena itulah para pebisnis dengan prilaku dan budaya intuitif sukses dalam membangun bisnis mereka, di tengah ancaman pandemi corona. Mereka dengan sadar menggunakan kekuatan intuisi untuk mencapai titik tersebut. Intuisi yang tinggi ketika melihat peluang-peluang bisnis akan memicu mereka untuk menjadi lebih kreatif dalam menciptakan sesuatu dan melahirkan ide yang tidak biasa (Out of The Box). (az).