SKJENIUS.COM, CIKARANG.- Kabarnya berbagai cara dilakukan pemerintah untuk menanggulangi krisis agar tetap menghidupkan perekonomian masyarakat di tengah wabah virus Corona (COVID-19). Namun, Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II 2020 ANJLOK, Minus 5,32%, Terburuk Sejak 1999. Angka ini merosot tajam dari Q1 2020 yang mencapai 2,97 persen. Karuan saja, hal ini mendekatkan Indonesia ke tepi jurang Resesi.
Demikian terungkap dalam Diskusi bertajuk : “Pendekatan Teologis Redam Prahara COVID-19,” yang diselenggarakan Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat. “Krisis yang timbul akibat COVID-19 sangat berbeda dengan krisis ekonomi dan keuangan yang selama ini sering terjadi, karena krisis ini dipicu oleh wabah yang menghambat kegiatan perekonomian,” kata Ketua Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu KGPH Eko Gunarto Putro.
Karena itulah, kata Kangjeng Eko, protokol penanganan krisis ekonomi dan keuangan yang ada tidaklah memadai menghadapi kondisi terburuk, karena yang perlu ditangani terlebih dahulu bukanlah masalah keuangan tetapi penyebab utamanya. Pemerintah perlu terlebih dahulu mencegah penyebaran COVID-19. “Untuk itu, Pemerintah perlu menyiapkan protokol atau strategi yang tidak lazim untuk menghadapi berbagai skenario eksploratif (plausible scenario),” pungkasnya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Ketua Majelis Dakwah Al-Hikmah Kabupaten Bekasi, Ustadz Harun, S. Ag, mengingatkan, meski upaya sudah dilakukan maksimal oleh Pemerintah, Kesadaran Spiritual adalah yang terpenting. “Hal ini dikarenakan COVID-19 bukanlah sekadar bencana alamiah. Namun pandemi ini adalah Teguran Keras dari Allah kepada kita semua atas kelalaian kita dalam melaksanakan Petunjuk Allah dan Rasul-Nya selama ini,” tandasnya.
Dengan demikian, menurut Ustadz Harun perlu dilakukan penanganan wabah yang holistik dan komprehensif, memadukan pendekatan Teologis, Medis dan Ekonomis. “Dalam pendekatan Teologis, respon atas bencana tidaklah semata dilakukan dengan cara Rasional Empirik namun lebih bersifat Substantial atas Penyebab Bencana, yaitu adanya Kesadaran Spiritual untuk melakukan tindakan yang dianggap dapat Meredam sebuah bencana atau wabah,” tegasnya.
Ustadz Harun menjelaskan, segala aspek dalam kehidupan tidaklah lepas dari yang spiritualitas. Kehidupan nyata tidak lengkap jika tidak dilihat dari sudut metafisika, termasuk virus corona (covid-19). “Maka, Kesadaran Spiritual Menjadi Kunci Dalam Meredam Dampak Virus Corona. Jadi, Kalau Indonesia mau bangkit, pemimpin negara harus mampu menjadikan permasalahan Covid-19 sebagai kebangkitan kesadaran spiritual.” kata Ustadz Harun.
Kesadaran Spiritual itu, akan membangkitkan Kekuatan Iman, sehingga melahirkan Keyakinan bahwa virus corona sengaja Allah gulirkan di muka bumi ini kepada manusia untuk menguji siapa yang benar keimanannya kepada Allah dan takdir, serta siapa yang berdusta atau hanya berpura-pura beriman kepada Allah dan takdir-Nya.“Yakinlah wahai saudaraku, sebangsa dan setanah air, semoga kita tidak putus dari rahmat Allah, bahwa saat ini makhluk yang sangat kecil yang bernama virus corona masih berkelana dan berkeliling dunia serta mendatangi siapa pun sesuai dengan kehendak dan titah Sang Khaliq. Tapi, dengan izin Allah, virus corona akan berhentidan berakhir, sesuai dengan qudrat dan iradat Allah SWT,” ujar Ustadz Harun.
Berkaitan dengan Kesadaran Spititual, Penaset Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu, KH. Yus Darniyus S.Ag, mengajak Kaum Muslim melalukan Taubatan Nasional untuk menjemput solusi terbaik dari Langit. Taubat Nasional adalah solusi untuk meredam wabah corona secara Nasional. Sebagaimana di Firmankan oleh Allah SWT,
"Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan." (QS Al-Anfal, Ayat 33).
KH. Yus Darniyus menegaskan, berdasarkan informasi sumber wahyu dan hadits Nabi SAW yang merupakan dasar pijak teologis ini maka disebutkan bahwa yang bisa menyelamatkan seseorang dari suatu bencana termasuk wabah penyakit seperti pandemi covid-19 ini adalah pertaubatan dan istighfar dari kalangan ummat manusia.
"Taubat adalah deklarasi kesadaran atas kesalahan dengan niat tidak mengulangi kembali dosa. Sementara istighfar adalah pernyatan permohonan ampun seorang hamba yang merupakan bentuk kerendahan hati dan permintaan maaf atas segala dosa kesalahan yang diperbuat. Semoga Allah melindungi bangsa Indonesia dari ancaman resesi akibat wabah coronavirus ini," pungkas Penasehat Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatuitu. (az).