SKJENIUS.COM, Jakarta.--Membentuk
Partai Modern Berbasis Kearifan Lokal dan Spiritual itu penting ! Pasalnya
Partai politik adalah organisasi utama dalam kehidupan politik modern. Kita
membutuhkan partai politik untuk mengorganisasikan dan menyalurkan secara sehat
perbedaan dan bahkan pertentangan dalam masyarakat, yang membuat kehidupan
politik modern menjadi beradab dan berbudaya.
Demikian disampaikan oleh Pakar Politik dari Universitas
Sriwijaya, Dr. Zulfikri Suleman, MA dalam diskusi online bertajuk "Menggagas
Model Alternatif Pendanaan Partai Politik," yang diselenggarakan
Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu.
"Sebaliknya, tanpa partai politik,
kehidupan politik hanya akan menjadi panggung kekacauan akibat kecenderungan
naluriah politisi-politisi untuk saling mengalahkan, yang akhirnya berisiko
mengorbankan kepentingan publik," tambahnya.
Menurut, penulis buku "DEMOKRASI UNTUK INDONESIA Pemikiran
Politik Bung Hatta", Dr. Zulfikri Suleman, peran partai politik
terkait pengorganisasian gagasan dan pendapat yang begitu banyak dan beragam
dalam masyarakat. "Sudah jelas,
gagasan dan pandangan yang dikemukakan
secara individual kepada pemerintah tidak dapat diharapkan akan mampu
mempengaruhi kehidupan publik. Sebaliknya, melalui keanggotaan dalam partai
politik, anggota-anggota masyarakat dapat mempengaruhi kehidupan publik secara
keseluruhan," ujarnya.
Karena itulah kata Dr. Zulfikri Suleman, MA, sebagai warga
negara, kita memerlukan partai politik sebagai bridge organization,
organisasi antara. Maksudnya, melalui anggota-anggotanya di lembaga legislatif
sebagai wakil rakyat, partai politik menjalankan peran politiknya sebagai
jembatan antaran kepentingan publik dan kepentingan pemerintah yang
kadang-kadang saling bertentangan. Melalui peran antara oleh partai politik
ini, pemerintah sekaligus menunjukkan akuntabilitasnya terhadap publik.
"Jadi, Partai
Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak
dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945," paparnya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Sekretaris Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu, Khairul Zamri, SH, menegaskan tujuan dari dibentuknya partai politik adalah untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan negara Indonesia. "Seiring dengan itu, pentingnya membentuk partai politik adalah untuk membentuk sikap dan prilaku, sebagai sarana sosialisasi politik, sebagai sarana partisipasi politik, sebagai mengendalian konflik dan sebagai pemandu kepentingan. Maka satu diantara tugas partai politik adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat," tandasnya.
Namun demikian, Khairul Zamri, merasa prihatin, mengingat mahalnya
ongkos atau biaya politik untuk ikut pemilu di Indonesia lantaran
sejumlah hal. Biaya politik mahal, karena biaya politik, selain kampanye memang
tinggi, tapi juga terkait dengan mahalnya biaya untuk mendirikan partai politik
itu sendiri. "Apalagi, persyaratan mendirikan partai politik haruslah punya
kantor kepengurusan di 100 persen provinsi, 75 persen kabupaten/kota, dan 50
persen kecamatan. Itu kan mahal sekali," kata Khairul
Karena itu, kata Khairul, di era globalisasi ini, nampaknya duit
jadi urat nadi utama partai. Jadi, kalau duit cekak, otomatis partai akan
bermasalah. Padahal Partai itu, adalah pilar demokrasi. Namun, pilar itu akan
sehat dan kuat bila mampu mengurus dirinya sendiri. "Dan bahan bakar untuk itu lagi-lagi adalah dana. Negara memang
memberi bantuan bagi partai yang lolos ke DPR, DPRD provinsi, kabupaten dan
kota. Bantuan dihitung per suara. Tapi bantuan yang diberikan negara teramat
kecil. Hanya Rp 108 per suara," tandasnya.
Menurut Khairul Zamri, dari hasil penelitiannya, biaya
operasional parpol sangat besar. Biayanya itu mencapai Rp75-Rp150 miliar tiap
tahun. Biaya ini bisa naik sampai tiga kali lipat saat menjelang pemilu. Jadi
mendirikan parpol mahal, menjalankan mahal, apalagi menjadi ketum.
"Karena itulah
Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu, harus mampu Menggagas Model Alternatif Pendanaan Partai Politik yang Kreatif dan
Inovatif . Misalnya dengan pola Crowdfunding,
yakni sebuah metode untuk meningkatkan dana partai melalui usaha kolektif yang
berasal dari teman, keluarga, pelanggan, serta donatur," ujarnya
Jalin Silaturrahmi, Satukan
Visi Misi
Sementara itu, Ketua Dewan Perancang Pembentukan Partai
Nusantara Bersatu, KGPH Eko Gunarto Putro, Mda mengatakan tak perlu terlalu
khawatir dengan masalah dana partai. Sekalipun tetap harus ditemukan solusi
terbaiknya. "Karena itulah perlu
kita sadari bersama bahwa fondasi penting dari sebuah partai politik adalah
kesamaan visi. Tanpa itu, orang-orang yang bergabung, malah menjadikan partai
untuk mendapatkan keuntungan finansial," kata Kangjeng Eko.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kangjeng Eko
menekankan pentingnya membangun silaturahmi dalam upaya menjalin kesamaan visi.
Kalau orang tidak sama visinya, datang, ongkosnya mana? Tapi kalau dia sama
visi, dia keluarkan ongkos sendiri. Karena itu, Kangjeng Eko yakin tak perlu
dana besar mendirikan partai jika sudah memiliki visi yang sama. Dia
menyinggung pernah ada capres yang pemilihnya patungan agar bisa memenangkan
pertarungan. Hal itu sebagai salah satu bukti, biaya bisa ditanggung bersama jika
sudah memiliki visi dan misi yang sama.
"Kalau orang sudah punya kesamaan visi misi dan berkeinginan kuat
mendukung seseorang, tentu dia keluarkan dana. Kan begitu. Jangan Lupa?
Bukankah ada capres yang dibiayai oleh pemilihnya dengan mengumpulkan uang?
Jadi kalau dia sudah berkehendak, dia keluarkan duit," pungkas
Ketua Dewan Perancang Pembentukan Partai Nusantara Bersatu itu. (az).