SKJENIUS.COM, JAKARTA.— Pandemi corona telah memporak-porandakan ekonomi global maupun nasional. Prahara virus dari Cina ini menguji kemampuan Presiden Jokowi dalam menghadapi krisis. Persoalan kesehatan (pandemi Covid-19) dan perekonomian harus bisa diatasi secara bersamaan. Pasalnya, Covid-19 semakin lama memberikan tekanan yang makin kuat buat perekonomian Indonesia. Sementara tak ada yang bisa memprediksi sampai kapan wabah ini akan berakhir.
Namun demikian sebagai Pebisnis yang Beriman dan Beraqal, kita tidak perlu khawatir akan terjerumus ke dalam jurang krisis ekonomi. Jadi, sekalipun prahara virus Corona ini berskala global, bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk itu, kita perlu menggunakan Ketajaman Mata Batin, sehingga kita bisa menemukan Hikmah dan Solusi terbaik dalam mengatasi segala dampak negatif pandemi virus dari Cina ini.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya sebagai Director of Safety Corporation and Risk Analisys di Samudera Group dan para konsultan di Spiritual Business Consultant, ternyata wabah COVID-19 tidak hanya memberikan dampak negatif tetapi juga mengindikasikan dampak positif terhadap perubahan perilaku masyarakat.
Wabah COVID-19 telah menggugah kesadaran kita akan kerentanan kehidupan manusia secara keseluruhan sehingga perilaku berislam dan spiritualitas menjadi lebih berkualitas. Karena itulah rakyat Indonesia perlu berupaya membangun kehidupan spiritualnya dalam menghadapi perubahan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19
Perubahan adalah satu hal yang konstan dalam hidup kita, tetapi itu tidak membuatnya mudah. Perubahan kadang terjadi secara tidak sadar dan tidak diinginkan oleh sang pemilik diri, setiap masalah yang dihadapi, lingkungan pergaulan dan penerimaan solusi dapat membentuk sebuah karakter yang mungkin bahagia atau menjadi menyakitkan.
Sekarang masyarakat berada di tengah-tengah perubahan monumental sekali lagi.
Inilah saran saya tentang bagaimana Membangun Kehidupan Spiritual Anda selama masa perubahan ini. Mari kita Transformasikan Ayat-ayat Allah ke Dunia Bisnis, semoga kita terhindar dari Krisis Keuangan di tengah carut marutnya perekonomian global saat ini :
Pertama : Tingkatkan Kualitas Iman dan Taqwa. “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS: Al-A’raf [7]: 96).
Abdullah bin Abbas menjelaskan keterkaitan ayat di atas dengan dimudahkannya rezeki seorang hamba. Beliau menjelaskan bahwa Allah Swt. akan melapangkan kebaikan berupa kekayaan untuk mereka yang beriman dan bertakwa dan memudahkan mereka untuk mendapatkan rezekinya dari segala arah.
Kedua : Temui Guru Spritual. “Dan Kami tidak mengutus (Rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada Ahli Zikir, jika kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Anbiya’ ayat 7).
Kata spiritual lebih merujuk ke hubungan manusia dengan Allah. Jadi, guru spiritual itu sifatnya menolong dan membantu orang memahami masalah kebatinan/kejiwaan terkait dengan hubungannya dengan Sang Pencipta.
Ketiga : I’tikaf. “Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Rabb-mu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.” (QS. al-Kahf : 16).
Kadang kita sulit mencari solusi dari sebuah masalah karena pikiran kita terlalu penuh dengan banyak hal. Dengan I’tikaf, kita akan memberi pikiran kita lebih banyak ruang untuk merenung. Pikiran kita akan lebih terbuka dengan berbagai hal baru yang sebelumnya luput dari pikiran kita. Kita bisa menemukan sebuah jalan keluar dengan menyepi sejenak dari keriuhan hidup.
Keempat : Sucikan Nafsu (Tazkiyatun Nafs). "… demi jiwa (Nafs) dan penyempurnaanya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikannya dan ketaqwaannya, Sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwa itu, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya…" ( QS. As-syams, 7-10).
Tazkiyatun Nafs pada dasarnya melakukan dua hal secara berkesinambungan. Pertama, membersihkan jiwa kita daripada sifat-sifat (moral) buruk / malu, seperti kufur, Nifaq, kesombongan, iri hati, ujub, sombong, pemarah, tamak, suka menikmati, dan lain-lain. Kedua, menghiasi jiwa yang menyucikan kita sifat (moral) baik / terpuji (juga disebut tahalliy), seperti ikhlas, jujur, zuhud, penolakan, cinta dan kasih sayang, kesyukuran, kesabaran, kesenangan, dan sebagainya.
Kelima : Amal Shaleh. “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97).
Ketika Anda bekerja, Bos Anda adalah manusia yang memimpin perusahaan tempat Anda bekerja. Namun ketika Anda Beramal Shaleh, maka BOS Anda adalah Sang Maha Pemberi Rezeki. Pasalnya, Amal Shaleh merupakan implikasi dari keimanan seseorang. Amal shaleh memiliki tempat yang mulia dalam ajaran Islam. Karena itu, Allah memberikan balasan kebajikan untuk orang-orang yang KONSISTEN
Keenam : Bersedekah Setiap Hari. “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (HR. Baihaqi & Thabrani).
Yuk! Bantu mereka yang saat ini terkendala perekonomiannya, bersama-sama membantu para korban melalui bersedekah. Dalam Islam, sedekah adalah satu diantara cara menolak bala. Semoga kita semua dapat terhindar dari wabah yang ada dan keluarga kita mendapat banyak keberkahan, melalui gerakan memperbanyak sedekah.
Ketujuh : Berjihad di Jalan Allah. “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. ash-Shaff: 10-12).
Guru Mursyid kita, Buya KH Syakur Yasin, MA menyebutkan, kata “jihad” di dalam Al-Quran disebut sebanyak 37 kali. Ini menunjukkan pentingnya makna jihad dalam ajaran Islam yang bersumberkan Al-Quran. Jihadbermakna mencurahkan segenap kemampuan untuk mencapai apa yang dicintai Allah dan menolak semua yang dibenci Allah.
Jihad kita hari ini adalah membela kaum tertindas, menyantuni Yatim dan Dhu’afa serta memberdayakan masyarakat yang termarjinalkan dalam pembangunan.
Semoga uraian singkat di atas dapat menambah semangat Anda untuk membangun kehidupan spiritual di tengah krisis ekonomi saat ini. Mudah-mudahan Anda akan menganggap bahwa pemaparan hari ini menarik dan bermanfaat. Silakan anda share kepada para sahabat Anda semua. Losta Masta ! (az).