Jakarta, SKJENIUS.COM.- Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu Prihatin Menyaksikan berbagai kebijakan pemerintah yang acapkali dinilai kontraproduktif oleh publik silih berganti terus ditelurkan. Absennya partisipasi politik, utamanya dari mahasiswa dan generasi Millenial sebagai penyambung aspirasi rakyat dalam demokrasi, ditengarai berkontribusi bagi kemudaratan tersebut. Demikian disampaikan oleh Sekretaris Dewan Perancang Pembentukan Partai Nusantara Bersatu, Khairul H. Zamri, S.H menjawab pertanyaan wartawan seputar apakah yang sebenarnya terjadi pada fenomena langkanya gerakan mahasiswa yang efektif berperan pada pembuatan keputusan pemerintah saat ini?
"Melihat kondisi politik di Indonesia yang seperti ini membuat kita miris, tentunya diperlukan suatu perubahan. Perubahan yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia," tambah Khairul Zamri.
Sementara itu, Ketua Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu, KGPH Eko Gunarto Putro, Mda, mengkritik keberadaan partai politik saat ini yang hanya menjadi mesin kekuasaan. Menurut Kangjeng Eko, seharusnya partai politik bisa menghasilkan ide dan gagasan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.
"Partai politik menjadi power dealer dan power broker tapi tidak menjadi idea storage. Jadi kegiatan berpikirnya itu kurang, kegiatan kekuasaannya itu yang paling banyak dan itu kentara sekali," kata Kanjeng Eko dalam diskusi Virtual bertajuk 'Kaum Millenial dan Jalan Politik Partai Nusantara Bersatu'.
Kangjeng Eko mengingatkan, potret politik suatu bangsa merupakan fenomena yang perlu dimaknai sebagai salah satu upaya dalam mengantarkan masyarakat menuju kesejahteraan.
“Tentu dalam prosesnya,dibutuhkan tangan – tangan pihak yang aktif mengambil peran sebagai katalisator – bahkan aktor yang mampu melakukan aksi nyata. Terlebih karena peluang besar ini terletak pada generasi muda yang terkategorisasi sebagai generasi millennials,” tandasnya.
Generasi penerus inilah yang harus turut menyingsingkan lengan dan turun tangan dalam persoalan politik. Bahkan sejarah mencatat, banyak peristiwa penting di negeri ini yang diinisiasi oleh para generasi muda, satu diantaranya reformasi.
“Maka, Tahun 2020 menjadi momentum politik yang membutuhkan peran Generasi Millenial yang cakap media, tanggap, dan kreatif. Langkah-langkah strategis generasi milenial dalam mengisi pesta demokrasi dapat dilakukan dengan beragam cara, misalnya mendorong gerakan antigolput atau kampanye hashtag yang positif demi pilkada berkualitas,” tegas Kanjeng Eko.
Untuk itu, Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu berupaya Menghadirkan Partai yang dapat merangkul Mahasiswa dan Generasi Millenial. Kangjeng Eko menegaskan, Apabila dikelola dengan baik, potensi yang luar biasa Generasi Millenial ini bisa menjadi jawaban bagi partai politik untuk menghadapi tantangan politik yang kian dinamis, serta kebutuhan elektoral yang rasional.
“Kami menyadari bahwa angkatan muda Indonesia yang jumlahnya mendominasi ini memiliki potensi yang besar untuk perpolitikan Indonesia. Jika harus menunjuk satu diantara pihak dalam konstelasi politik nasional yang serius mengelola potensi generasi muda, Partai Nusantara Bersatulah jawabannya,” pungkas Kangjeng Eko.
(az).
