SKJENIUS.COM, JAKARTA.- Ibadah, Etos Kerja dan Kesuksesan Selalu Beriringan. Karena itulah, Kualitas Shalat, berbanding dengan Kinerja, Kesuksesan dan Kemajuan Bisnis seseorang. Pebisnis yang mampu menangkap esensi Shalat, memahami hikmah dan menghayatinya, berpengaruh terhadap perilakunya dalam Bekerja (etos kerjanya) dan Berbisnis.
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung." (QS al-Baqarah : 5)
Ketika Anda menjalankan bisnis, aset Anda yang paling berharga adalah pikiran (mind), emosi (emotion) dan nafsu (soul) Anda. Latihan apa pun yang melibatkan relaksasi pikiran, emosi dan nafsu itu untuk mendapatkan kembali kendali atasnya, maka yang terbaik adalah Shalat Khusyu’. Pasalnya, Shalat Khusyu’ mengindarkan diri dari perbuatan keji dan munkar. Menjauhkan diri dari perilaku tidak baik dalam bekerja, dengan dasar keyakinan Allah Maha Melihat, Allah Maha Menghitung/Mencatat.
Bukankah perbuatan keji dan mungkar, kemaksiatan, keserakahan tipu menipu, penindasan dan korupsi itu berawal dari pikiran negatif, emosi tak terkendali dan nafsu membara? Jika Nafsu tersebut dibiarkan atau tidak dikendalikan, maka setiap perilaku manusia akan tidak baik.
“Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang." (QS Yusuf: 53).
Karena itulah pengendalian diri (Tazkiyatun Nafs) atau penguasaan diri merupakan aspek yang perlu dilatih sejak dini. Tidak ada aspek kemampuan untuk menguasai diri yang turun dari langit, melainkan diperoleh dari proses yang panjang dalam pengalaman hidup selama berhubungan dengan orang-orang di sekitar. Ya...Kebanyakan hal dalam hidup kita berada di luar kendali kita. Kita tidak dapat mengendalikan dunia di sekitar kita, atau apa yang dikatakan dan dilakukan orang lain.
Insya Allah melalui Shalat Khusyu dan Latihan Jiwa (Riyadhatun Nafs), kita dapat mengendalikan pikiran dan emosi kita sendiri. “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (Shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. al-‘Ankabut : 45).
Pikiran, emosi dan nafsu yang terlatih dapat menjadi teman terbaik yang pernah Anda miliki, dan dengan itu, Anda dapat mencapai hal-hal yang tidak pernah Anda pikirkan mungkin. “Kesabaran dan kendali diri adalah rahasia kesuksesan," kata Guru Mursyid kita, Allahyarham Syaikh Inyiak Cubadak. Karena itulah, kita harus sungguh-sungguh dalam melaksanakan shalat khusyu’. Lakukan dengan pasrah diri, nyaman, perlahan (tuma’ninah). Sehingga pikiran kita menjadi lebih jernih dan lebih tenang.
Shalat Khusyu’ dapat membawa kita ke titik “JERNIH” dan “PENCERAHAN”. Jadi, Pentingnya Shalat Khusyu adalah untuk memeroleh CLARITY dan ENLIGHTENMENT. Sebagai Pebisnis kita sangat perlu Kejernihan dan Kecerahan dalam mengambil keputusan. Semakin besar perusahaan kita semakin penting keputusan kita. Kalo kita tidak punya Clarity dan Enlightenment maka akan sulit untuk membuat keputusan. Jadi, berusahalah sungguh-sungguh untuk mendirikan Shalat Khusyu’.
Shalat merupakan aktivitas hati (jiwa) yang disinergikan dengan aktivitas pikiran dan gerakan jasad. Jadi, Shalat hakikinya merupakan komunikasi batin antara hamba dengan Rabb-nya. Apabila hubungan batin (khusyu’) tidak terbangun maka shalat yang dilakukan tidaklah sempurna bahkan sia-sia karena komunikasi batin dengan Allah tidak terjalin.
Membangun khusyu’ dengan cara Pasrah Diri, menatap satu titik di tempat sujud, memahami arti bacaan, menghadirkan Allah didalam hati, dan sebagainya ternyata tidaklah mudah, atau sulit bahkan teramat sulit. Menatap titik ditempat sujud memang membantu agar pandangan mata tidak kemana-mana, akan tetapi tidak membantu mencegah pikiran untuk tidak kemana-mana.
Demikian pula dengan Pasrah Diri, mempraktekkan Pasrah Diri dalam shalat adalah membutuhkan ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Karena shalat itu sesungguhnya adalah aktivitas hati (jiwa), bukan aktivitas pikiran. Maka tidak perlu konsentrasi, harus pasrah Diri dan menenangkan. Imam Ali bin Abi Thalib KWJ menjelaskan, “Khusyu tempatnya ada di hati. Ia adalah perasaan di dalam jiwa yang nampak dari anggota badan dalam bentuk ketenangan dan ketawadhukan. Khusyu merupakan buah dari kokohnya keyakinan di dalam hati terhadap pertemuan dengan Allah.”
Jadi untuk mencapai rasa Khusyu’ dalam shalat kita perlu melatih ketenangan pikiran dan ketentraman jiwa. Cara dengan melatih Teknik Zikir Al-Hikmah. Teknik Zikir Al-Hikmah juga melatih kita untuk Pasrah Diri kepada Allah. Teknik Zikir Al-Hikmah adalah suatu keadaan diam di suatu tempat yang tenang dalam posisi rileks, mengatur pernafasan dan mengucapkan Asma ALLAH. Selain memiliki kekuatan untuk menghubungkan hamba dengan Allah , zikir juga memberi manfaat meningkatkan Kesadaran, Relaksasi, Ketentraman Hati dan Ketenangan Jiwa.
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).
Dalam tahap awal Zikir, denyut jantung, pernafasan, gelombang otak melambat, otot-otot mengendur dan pengaruh efinefrin dan hormon-hormon yang berkaitan dengan stres akan menyusut, sehingga akan tercapai suatu titik relaksasi di dalam fikiran dan jiwa orang yang berzikir. Sehingga ia merasa tenang dan Damai.
Apabila badan sudah terasa nyaman, pertanda terjadinya hubungan (connectinc) dengan Allah. Pada saat inilah kita menyerahkan segala persoalan hidup dan kehidupan serta penyakit yang diderita kepada-Nya ucapkan perlahan dalam hati dengan penuh kepasrahan : "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”. (Q.S. Al-Baqarah : 156).
Selamat Melatih Teknik Zikir Al-Hikmah. Semoga Anda menemukan ketenangan hati dan Kepasrahan Diri. Insya Allah, secara bertahap Anda akan mengalami Shalat Khusyu’. (az).