Cilacap, SKJENIUS.COM-. Salah satu elemen penting yang harus menjadi perhatian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era revolusi industri 4.0 adalah mempersiapkan sistem pembelajaran yang lebih inovatif, dan meningkatkan kompetensi lulusan yang memiliki keterampilan abad ke-21 (Learning and Innovations Skills). Tujuan pendidikan nasional Indonesia harus diarahkan pada upaya membentuk keterampilan dan sikap individu abad 21. Tantangan pendidikan pada revolusi pada abad 21 menuntut adanya keseimbangan antara karakter dan literasi.
Literasi penting bagi individu dalam kehidupa sehari-hari. Kenyatannya, berdasarkan hasil PISA, Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2009 dan 2012 yang menunjukkan bahwa siswa Indonesia memiliki kemampuan literasi dengan rata-rata skor rendah. PISA dilaksanakan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang menguji kemampuan literasi siswa setelah mengikuti pendidikan dasar (15 tahun). Peringkat siswa Indonesia berada pada urutan ke-64 dari 65 negara yang turut berpartisipasi. Literasi yang menjadi penilaian PISA ini meliputi literasi baca, literasi matematis, literasi sains dan literasi finansial.
Mulai tahun 2015 Mendikbud Anies Baswedan meluncurkan program GLS (Gerakan Literasi Sekolah). Pemahaman tentang pembelajaran yang mengarah pada pembentukan literasi di Indonesia sedikit demi sedikit mulai di programkan di sekolah-sekolah termasuk sekolah dasar. Namun, terhitung sejak Maret 2020 lalu sekolah-sekolah termasuk sekolah dasar tidak ada aktivitas pembelajaran seperti biasanya. Hal ini terjadi karena adanya virus corona yang menyerang manusia di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pandemi virus corona ini telah melumpuhkan berbagai sektor kehidupan manusia, salah satunya pendidikan.
Sejak dilanda virus corona, Mendikbud Nadiem Makarim memberlakukan pelaksanaan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Pembelajaran secara daring telah berlangsung cukup lama. Hal ini membuat banyak keresahan baik dari golongan anak-anak maupun orang tua. Orang tua merasa resah karena sekolah tak kunjung beroperasi seperti biasanya. Anak-anak cenderung bosan karena tidak ada lagi aktivitas pagi untuk bersiap ke sekolah dan belajar bersama teman-teman.
Dina menegaskan kepada wartawan bahwa "Tujuan dari pendirian Pojok Literasi PM sendiri adalah untuk membantu anak-anak disekitar rumahnya, agar memiliki kegiatan yang positif, bukan hanya bermain melainkan belajar. Selain itu, pojok literasi juga berusaha untuk menumbuhkan minat anak terhadap literasi baca dan literasi matematis. Kegiatan literasi baca dan literasi matematis dilaksanakan secara bergantian. Selain literasi baca dan literasi matematis, banyak kegiatan positif yang dilaksanakan salah satunya belajar materi pelajaran sekolah dari mulai IPA, IPS, Bahasa, dan lainnya serta mengerjakan PR yang diberikan guru selama pembelajaran daring. Selain kegiatan pembelajaran, setiap hari Jumat saya juga selalu memberikan reward berupa snack kepada anak-anak untuk menambah semangat belajar mereka." tandasnya.
Dina menambahkan, "lokasi Pojok Literasi PM berada di Jalan Keramik 2 Kelurahan Karangtalun Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap, tepatnya berada di rumah saya. Ruangan yang saya gunakan adalah ruang bekas gudang toko ibu saya. Kegiatan ini berlangsung selama 3 kali dalam 1 minggu, yaitu setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB sampai 20.30 WIB berdasarkan jenjang kelas. Iya, jadi kegiatan ini dihadiri oleh anak-anak mulai dari usia kelas 1 sekolah dasar sampai dengan kelas 5 sekolah dasar. Pojok Literasi PM mulai beroperasi tanggal 10 Juni 2020. Sampai detik ini, saya mengelola secara mandiri. Walaupun begitu, anak-anak di desa saya sangat antusias akan hadirnya Pojok Literasi PM ini. Bahkan anak-anak meminta untuk dibukakan pelayanan belajar setiap hari. Saya sangat senang mendengarnya, namun SDM belum mencukupi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk mengelola Pojok Literasi PM secara mandiri. Semangat dan antusias anak-anak membuat saya semakin semangat dan termotivasi untuk mempertahankan Pojok Literasi PM sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak khususnya terkait literasi matematis dan literasi baca." pungkasnya.
Sejatinya pendidikan itu sangatlah penting. Pendidikan yang akan membawa perubahan bangsa kearah yang lebih baik lagi. Dengan adanya pojok literasi Pancar Millenial, diharapkan bisa menjadi langkah kecil dan pasti untuk memunculkan kesadaran akan pentingnya pendidikan sehingga akan membawa perubahan pada generasi millenial bangsa terkhusus di Kelurahan Karangtalun.
Harapan besar hadir dengan adanya Pojok Literasi Pancar Millenial dapat menginspirasi teman-teman yang memiliki jiwa sosial tinggi untuk ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa melalui hal-hal kecil di daerah masing-masing. Disamping itu, karena masih terbatasnya buku bacaan di Pojok Literasi Pancar Millenial, Dina selaku Pendiri Pojok Literasi Millenial juga membuka peluang untuk teman-teman yang ingin mendonasikan sebagian rezekinya untuk dibelikan buku-buku bacaan baru atau buku-buku bacaan lama yang layak dibaca oleh anak-anak usia SD. Kepada teman-teman yang ingin berdonasi bisa menghubungi Dina melalui:
- WA : 085747574494
- IG : @dinabidah
(khz)