SKJENIUS.COM, JAKARTA.— Kondisi perekonomian yang melorot di tengah pandemi yang berkepanjangan
membuat pasar semakin lesu. Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 yang terus
bertambah membuat laju sejumlah bisnis pun melambat. Apalagi, masyarakat saat
ini tengah mengurangi aktivitas di luar rumah seperti liburan atau belanja.
Sementara itu,Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional (PPN)/Bappenas mencatat daya beli masyarakat Indonesia hilang sekitar
Rp. 362 triliun akibat tekanan pandemi covid-19. Perhitungan ini berdasarkan
jumlah jam kerja yang hilang akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) sejak tanggal 30 Maret sampai 6 Juni 2020.
“Karuan
saja, Roda Perekonomian pun melambat. Bahkan, Ekonomi Sudah Anjlok di 2%-an
pada Kuartal I 2020. Indonesia Diambang Skenario Terburuk, Dekati Jurang
Resesi. Pasar tambah lesu, omzet menurun, begitu pula dengan produktivitas,”
kata Chairman Samudera Group, KGPH Eko Gunarto Putro Kangjeng Eko yang juga ada Ketua Dewan Perancang
Partai Nusantara Bersatu itu, menegaskan ada 3 Sektor yang Paling Terdampak
Virus Corona adalah Transportasi, Pergudangan dan Pertanian. Maka, Persaingan
Bisnis pun Semakin Sengit. Pemerintah telah menyiapkan stimulus untuk membantu
mendongkrak ekonomi dan menjaga daya beli, khususnya terhadap UMKM.
“Namun
demikian, “Jurus” pemerintah
Indonesia dalam merespon hantaman Covid-19 di bidang ekonomi dinilai masih belum memuaskan. Dibandingkan
dengan negara tetangga seperti Malaysia, rencana dan target stimulus ekonomi
Indonesia dianggap belum secara komprehensif menyentuh kalangan masyarakat
secara menyeluruh dan berkeadilan,” tandas Kangjeng Eko.
Karena itulah, kata Kangjeng Eko, sebagai pebisnis,
tentu kita harus juga menyiapkan strategi. Apa yang bisa kita lakukan untuk
tetap bertahan saat menghadapi situasi seperti ini? Berikut ini ada beberapa
cara cerdas agar bisnis anda dapat bersaing mengatasi persaingan yang sengit di
tengah Prahara Corona yang belum jelas kapan akan berakhir ini
Pertama
: Kesadaran Diri
(Consciousness). Kita harus Menyadari
sepenuhnya bahwa Melalui Wabah Covid-19 ini, Allah SWT bahwa selama ini sistem
Ekonomi dan Cara Berbisnis kita sudah berada dalam cengkeraman Kapitalis yang
berbasis riba dan sedang dijerat oleh Cina Komunis.
Karena itu, pandemi Covid-19 memberikan kesempatan
emas bagi kita untuk menata ulang Bisnis kita dari Bisnis yang beroma Kapitalis
kepada Bisnis yang Berdasarkan Sistem Ekonomi Pancasila. Perekonomian yang
disusun berazaskan Ketuhanan Yang Maha Esa untuk mencapai Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
Kedua
: Mengubah
Perusahaan menjadi Perusahaan Spiritual (Spiritual Company). Prahara Corona mempertontonkan kepada kita
betapa rapuhnya Kapitalis dan Sosialis Komunis yang materialistis. Berkebalikan
dengan perusahaan yang mengabaikan faktor spiritual dalam operasionalnya,
perusahaan-perusahaan yang melandaskan aktivitasnya pada nilai-nilai spiritual
terbukti mampu bertahan dan berkembang secara baik.
Spiritual
company ini adalah suatu konsep di mana
perusahaan menerapkan nilai-nilai spiritual dalam menjalankan usahanya. Dalam
hal ini, peran Allah diikutsertakan dalam kehidupan berbisnis. Jadi, Spiritual
Company itu menjadikan Allah sebagai best strategic partner.
Ketiga
: Character
building. Sebagai sebuah Spiritual Company, maka faktor
paling esensial penopang kesuksesan Perusahaan adalah karakter mulia dari
orang-orang di dalam organisasi tersebut. Character building adalah pekerjaan
pertama dan paling utama bagi setiap pemimpin, apakah itu pemimpin perusahaan
ataupun negara.
Indonesia memiliki keunikan yang tak banyak di miliki
oleh negara lain, yaitu bahwa bangsa ini adalah bangsa spiritual religius.
Sekitar 240 juta rakyat Indonesia adalah orang-orang yang memiliki keyakinan
kokoh dan patuh menjalankan ibadah kepada Allah. Karena itu, karakter yang
dibangun di dalam perusahaan haruslah dilandasi dan bersumber pada nilai-nilai
spiritual yang agung dan mulia yang bersumber dari Nilai Tasawuf Transformatif,
Budaya
Spiritual Nusantara dan Kearifan Lokal yang ada di tengah
Masyarakat.
Keempat: Menempatkan Nilai-nilai pada Posisi Sentral.
Untuk dapat membangun budaya perusahaan yang kokoh, maka Perusahaan yang kita
kelola haruslah menempatkan nilai-nilai spiritual pada posisi sentral dan
menjadi roh keberlangsungan bisnis tersebut. Untuk itulah kita harus berupaya
Meningkatkan Energi Spiritual dan Mengintegrasikannya ke Dalam Bisnis.
Energi Spiritual atau disebut juga Energy Ilahiyah, adalah unsur Ilahiyah
yang tidak dapat dilogika kan oleh akal semata. Akan tetapi, Kekuatan Energy Spiritual
ini, mengikuti Hukum Potensi Murni (The Law of Pure Potentiality).
Kelima: Ubah Kompetisi Menjadi Kolaborasi.
Sudah waktunya kita menghindari Persaingan dalam Bisnis. Poin penting dari
berkolaborasi adalah jangan ingin menang sendiri, jangan rakus dan jangan
pelit. Bukan berarti orang yang memiliki jiwa kompetitif itu jelek. Semua orang
punya jiwa kompetitif yang sangat tinggi. Tapi, orang sukses tahu siapa yang
bisa dijadikan kompetitor dan mana yang tidak. Jadi, kalau bisa diajak
berkolaborasi, kenapa harus dijadikan kompetitor?
Cari
mitra usaha yang berguna untuk menanam modal di usaha
kita atau dengan kata lain menjalin kerjasama dengan perusahaan yang berkaitan
dengan anda,anda juga bisa menekan biaya iklan produk usaha anda.
Keenam: Memberikan Pelayanan dan Solusi Terbaik
kepada Konsumen. Mulai dari membuat SOP pelayanan dan
berikan training ke seluruh karyawan Anda. Minta karyawan Anda
untuk melayani konsumen dengan baik, mulai dari senyum dan akhiri dengan senyum
kembali.
Memberikan pelayanan
terbaik terhadap sesama umat manusia adalah pekerjaan yang sangat mulia dan
merupakan pintu kebaikan bagi siapa saja yang melakukannya. Sebagai mana
dijelaskan dalam ayat al Qur’an :
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS. al-Maidah :2).
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS. al-Maidah :2).
Ketujuh
: Sedekah Sebagai
Instrumen Manajemen Risiko. Bisnis itu sendiri sesungguhnya adalah mengelola risiko dan
Sedekah adalah pengamannya. Jadi, secara sederhana arti dari PEBISNIS,
wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani dalam mengambil risiko untuk membuka
usaha dalam berbagai kesempatan yang ia mliki. Berjiwa berani mengambil resiko
berarti di sini bermental mandiri dan berani memulai suatu usaha, tanpa
diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi yang tidak pasti.
Sebagai Pebisnis Muslim tentu saja kita harusmemahami bahwa Sedekah adalah Instrumen Utama dalam Safety Management and Risk Analysis. Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya dan menjadikan sedekah sebagai pelindungnya.
Sebagai Pebisnis Muslim tentu saja kita harusmemahami bahwa Sedekah adalah Instrumen Utama dalam Safety Management and Risk Analysis. Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya dan menjadikan sedekah sebagai pelindungnya.
“Demikianlah
beberapa cara menghadapi pesaing dalam usaha yang biasa dilakukan oleh
pengusaha sukses. Cara-cara tersebut bisa diterapkan untuk pebisnis baru maupun
yang sudah lama terjun dalam dunia bisnis. Semoga bermanfaat, pembaca yang baik
adalah pembaca yang meninggalkan jejak, jangan lupa berkomenta. Jika Anda butuh
Konsultasi dan Bimbingan Bisnis, Silakan Hubungi kami,” pungkas Kangjeng Eko. (az).