Jakarta, SKJENIUS.COM.- Menjalani kehidupan di tengah prahara pandemi covid-19 sekarang ini memang sangatlah sulit dan menantang, apalagi soal keuangan. Perlambatan ekonomi global akibat pandemi COVID-19 telah menambah kesengsaraan di kalangan rakyat kecil. Bahkan, Kepala Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam pun mengatakan, Indonesia sudah berada pada ambang RESESI ekonomi akibat pandemi.
Sementara itu, tidak ada yang dapat mengetahui persis kapan pandemi ini betul-betul berakhir. Karena itulah kita mendesak, hal terpenting yang perlu dilakukan Presiden Jokowi saat berada di ambang resesi ialah menjaga dunia usaha dan sektor keuangan agar dapat bertahan. Selain itu, pemerintah harus memastikan proses pemulihan ekonomi dapat berlangsung cepat. Dengan demikian, Indonesia kemungkinan dapat selamat dari jurang krisis. Wallahua’lam.
Namun demikian, sebagai orang yang Beriman, kita percaya sepenuhnya bahwa selalu ada terang setelah kegelapan. Selalu ada Solusi atas setiap masalah. Tentu ada obat atas setiap penyakit. Pasti ada Jalan Keluar Ilahiyah di Tengah Kebuntuan Corona. Yakinlah Allah SWT menyiapkan jalan keluar terbaik bagi hamba-Nya yang ikhlas menerima musibah ini sebagai ujian-Nya.
Mungkin saat ini, Otak tak mampu lagi untuk berpikir mencari jalan keluar. Tangan dan kaki tak berdaya untuk halau masalah yang datang. Berbagai macam usaha dicoba tetap tak mampu untuk atasi masalah.
Tak ubahnya dengan usaha tujuh anak muda bersama seekor anjing yang menemui jalan buntu. Di mana mereka bersembunyi di dalam gua untuk melarikan diri dari kekejaman Raja Decyanus untuk mempertahankan keimanannya. Akhirnya ketujuh pemuda itu tertidur di dalam gua selama 309 tahun.
“Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Rabb-mu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.” (QS. Al-Kahf : 16).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, berdasarkan pengalaman selama 27 tahun sebagai seorang Spiritual Business Consultant, saya ingin mengajak anda dalam situasi Krisis Ekonomi dan Keuangan saat ini untuk Menjemput Solusi Ilahiyah. Maka, dalam menghadapi fase genting saat ini Perbanyaklah Zikir dan Do’a. Libatkan energi langit Yang Maha Dashyat yaitu pertolongan Allah SWT.
Bila Tekhnik Visualisasi anda gagal total.
Bila Tekhnik Goal Setting anda meleset.
Bila tekhnik Alpha Mind Power anda melempem.
Bila tekhnik Your Keep Smile anda berakhir manyun.
Bila Teknik The Magic of Thinking Big anda mandul
Dan bila semua tekhnik modern anda tidak memberi solusi...
Berhentilah Sejenak....
Stop semuanya....
Sekarang saatnya I’TIKAF.....!!!
Berhentilah sejenak, menepilah dari kesibukanmu yang menyiksa. Saatnya kita menyepi Masuk ke keheningan diri (Self Quarantine). I’tikaf merupakan ibadah yang melibatkan kesadaran, baik itu kesadaran bawah atau kesadaran atas. Pada saat I’tikaf kita diam maka kesadaran kita lebih peka dengan sekeliling. Ketika kita beri’tikaf sekeliling kita adalah masjid yang memiliki vibrasi positif terhadap siapapun yang I’tikaf di situ. Vibrasi ini akan memudahkan kita untuk sambung lurus ke Allah. Karena hal tersulit yang menjadi hambatan dalam berI’tikaf adalah sambungnya hati lurus ke Allah.
Hikmah I’tikaf pada saat diam di Masjid memiliki manfaat yang sangat besar, dalam psikologi transpersonal dikenal dengan the altered state of consciousness, atau keadaan kesadaran yang berubah. Keadaan kesadaran yang berubah ini akan membuat cara pandang terhadap dunia menjadi berubah. Cara pandang ini tergantung dari mind set yang ditanamkan sebelumnya.
Dengan demikian, Berdiam Diri di Masjid (I’TIKAF) juga bisa jadi saat yang tepat untuk melatih otak kreatif kita berpikir out of the box. Misalnya mencoba kemampuan baru di luar pekerjaan yang selama ini tertunda karena alasan tidak ada waktu luang.
I’tikaf juga sebagai proses mendekatkan diri kepada Allah secara instan. Dengan diamnya tubuh lalu aktifnya jiwa kita berserah kepada Allah menjadikan kita akan sangat cepat merasa dekat dengan Allah. Perasaan ini akan berdampak kepada KEBAHAGIAAN yang tidak terkira. Jadi, melalui I’TIKAF, Kita berpeluang mendapat bantuan dan sekaligus hiburan dari Allah.
Sehingga dapat keluar dari permasalahan yang berat dan sulit tersebut. Dengan demikian, I’tikaf dapat meningkatkan kualitas kehidupan manusia dalam semua aspek. Mulai dari aspek politik, ekonomi, ibadah, silaturrahim, aspek sosial dan budaya. Oleh karena itu marilah kita jadikan I’TIKAF sebagai momentum membangkitkan semangat introspeksi menyeluruh untuk PERUBAHAN NASIB bangsa kearah yang lebih baik. (az)