Jakarta, SKJENIUS.COM.- Subhanallah 🙏
Pandemi virus corona (Covid-19) yang telah mengancam kesehatan dan membuat Peremonomian Indonesia Melorot, hingga kini, belum diketahui kapan berakhir⁉️ Kasus positif Virus Corona (Covid-19) di Indonesia pada Kamis (16/7) mencapai 81.668 orang. Dari jumlah tersebut, 40.345 di antaranya telah sembuh dan 3.873 meninggal dunia.
Mengapa kasus corona di Indonesia sukar sekali turun? Menurut sejumlah analisis, ini tak bisa dilepaskan dari kegagapan dan kegagalan pemerintah merespons virus sejak awal kemunculannya. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menilai, pemerintah masih terlihat gugup dan gagap menghadapi pandemi virus corona (Covid-19). KH Said juga mengungkapan sering kali kebijakan antarlembaga negara dalam menangani pandemi corona tumpang tindih.
Besar kemungkinan, dalam mengatasi corona ini banyak pihak yang alami kagagapan dan kegugupan. Jadi, bukan mustahil mengarah kepada kebuntuan: para pemimpin, pengusaha, petugas medis, pasien, pedagang, karyawan, orang tua, dan banyak lagi.
Nah, ketika Otak tak mampu lagi untuk berpikir mencari jalan keluar. Tangan dan kaki tak berdaya untuk halau masalah yang datang. Berbagai macam usaha dicoba tetap tak mampu untuk atasi masalah. Kita Perlu JALAN KELUAR ILAHIYAH di Tengah Kebuntuan Corona ini.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Dien Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) Dien yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
(QS. Ar-Rum : 30).
Banyak orang menyangka, PIKIRAN yang bisa Memberi SOLUSI dan membuat PERUBAHAN. Padahal NAFSU merupakan KEKUATAN HIDUP lebih DAHSYAT dari pikiran. Bahkan, saat pikiran tak sanggup memikirkan, nafsu bisa MEWUJUDKAN. Karena itu, kunci SUKSES dan KESEJAHTERAAN adalah bagaimana nafsu DIKENDALIKAN, diarahkan, dan DIDAYAGUNAKAN, bukan dibunuh/dipotong sehingga hasilnya merupakan suatu KEKUATAN BATIN yang Luar Biasa.
Akibat terlalu mengagungkan rasio, manusia modern mudah dihinggapi penyakit kehampaan spiritualitas. Kemajuan yang begitu pesat pada wilayah ilmu pengetahuan dan rasionalisme, tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam aspek nilai-nilai transenden, satu kebutuhan vital yang hanya bisa digali dari sumber Ilahiyah melalui pengkajian dan pengamalan esoterik (Kebatinan)
Dengan demikian, jika ingin menemukan SOLUSI untuk mengadakan PERUBAHAN, mencapai keinginan luhur atau sebuah cita-cita maka tentu harus menempuh jalannya. Sebagaimana mata air dari gunung untuk sampai ke muara laut harus menempuh jalannya berupa sungai. Maka, Saat hidup seakan MENEMUI KEBUNTUAN, memilih MENYEPI bisa menjadi pilihan.
Jadi, untuk Membangun Sebuah KEKUATAN PERUBAHAN kita perlu Menempuh Jalan Sunyi. Pasalnya, Hidup tidak Selamanya dengan Jalan Nalar dan Ligika. Kita perlu menempuh jalan Kebatinan untuk MENGENDALIKAN NAFSU serta Menggali, Mengembangkan dan Mendayagunakan Kekuatan Luar Biasa yang ada dalam DIRI.
Menyepi itu penting, supaya kita benar-benar bisa mendengar suara Allah dalam hati. Ambillah jeda untuk mengumpulkan lagi semangat, mengambil hikmah, dan menguatkan langkah. Hidup butuh sepi agar kita mampu mendengar lebih jelas apa kata hati. Hidup butuh sepi untuk tahu siapa yang sebenarnya selalu hadir dan menemani. Hidup perlu sepi untuk mengerti jika Dia selalu ada di sisi.
Marilah sejenak kita menempuh jalan sunyi, menyepi. Menjauh dari semua kegaduhan dan kebisingan duniawi. Mengembara ke dalam DIRI. Menyelam ke lubuk Hati. Tak ada suara kecuali tentang riuh batin, melintas dan menyintas melampaui segala dimensi perasaan. Sebuah jalan sunyi yang mengajarkan banyak makna tentang bisikan hati yang paling tulus.
“Dan sekiranya mereka mengokohkan diri berjalan lurus di atas jalan itu (Dienul Islam), sungguh Kami akan benar-benar memberikan pada mereka air yang menyegarkan”. (Q.S. Al-Jin [72]: 16).
Semoga kita menemukan DIRI SEJATI serta memperoleh pemahaman tentang “BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN, MEMBELA KAUM TERTINDAS, MENYANTUNI YATIM & DHU’AFA SERTA MEMBERDAYAKAN RAKYAT YANG TERMARJINALKAN.” (az)