Jakarta – SKJENIUS.COM,- Dengan kekayaan Alam yang berlimpah dan letak Geografis yang Strategis serta tanahnya yang subur, Indonesia berpeluang menjadi negara maju atau negara berpenghasilan tinggi (high-income countries). Ditambah lagu luasnya lautan diantara ribuan pulau yang indah permai, bagai zamrud di khatulistiwa. Indonesia mempunyai potensi pariwisata yang luar biasa.
Namun realitanya, alih-alih menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi meroket, justru Posisi utang pemerintah per akhir Mei 2020 mencapai Rp 5.258,57 triliun. Rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 32,09%. Sementara itu, Ekonomi Kuartal I 2020 Tersungkur, Indonesia pun Terancam Resesi? Pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal I (Q1) 2020 hanya mencapai 2,97 persen. Nilai itu mendarat jauh dari target kuartal I yang diharapkan mencapai kisaran 4,5-4,6 persen.
Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi yang bisa dibilang “sangat tidak stabil”. Pasalnya, selain mengancam Kesehatan, prahara corona (Covid-19), juga menimbulkan tiga dampak terhadap perekonomian Indonesia, yaitu penurunan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pengangguran, dan peningkatan kemiskinan⁉️🤭
Dengan demikian, Indonesia membutuhkan Pemimpin Nasional yang mampu mencari solusi atas berbagai persoalan bangsa ini. Apalagi di era disruption sekarang ini, Indonesia membutuhkan pemimpin yang tepat agar bisa tetap melaju. Seiring dengan itu, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mengerti keinginan rakyat. Pemimpin itu tak memihak terhadap golongan tertentu saja. Bangsa Indonesia butuh pemimpin yang mampu mengartikulasikan apa yang dikehendaki rakyatnya, termasuk kaum mudanya, jadi bukan hanya sepihak-sepihak.
Namun sayangnya, Indonesia sedang Mengalami Darurat Krisis Kepemimpinan. Pada saat ini pula banyak pemimpin yang hanya sekedar "memimpin" tetapi tidak mencerminkan perilaku seorang pemimpin. Mereka tidak jujur, mereka membohongi rakyatnya, mereka melupakan janji-janji manis yang telah mereka berikan, mereka perlahan-lahan menggerogoti kekayaan negeri ini untuk keuntungan dan kepuasan mereka sendiri.
Tapi tidak berarti bahwa kita kekurangan orang-orang yang mumpuni dan berkualitas. Cuma orang yang memiliki kualitas tersebut tidak mendapatkan kesempatan dan panggung karena kurangnya kemampuan ekonomi, dan idealisme yang menuntut dia tidak sanggup berkompromi dengan kepentingan golongan lain (Partai), yang menyebabkan dia memilih untuk menjadi pengamat gawang.
Mahalnya biaya politik menyebabkan orang yang memiliki kemampuan kepemimpinan, hati yang bersih tapi tanpa kemampuan keuangan tidak akan mampu ikut bersaing. Kalaupun dia sanggup ikut bersaing dengan bantuan dari kolega atau orang yang mendanainya, maka dia akan terikat untuk balas budi dan memenuhi kepentingan orang yang mendukungnya.
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Dalam islam, pemimpin harus mempunyai empat sifat, antara lain : Sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas), dan tabligh (senantiasa menyampaikan kebenaran). Seorang pemimpin yang mempunyai empat kriteria tersebut merupakan sosok pemimpin sejati. Pemimpin yang dibutuhkan dan pemimpin yang diidamkan oleh anggotanya.
Jadi, kepemimpinan adalah kunci untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Indonesia. Pemimpin yang baik
adalah manusia yang selesai dengan dirinya (secara sosialekonomi dan sosialreligius). Mereka adalah pengabdi kemanusiaan dan berbakti untuk kesejahteraan umum.
Indonesia membutuhkan Pemimpin yang berkomitmen kuat untuk mengabdi, dan hal tersebut bersumber pada prinsipprinsip etika, moral, dan agama. Oleh karena itu, SPIRITUAL LEADERSHIP merupakan prasyarat mutlak bagi Calon Pemimpin Indonesia Masa Depan. Tanpa spiritualitas, pemimpin ibarat badan tanpa jiwa. (az).