Jakarta, SKJENIUS.COM.- Subhanallah🙏 Sampai hari ini, Pandemi Covid-19 belum mereda. Masih terjadi penularan virus corona di masyarakat yang menyebabkan kasus Covid-19 terus bertambah. Berdasarkan data yang masuk hingga Rabu pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.522 kasus baru Covid-19. Penambahan itu menyebabkan kini kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 80.094, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Sementara itu, para ahli memprediksi, Ekonomi Indonesia Bisa Melorot ke 0% Jika Wabah Corona Berkepanjangan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ekonomi Indonesia akan terus tertekan. Hal ini sehubungan masifnya penyebaran virus corona (Covid-19). Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di level 2,5-0%.
Alhasil Covid-19 tak hanya menyebabkan masalah kesehatan, melainkan juga perekonomian. Pemerintah Jokowi-Ma’ruf menghadapi Simalakama Mitigasi Covid-19, Kesehatan atau Ekonomi? Pemerintahan Joko Widodo berupaya menangani pandemi Covid-19 dengan membatasi pergerakan masyarakat dan aktivitas usaha. Namun, menjaga perekonomian juga perlu menjadi perhatian utama pemerintah.
Bila kita cermati, nampaknya, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau isolasi bukanlah kunci untuk menangani persoalan laju penyebaran Covid-19. Sekalipun penutupan wilayah di beberapa daerah sudah memasuki tahap ketujuh sejak dilangsungkan pada 18 April lalu, jika masyarakat tidak bisa mematuhi aturan tersebut, virus korona tetap akan menyebar kemana-mana.
Menurut saya, kata kunci dari krisis COVID-19, yang telah melanda hampir seluruh dunia dan membawa konsekuensi berat bagi populasi, sosial, politik, budaya, peribadatan, spiritualitas dan ekonomi negara, adalah Kesadaran Masyarakat
Maka, di tengah musibah yang melanda Bumi Nusantara ini, sebagai muslim, kita perlu menyadari pentingnya penguatan kesadaran ketuhanan. Artinya, kita perlu menyadari adanya SUMBER ENERGY yang jauh lebih besar yang dapat mengatasi Wabah Virus dari Wuha, Cina ini. Yakni Allah Yang Maha Kuasa.
Karena itulah, bagi kita, Kaum Muslim yang menjadi Pewaris Budaya Spiritual Nusantara tentu saja harus Menyadari betapa banyak Hikmah dan Pelajaran yang dapat kita petik dari pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang merupakan penyebab krisis global itu.
Sebagai warga negara yang Berketuhanan Yang Maha Esa, tentu kita Yakin bahwa Yang Maha Kuasa menjalankan dunia, sehingga kita dapat percaya bahwa ada alasan mengapa ini terjadi. Kami bukan ‘Ulama sehingga yang paling bisa kami lakukan adalah menggali pelajaran apa yang bisa kami pelajari dari pandemi yang belum pernah terjadi ini dan bagaimana kami dapat menanggapi tantangan.
Dalam suatu percakapan dengan Guru Mursyid kita, Allahyarham Bapak Sesepuh Pengajian Tawakal, Haji Permana Sasrarogawa, Pemimpin Spiritual yang bijak itu mengingatkan ada Tiga hal yang perlu kita kerjakan sebagai tanggapan terhadap Musibah. Kesemuanya berhubungan dengan Kualitas Pribadi, yaitu :
- Menerima Dengan Penuh Syukur Segala Musibah itu sebagai Surat Cinta dari Allah dan Menyadari sepenuhnya, Musibah itu adalah teguran Allah karena kita melaksanakan Petunjuk-Nya;
- Berserah Diri dan Memohon Petunjuk dan Pertolongan-Nya, agar kita bisa menyelesaikan masalah yang terjadi;
- Memberi kepada orang lain. Bersedekah, dengan harapan Menarik Simpati Langit. Semoga Turun Intervensi Allah Untuk Mengatasi Musibah Yang dihadapi.
Mengapa dalam mengatasi pandemi coronavirus ini adalah kualitas pribadi yang harus kita fokuskan? Pelajaran pertama dari Menerima Dengan Penuh Syukur Segala Musibah itu sebagai Surat Cinta dari Allah adalah untuk menginternalisasi fakta bahwa kita tidak memegang kendali. Realitanya, dengan banyaknya keajaiban teknologi yang terjadi pada awal abad ke-21 - AI, pemetaan genom, rekayasa genetika, komputer kuantum - kita tidak dapat mengendalikan virus mikroskopis. Kita semua meringkuk di rumah kita, pekerja perawatan kesehatan adalah tentara di garis depan, dan puluhan ribu orang sekarat di seluruh dunia.
Tradisi kita, sebagai Bangsa yang Berbudaya Nusantara memberi tahu kita bahwa meskipun kita berpikir bahwa upaya kita adalah yang mengarahkan peristiwa-peristiwa dunia, sering kali kita diajarkan dengan cara yang sangat dramatis sehingga tidak demikian halnya dalam menghadapi Wabah coronavirus ini. Al-Qur’an menjelaskan “Bila Allah berkehendak serta menghendakinya, adalah mudah bagiNya, dan terjdilah hanya dengan kehendakNya.”
Kun Fayakuun = Jadilah, maka terjadilah apa yang dikehendaki. Tiada hal yang sulit bagi Allah, tiada hal yang mustahil untuk tidak terjadi jika Allah menghendaki terjadinya sesuatu dan atau tiadanya sesuatu.
Dalam kehendakNya menjadikan sesuatu, ada yang melalui proses masa atau kurun waktu, ada yang seketika, dan ada yang melalui proses tahapan hingga wujud akhirnya. Allah pun telah mengatakan di dalam firman-Nya:
“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu, dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal.” (QS Ali Imran [3]:160).
Maka, walaupun seluruh kekuatan dikerahkan, sumber daya dan sumber dana, logistik dan jaringan. Namun, jika Allah masih berkenan menolong hamba-Nya, seseorang, atau suatu kaum, maka tak ada yang dapat melawan-Nya. Semuanya akan takluk di bawah kemahakuasaan-Nya. Manusia bukanlah sumber kekuatan utama; bahwa ada otoritas superior di luar kita. Yang Maha Kuasa sedang mengajar kita melalui Pandemi Corona untuk meredam kebanggaan dan rasa pemberdayaan kita.
Untuk itulah kita merayu Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo agar tidak melupakan aspek spiritual dalam Menanggulangi wabah corona, seiring dengan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini. Adapun Gerakan Spiritual yang perlu dilakukan meliputi 7 (Tujuh) respons spiritual, yaitu;
Pertama : Menjadikan Masjid sebagai Pusat Gerakan Spiritual Berbasiskan Ruqyah, Zikir dan Do'a. Tentu saja kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mengikuti Protokol Kesehatan. Jika perlu dikawal oleh aparat keamanan dan petugas kesehatan.
Sesungguhnya sebaik-baik tempat yang ada di muka bumi ini dan tempat yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala adalah masjid-masjid. Karena masjid-masjid adalah tempat berkumpulnya kebaikan, tempat orang-orang melakukan ketaatan, tempat kembalinya iman dan berlabuhnya hati. Allah subhanahu wa ta’alamemerintahkan agar diangkat nama dan disebut nama Allah di masjid-masjid tersebut.
Juga Allah memerintahkan untuk ditegakkan shalat di dalamnya. Juga masjid sebagai tempat tersebarnya Ilmu, cahaya dan mimbar bagi petunjuk dan kebaikan. Orang-orang yang beriman selalu mendatanginya, orang-orang yang bertakwa berkumpul di dalam masjid, mereka saling mengingatkan satu sama lain. Di dalamnya ada orang yang bertasbih kepada Allah subhanahu wa ta’ala, ada orang yang berdzikir, ada orang yang berdo’a, ada orang yang membaca Al-Qur’an, ada orang yang sujud, dan semuanya Berserah Diri Kepada-Nya.
Kedua : Melakukan Khataman Qur'an secara berkesinambungan di Masjid selama 24 jam, kecuali saat shalat Wajib. Hal ini untuk memberi energy pada air yang dido'akan untuk Anti Covid-19 serta Meruqyah Umat dan Meruwat Negeri. Karena itu setiap menjelang datangnya waktu shalat, Tilawah diperdengarkan pakai Loudspeaker.
Al-Qur’an adalah mutiguna, disamping digunakan sebagai ibadah juga bisa digunakan sebagai obat yang sangat ampuh baik untuk penyakit rohani maupun penyakit jasmani.
Ruqyah merupakan suatu metode pengobatan dengan menggunakan bacaan-bacaan yang bersumber dari Al- Qur’an dan hadist agar terhindar dari gangguan jin maupun syaitan dan bisa juga dilakukan untuk mencapai apa-apa yang diinginkan, baik itu perkara di dunia maupun di akhirat.
Ketiga: Melaksanakan Shalat Berjamaah Lima Waktu dan Shalat Jum'at. Bila dirimu merasa sedih sholatlah. Bila dirimu diamuk amarah sholatlah, dan bila dirimu ditimpa musibah, sholatlah. Tak ada aktivitas lain selain sholat ketika hati gundah gulana. Tak ada obat mujarab selain sholat. Bermohonlah dan curahkan segenap perasaan yang ada. Itulah salah satu syarat doa terkabulkan. Ikhlas karena Allah!
Dalam sholat terintegrasi proses latihan meletakkan kendali diri secara proporsional, mulai dari gerakan, inderawi, aqal, dan pengelolaan nafsu yang pada akhirnya akan menghasilkan jiwa yang bersifat muthma’innah. Orang yang memiliki jiwa muthma’innah inilah yang pada akhirnya akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai sholat dalam keseharian yaitu nilai-nilai yang didominasi kesabaran paripurna.
Didalam QS Al Baqarah [2] ayat 45 Allah SWT berfirman, “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."
Keempat: Sujud Berserah Diri dengan berzikir dengan Membaca Asma Allah sebanyak-banyaknya. Manfaat dzikir pagi dan petang yang pertama adalah mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Orang yang senantiasa memuji kebesaran Allah akan selalu terlindung dari keburukan. Dzikir juga bisa membuka pintu keselamatan dunia akhirat.
Imam Ghazali dalam kitabnya “Dzikrullah” menulis, “Jika Anda bertanya, kenapa dzikir kepada Allah yang dikerjakan secara samar oleh lisan dan tanpa memerlukan tenaga yang besar menjadi lebih utama dan lebih bermanfaat dibandingkan dengan sejumlah ibadah yang dalam pelaksanaannya banyak mengandung kesulitan?”
Imam Ghazali menjelaskan bahwa dzikir mengharuskan adanya rasa suka dan cinta kepada Allah Ta’ala. Maka tidak akan ada yang mengamalkannya kecuali jiwa yang dipenuhi rasa suka, dan cinta untuk selalu mengingat dan kembali kepada-Nya.
Kelima : Membaca Do’a Khatam Qur’an dan Do'a Tolak Bala Setiap Selesai Khatam Qur'an yang diperdengarkan lewat pengeras suara agar masyarakat dapat mendengar dan ikut berdo’a serta mengaminkan
Keenam : Memberikan Santunan setiap hari kepada masyarakat sekitar masjid yang terdampak wabah corona, sesuai kemampuan Jamaah dan Dewan Kemakmuran Masjid;
Yakinlah. Sedekah Mengundang Intervensi Allah untuk Menyelamatkan dari Wabah Coronavirus.
Satu diantara pahala sedekah adalah menghindarkan diri kita dari bencana atau musibah (sedekah menolak bencana), sebagaimana sabda Nabi SAW:
“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (HR. Baihaqi & Thabrani).
Ketujuh: Membagikan Air Khataman Qur'an kepada Jamaah dan masyarakat sekitar Masjid. Setiap selesai Khataman Qur'an air dalam kemasan yang sudah dido’akan dibagikan kepada masyarakat. Sehingga dapat digunakan untuk menguatkan daya imunitas Tubuh dan mengobati Inpeksi bagi mereka yang terlanjur sudah terpapar.
Insya Allah, Air yang sudah dibacakan Khataman Qur'an dan dido'akan dengan Do'a khataman tentu saja mempunyai daya penyembuhan yang Luar Biasa serta mampu menetralisir Coronavirus COVID-19. Mari kita hayati dan amalkan petunjuk Allah berikut ini,
“Dan Kami turunkan dari al Quran suatu yang menjadi obat (penawar) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS al-Isrâ’/17: 82).
Demikianlah Ketujuh Respons Spiritual yang perlu dilakukan untuk menghalau virus corona kembali ke asalnya. Inna Lillahi wa inna ilaihi Raji'un. Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billah. Semoga wabah coronavirus diangkat Allah dari Bumi Bumi Nusantara. Aamiin. Yaa Rabbal 'Alamin 🙏 (az).