Jakarta, SKJENIUS.COM,- Patut kita renungkan dan menjadi bahan Kajian serta Diskusi kita bersama, terutama para Anggota Group Gerakan Politik Islam Indonesia, apa yang dikatakan Sobat Saya, Dr. Zulfikri Suleman,MA,
“Melek politik adalah hak setiap orang, oleh sebab itu ajaran sempit, monopoli kebenaran dan semua bentuk pembodohan harus dihapuskan dari muka bumi ini karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan semangat pergaulan antar umat manusia.”
Yaa, Sudah waktunya Umat Islam, mulai dari rakyat jelata, cendekiawan, budayawan, ilmuwan, tokoh masyarakat, mubalig, da’i dan para ‘Ulama agar MELEK politik. Karena itu, ada diantara kita berperan aktif untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya melek politik dan memberi pendidikan politik kepada Umat.
Pasalnya, seluruh kebijakan yang dihasilkan para elite politik akan berdampak terhadap hampir seluruh aspek kehidupan Umat Islam sebagai warga negara Mayoritas. Kita harus berusaha memadukan kekuatan TAKBIR dan SIYASAT dengan SUNNATULLAH. Sehingga kita dapat MENGONVERSI kekuatan Umat Islam yang mayoritas menjadi KEKUATAN POLITIK.
Untuk itu, Kita harus Mampu Mengejawantahkan Filosopi Politik dari Maha Guru Gerakan Politik Islam Indonesia, HOS Cokroaminoto yang mengatakan, “Sebersih-bersih Tauhid, Setinggi-tinggi Ilmu, dan Sepandai Siyasah.”
Karena itulah Umat Islam harus Mampu memahami Kearifan Lokal dan menjaga warisan baik para pendahulu.
Lebih dari itu, selaku penerus Jihad Gerakan Politik Islam Indonesia, maka umat Islam juga harus mampu membuat inovasi dan kreasi dalam mewujudkan hal baru yang lebih baik dan kontekstual untuk menjawab permasalahan bangsa.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Gerakan Politik Islam Indonesia mengundang Anda untuk mengikuti Kajian Politik Transformatif dengan Topik “Menjemput Kemenangan Gerakan Politik Islam Indonesia”,
Insya Allah ada 7 Materi yang akan kita Kaji bersama dalam Diskusi kita, yakni :
1. Masa Depan Gerakan Politik Islam Indonesia;
2. Menjalin Ukhuwah Islamiyah Berbasis Pemberdayaan Umat;
3. Gerakan Pemberdayaan Umat;
4. Pembelaan Terhadap Kaum Buruh;
5. Membangun Bisnis Sosial (Social Enterprise) Sebagai Mesin Pencetak Uang;
6. Gerakan Pengembangan Ekonomi Umat;
7. Pengembangan Komunitas Bebas Riba.
Semoga melalui, Kajian Politik Transformatif ini, kita bersama mampu memunculkan “creative action” berbasis kinerja dan karya. Sehingga dapat memperluas daya tarik Gerakan Politik Islam Indonesia (GPII) terhadap pemilih. Kerasnya kompetisi politik dan besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilu, membuat GPII harus memperkuat Gerakan di Akar Umbi, sehingga bisa memperoleh dukungan dan legitimasi religius dari para elit lokal.
Bagi Gerakan Politik Islam Indonesia (GPII) perjuangan yang utama adalah bagaimana nilai-nilai Islam dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terkait dengan kepentingan umat Islam secara khusus yang perlu diatur oleh UU, turut memperjuangkannya melalui para anggota parlemen yang belatar belakang GPII.
Seiring dengan itu, yang perlu disikapi dengan kritis kini dan di masa depan adalah, di antara berbagai macam gerakan yang mengatasnamakan Islam, jangan sampai hal tersebut hanyalah gerakan politik individu atau kelompok yang mengatasnamakan Islam. Bahkan hanya menjadi sandaran kelompok lain yang menjadikan kekuatan umat Islam sekedar sebagai basis suara kepentingan politiknya. (az).